Minggu, 20 November 2016

SBY Disadap seperti Skandal Watergate

Merasa Disadap, SBY Minta Pendukung Bersabar  

 

RABU, 01 FEBRUARI 2017 | 21:12 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, 1 Februari 2017. Presiden ke-6 tersebut membahas terkait dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin. ANTARA FOTO
TEMPO.COJakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta pendukungnya bersabar menghadapi isu penyadapan percakapannya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin. Alasannya, SBY mendapatkan pesan amarah terkait dengan penyadapan tersebut.

"Saya berharap karena saya sudah menyampaikan seperti ini, teman-teman dan pendukung harap sabar dan tegar," kata SBY, presiden keenam Indonesia, di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.

Hari ini, SBY memberikan klarifikasi atas persidangan dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam persidangan kemarin, nama SBY disebut-sebut berhubungan dengan Ma'ruf yang diduga diminta SBY membuatkan fatwa soal agama tersebut.

Kuasa hukum Basuki, Humphrey Djemat, mengaku memiliki bukti percakapan antara Ma'ruf dan SBY sebelum menerima kedatangan Agus-Sylvi. Ia menyebutkan, sehari sebelumnya, 6 Oktober 2016, SBY meminta Ma'ruf menerima kunjungan pasangan nomor satu itu.

SBY pun menilai langkah untuk memberi klarifikasi lebih baik ketimbang memberi pernyataan melalui media sosial. "Lebih baik begini daripada main di media sosial, ada banyak hoax," kata SBY.

ARKHELAUS WISNU

===

SBY Benarkan Menelepon Ma`ruf Amin, Bicarakan Agus-Sylvi
RABU, 01 FEBRUARI 2017 | 18:34 WIB
SBY Benarkan Menelepon Ma`ruf Amin, Bicarakan Agus-Sylvi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu 1 Februari 2017. Tempo /Arkhelaus
TEMPO.COJakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan penyadapan percakapan antara dia dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin merupakan kejahatan. SBY memohon negara mengusut penyadapan tersebut. "Saya menilai penyadapan itu adalah sebuah kejahatan karena itu penyadapan ilegal," kata SBY kepada wartawan di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.

SBY mengakui berbincang lewat telepon dengan Ma'ruf pada 7 Oktober 2016. Menurut SBY, pembicaraan itu hanya mengabarkan kedatangan anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono, bersama Sylviana Murni untuk memohon restu kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Pengurus Pusat Muhammadiyah untuk mengikuti pemilihan kepala daerah DKI 2017. SBY mengatakan percakapan terjadi melalui telepon milik staf yang ikut dalam pertemuan itu.

Baca:
Kata SBY soal Pertemuan Mar`uf Amin dan Agus Yudhoyono
BREAKING NEWS, SBY: Telepon Disadap seperti Skandal Watergate

Namun SBY membantah meminta dibuatkan fatwa penistaan agama kepada Ma'ruf saat itu. "Silakan tanya sendiri apakah fatwa dikeluarkan di bawah tekanan SBY atau siapa pun," kata dia.

Perbincangan antara SBY dan Ma'ruf terungkap dalam persidangan perkara penistaan agama dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai terdakwa. Basuki dan tim kuasa hukumnya mencecar Ma'ruf yang saat itu hadir sebagai saksi. Mereka meminta penjelasan detail isi perbincangan SBY dan Ma'ruf. Ahok menduga fatwa yang dikeluarkan MUI dibuat di bawah tekanan SBY.

SBY meminta negara mengusut penyadapan tersebut. "Saya hanya memohon keadilan karena hak saya diinjak-injak dan privacy saya yang dijamin undang-undang dibatalkan dengan cara disadap secara ilegal," kata dia.

SBY mengatakan polisi dan penegak hukum lainnya memegang bola dalam penyusutan penyadapan itu. Jika ternyata penyadapan dilakukan institusi negara, SBY meminta Presiden Joko Widodo mengambil alih.

VINDRY FLORENTIN
===
https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/01/078841954/sby-benarkan-menelepon-ma-ruf-amin-bicarakan-agus-sylvi

BREAKING NEWS, SBY: Telepon Disadap seperti Skandal Watergate

RABU, 01 FEBRUARI 2017 | 17:08 WIB
BREAKING NEWS, SBY: Telepon Disadap seperti Skandal Watergate
Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar acara buka bersama di kediamannya, Cikeas, Bogor, 10 Juni 2016. Isu Ekonomi dan Hukum menjadi bahasan SBY pada acara ini. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.COJakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi pernyataan pengacara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam sidang dugaan penistaan agama bahwa dia melakukan percakapan telepon dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin.

BACA JUGA: Ini yang Membuat SBY Merasa Teleponnya Disadap

Menurut SBY, penyataan pengacara itu menunjukkan bahwa teleponnya disadap. Tanpa perintah pengadilan atau polisi, penyadapan terhadap pembicaraan teleponnya dengan Ma'ruf itu ilegal.

SBY menyamakan penyadapan ini dengan skandal Watergate, yang membuat Presiden Amerika Serikat Richard Nixon terjungkal akibat penyadapan terhadap lawan politiknya pada 1972. "Dulu kubu Nixon menyadap kubu lawan politik yang juga sedang dalam masa kampanye presiden. Nixon terpilih, tapi terbongkar, ada penyadapan, tapingspying, sehingga Nixon mundur, karena kalau tidak, ia akan di-impeach," kata SBY dalam jumpa pers di rumahnya di Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017. Sejumlah stasiun televisi menyiarkan secara langsung jumpa pers ini.

Dalam sidang dengan terdakwa Ahok, kuasa hukum Ahok mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan hubungan Ma'ruf, yang tampil sebagai saksi, dengan SBY. Awalnya, Humphrey Djemat, kuasa hukum Ahok, menanyakan soal pertemuan Ma'ruf dengan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, pada 7 Oktober 2016. "Banyak pemberitaan yang menampilkan adanya dukungan Ma'ruf kepada pasangan nomor satu itu," kata dia.

Ma'ruf tak menyangkal adanya pertemuan itu. Namun dia membantah bila disebut memberi dukungan. Ma'ruf yang menjabat sebagai Rais Aam PBNU, menyatakan NU tidak mendukung salah satu calon. Menurut dia, ada pernyataan dirinya yang dianggap mendukung Agus-Sylvi, padahal tidak.

"'Warga NU tentu akan memilih calon yang paling banyak samanya dengan NU. Mudah-mudahan paslon nomor satu yang banyak samanya'. Ucapan di kalangan NU itu sebagai menggembirakan. Bukan mendukung," ujar Ma'ruf.

Kemudian, Humphrey kembali mengungkapkan adanya percakapan Ma'ruf dengan SBY melalui telepon, tepat sehari sebelum pertemuan itu. Humphrey meminta penjelasan pada Ma'ruf soal adanya permintaan SBY agar menerima kunjungan anaknya, Agus, di kantor PBNU dan meminta agar dibuatkan fatwa mengenai penistaan agama. Namun, Ma'ruf membantah adanya percakapan itu.

Penyadapan terhadap percakapan telepon inilah yang menurut SBY merupakan kejahatan, karena dilakukan secara ilegal.

Y.Y.
sumber:  https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/01/078841921/breaking-news-sby-telepon-disadap-seperti-skandal-watergate

Misteri Foto Manohara Gandeng Anak Donald Trump Terungkap

Misteri Foto Manohara Gandeng Anak Donald Trump Terungkap
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Galuh Palupi Swastyastu
TRIBUNNEWS.COM - Manohara Odelia Pinot atau lebih dikenal dengan Manohara pernah menghebohkan masyarakat Indonesia karena pernikahannya dengan seorang putra dari Sultan Kelanta, Malaysia.
Nama Manohara mencuat di berbagai media massa Indonesia dan Malaysia pada pertengahan bulan April 2009 silam karena konflik yang terjadi dengan suaminya, Tengku Muhammad Fakhry Petra, putra ke-3 Sultan Kelantan, Malaysia.
Manohara pernah menyatakan bahwa segala tuduhan penculikan dan penganiayaan yang dilayangkan ibunya kepada suaminya adalah fakta.
Manohara juga menyatakan tidak bersedia kembali ke Kelantandan menyatakan niatnya untuk bercerai dari Tengku Fakhry.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah foto yang beredar di media sosial tentang model cantik baru saja membuat heboh netizen.
Akun gosip thereal_jenk_kelin memposting foto lama dari Manohara.
Dalam foto yang diunggah oleh akun gosip tersebut, nampak Manohara sedang berpose bersama anak dari Donald Trump, yakni Donald Trump Jr (Junior).
"Apa kabar yess ses Manohara??? Kali ini bukan nggandeng tas kremes yg menjadi fenuminil, tapi nggandeng pangeran baru dong. Ciyee Gandengan baru ciyeee...
ups. Bener gandengan baru ape gandengan lamo yess.. takutnya minjenk yg kudet," tulis akun thereal_jenk_kelin di caption foto.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, awalnya akun thereal_jenk_kelin menduga bahwa anak dari Presiden Amerika Serikat tersebut adalah gandengan baru dari Manohara.
Foto itu pun kemudian menjadi perbincangan netizen.
"ga di blur tuh foto ? Ada belahan ampe tumpeh"
"Apa kata suami ijk ya klo dirikuh pake baju mlorot gituh ?"
"Cupnya yg kekecilan apa ono nya yg kebesaran y min ....keder eke ."
"Salfok ama belahannya,"
Ada juga netizen yang mengira jika foto itu adalah hasil editan.
Tapi ternyata foto tersebut memang asli dan bukan editan.
Foto Manohara dengan Donald Trump Jr tersebut merupakan foto yang diambil oleh majalah The Peak pada bulan Juni 2011.
Keduanya, Manohara dan anak Trump, sedang menghadiri sebuah acara bertajuk "The Peak's Gala Premier" yang digelar di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, 6 Juni 2011.
Di cover majalan sendiri, memang menunjukkan jika Donald Trump Jr sedang berada di Jakarta saat itu.
Acara itu mempertemukan para pebisnis terkemuka di tanah air.
Namun, apa yang terjadi antara Manohara dan putra Trump, apakah memang ada hubungan bisnis, masih menjadi misteri. (*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar