Setelah Bom Gereja, Wihara di Singkawang Dilempari Molotov
Ribuan orang memadati Vihara Tri Dharma Bumi Raya saat berlangsungnya Gladi Bersih Festival Cap Go Meh 2012, di Kota Singkawang, Kalbar, Minggu (5/2). ANTARA/Jessica Wuysang |
TEMPO.CO, Pontianak – Vihara Budi Dharma di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, mendapat serangan bom molotov pada Senin, 14 November 2016, sekitar pukul 03.00 WIB. Tidak ada korban. Kepolisian Daerah Kalimantan Barat langsung membentuk tim khusus untuk mencari pelaku.
"Bom dilempar ke dinding bagian luar vihara," ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Musyafak kepada Tempo, Senin siang. Polisi mendapatkan alat bukti berupa botol kaca seukuran minuman suplemen kesehatan, sumbu, dan sisa cairan minyak tanah. Pelaku diduga berjumlah dua orang dengan menggunakan sepeda motor.
Musyafak mengatakan serangan ke vihara tidak berkait dengan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda. "Saya mengira ini orang iseng yang memanfaatkan situasi. Soalnya, menjelang pemilihan wali kota," katanya.
Musyafak mengatakan bom molotov yang dilemparkan oleh pelaku tidak memiliki daya rusak yang besar. Bom itu hanya menimbulkan bagian dinding yang menghitam. Namun Polri tidak menganggap enteng tindakan tersebut.
"Tim dibentuk dari gabungan intelijen dan Reserse Polda Kalbar serta Reserse Polres Singkawang," katanya. Tim ini langsung bekerja dengan melakukan olah TKP di lapangan. Dia juga mengimbau semua pihak agar tidak terpancing oleh kejadian ini. Warga Kalimantan Barat diminta untuk tidak mengaitkan kejadian ini dengan peristiwa di tempat lain.
"Saya akan segera mengumpulkan para pemuka agama untuk berkoordinasi terkait dengan masalah ini," katanya. Saat ini Vihara Budi Dharma di Jalan Gusti Situt sudah mendapat pengamanan. Polda Kalbar tidak menetapkan status siaga 1 setelah kejadian tersebut.
Berdasarkan keterangan penjaga vihara, Agung Maalim, 51 tahun, dan Bong Lie Fen, 49 tahun, mereka mengetahui adanya pelemparan bom di vihara setelah mendengar adanya suara pecahan kaca. Mereka lalu melihat percikan api di halaman pekong, dan memadamkannya. "Botol dilempar dari sebelah vihara yang tidak diawasi penjaga," kata Bong Lie kepada polisi.
ASEANTY PAHLEVI
Baca Juga
Ini Kata Tetangga Soal Juhanda Pelaku Bom Gereja OikumeneBalita Korban Bom di Gereja Oikumene Samarinda Meninggal
sumber: https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/14/058820123/setelah-bom-gereja-wihara-di-singkawang-dilempari-molotov#
=====
Usai Bom Vihara, Polisi Gandeng TNI untuk Patroli di Singkawang
PONTIANAK - Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Pol Musyafak memerintahkan Polres Singkawang untuk membentuk tim khusus dalam pengejaran pelaku pelemparan botol kecil yang diduga bom molotov di Vihara Budi Dharma, Jalan Gusti M Situt, Kota Singkawang, Kalimantan Barat yang terjadi, Senin (14/11/2016) dini hari.
"Saat ini Polres Singkawang telah membentuk tim khusus dibawah komando Kasat Reskrim, yang dibackup Dir Reskrimum dan Dir Intelkam untuk mengejar dan mengungkap siapa pelaku dibalik pelemparan tersebut," kata Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Suhadi SW.
BERITA REKOMENDASI
Dijelaskannya, saat ini beberapa orang saksi sudah dimintai keterangan untuk mendapatkan keterangan guna membuat terangnya suatu perkara.
"Walaupun dalam pelemparan itu tersebut tidak ada korban baik materil maupun jiwa, namun kami menganggap hal ini adalah peristiwa yang serius dan perlu penanganan segera," ujar Suhadi.
Terlebih lagi, saat ini kota yang dijuluki Kota Amoy tersebut sedang melaksanakan tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota dan Wakil Walikota Singkawang.
Guna mengantisipasi kejadian serupa, Suhadi memastikan kepolisian di Kalbar bersama unsur TNI melakukan patroli bersama. "Kita akan terus menjaga kondusifitas kamtibmas yang sudah cukup mantap selama ini," katanya.
Ia juga berharap kepada masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan melalui peningkatan keamanan swakarsa di lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerjanya masing-masing. (sym)
=======
Kronologi Pelemparan Bom Molotov di Vihara
Dara Purnama
Jurnalis
JAKARTA - Kapolres Singkawang, Kalimantan Barat, AKBP Sandi Alfadien Mustofa membeberkan kronologi kasus pelemparan botol kecil yang diduga bom molotov di Vihara Budi Dharma, Jalan Gusti M Situt, Kota Singkawang. Sekira pukul 03.00 WIB, seorang penjaga menyebut adanya suara botol pecah yang memicu percikan api.
“Tadi malam kita mendapat keterangan jam 3 subuh. Menurut penjaga ada percikan api dan suara botol pecah,” ujar Sandi saat dikonfirmasi awak media, Senin (14/11/2016).
BERITA REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, polisi menemukan pecahan botol dan jelaga hitam. Selain itu, ditemukan pula sebuah kain yang terbakar.
“Hasil olah TKP memang ada jelaga hitam dan pecahan botol. Botol ukuran kecap kecil dan kain terbakar,” imbuhnya.
Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Terlebih lagi, insiden itu terjadi jauh dari vihara.
“Kita melihat tidak ada kerugian dan korban. Karena memang jatuhnya botol tersebut di dekat pagar di lantai. Jauh dari vihara,” tandasnya. (sym)
http://news.okezone.com/read/2016/11/14/340/1541469/usai-bom-vihara-polisi-gandeng-tni-untuk-patroli-di-singkawang
=====
Vihara di Singkawang Dilempar Bom Molotov
SINGKAWANG - Vihara Budi Dharma di Jalan GM Situt, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, diteror bom molotov. Bom itu diduga dilempar dua orang tak dikenal, Senin (14/11/2016) sekira pukul 02.40 WIB.
Informasi yang dihimpun Okezone menyebutkan, bom molotov itu mengenai bagian lantai samping vihara dengan nama lain Kwan Im Kiung tersebut. Bom itu tak membakar bangunan vihara yang saat itu dalam kondisi kosong. Tak ada korban jiwa.
BERITA REKOMENDASI
Kejadian tersebut baru diketahui oleh penjaga dan pembina vihara pada pagi tadi, ketika vihara akan dibuka kembali untuk warga yang mau beribadah.
Sebelum kejadian, dilaporkan ada dua orang mondar-mandir di sekitar vihara yang terletak persis di depan Bank Centra Asia itu.
"Setelah melempar bom molotov dari samping pagar, diduga kedua orang tersebut melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor," kata salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian. Namun, aparat Polres Singkawang diketahui sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi. Serta mengambil sampel bekas bom molotov yang dilemparkan untuk diidentifikasi.
Di lokasi ledakan kini dijaga ketat polisi. Warga sudah kembali beraktivitas seperti biasanya.
=======
Pelaku Bom Samarinda Harus Dihukum Berat untuk Berikan Efek Jera
JAKARTA – Salah seorang pelaku aksi teror bom molotov di Depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, J (32), telah diamankan pihak kepolisian. J ternyata seorang residivis dengan kasus serupa yaitu, bom buku dan bom Serpong.
Menurut kriminolog Edi Hasibuan, pelaku tersebut harus diberikan hukuman berat jika memang dalam proses penyelidikan polisi dinyatakan bersalah atas kasus teror itu.
BERITA REKOMENDASI
Edi menambahkan, hukuman yang lebih berat akan membuat pelaku semakin jera untuk kembali melancarkan aksi radikalisme yang serupa. Mengingat, hukuman tiga tahun kurungan penjara tidak membuat J jera dalam menebar ancaman.
"Segi hukum harus dihukum berat karena sudah melakukan kasus yang sama itu kan pertimbangan hukum karena sudah pernah lakukan. Sehingga harus dihukum berat biar dia semakin jera dan kapok," kata Edi kepada Okezone, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Mendalami motif pelaku, Edi menyatakan, ada kemungkinan jaringan dan oknum lain yang terlibat di balik aksi tersebut. Jadi, polisi harus mengungkap tuntas seluruh jaringan pelaku tersebut.
"Saya kira masih ada jaringan dia yang berkeliaran. Tugas Polri mengusut tuntas dia dan jaringannya karena tidak menutup kemungkinan ada otak dan jaringan di belakangnya," tuturnya.
J diduga merupakan seorang residivis atas kasus bom buku dan bom Serpong lalu. Pelaku untuk sementara terlibat dalam jaringan teroris kelompok Jamaah Anshar Tauhid (JAT) Kalimantan Timur.
Perbuatan J itu menyebabkan empat orang terluka, bahkan korban-korban itu kebanyakan dari anak-anak sampai balita, yang mengalami luka bakar serius di tubuhnya. Hingga kini seluruh korban tersebut masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat.
====
Kasus Ahok dan Bom Samarinda, Ini Kata Mahasiswa Lintas Iman
Pimpinan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) temui Majelis Dewan Adat Dayak Nasional di Pontianak, Kamis, 10 November 2016 |
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah organisasi mahasiswa lintas agama dari Islam, Kristen, Khatolik, Hindu dan Budha menyatakan sikap tegas terhadap dua isu yang saat ini mencuat. Di antaranya kasus pemboman gereja di Samarinda dan dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Kami mengutuk keras kejadian di Samarinda dan mempertegas kasus Ahok adalah persoalan individu, bukan persoalan politik,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aminuddin Ma'ruf di Jakarta, Senin malam, 14 November 2016.
Aminuddin mengatakan untuk pemboman di Samarinda secara nyata adalah bentuk radikalisme. Pihaknya menegaskan bahwa radikalisme adalah musuh bersama tidak hanya umat Islam.
Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Sahat Sinurat mengatakan sedikitnya ada 4 orang anak yang menjadi korban pemboman molotov di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda. Ia meminta kepada pemerintah untuk lebih tegas menegakkan hukum. Tidak hanya kepolisian, namun juga meminta kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan serta Menteri Hukum dan HAM untuk turun tangan.
Sementara untuk kasus Ahok, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Mulyadi Tamsir mengatakan tidak akan mengaitkan persoalan itu ke ranah politik. Ia mengajak masyarakat secara khusus menyoroti kasus Ahok merupakan persoalan individu dan tidak berkaitan dengan agama yang dianut.
Mulyadi mengatakan pihaknya menunggu gelar perkara kasus Ahok yang digelar besok. Ia mendesak kepada kepolisian agar tetap profesional dan independen. “Yang penting memenuhi keadilan bagi rakyat,” kata dia.
Pernyataan sikap tersebut diikuti oleh 8 organisasi lintas agama. Di antaranya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, dan Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia.
DANANG FIRMANTO
sumber:https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/15/078820235/kasus-ahok-dan-bom-samarinda-ini-kata-mahasiswa-lintas-iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar