Caleg yang Surat Suaranya Tercoblos Itu Putra Dubes RI di Malaysia; Davin Kirana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Davin Kirana menjadi perbincangan hari ini setelah adanya video yang viral soal surat suara di Malaysia.
Sebelumnya akun Facebook Media Informasi Prabowo memposting video surat suara tercoblos
Seorang pria mereka saat menemukan sejumlah plastik dan karung yang berisi surat suara yang diduga sudah tercoblos di Selangor, Malaysia.
Surat suara yang ditemukan sudah tercoblos untuk calon Presiden nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin.
Tak hanya presiden, surat suara juga sudah tercoblos untuk satu caleg dari Partai Nasdem nomor urut 02
"Kita sudah melakukan penggerebekan di Bandar Baru Bangi di Universiti tempatnya. Barang-barang sudah dicoblos. Di Malaysiaselangor. Sudah dicoblos 01, Partai Nasdem nomor 5, calegnya nomor urut 3 namanya Ahmad," kata pria di video
Pria itu meminta KPU untuk segera membatalkan urusan tentang DPL Malaysia.
"Kami harap KPU Indonesia membatalkan semua urusan tentang DPL Malaysia dari hari ini sampai tgl 14. Kalau tidak kami akan duduki KBRI," lanjutnya.
Dia mengatakan ada sekitar 57 kantong hitam di tempat tersebut.
"Ada sekitar 57 kantong hitam. Di kedai kosong di Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia," tukasnya.
Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, KPU tengah mengonfirmasi peristiwa tersebut.
"Kami sedang mengonfirmasi apa yang sedang terjadi dan meminta pihak PPLN untuk mengecek terlebih dahulu. Jadi tunggu konfirmasi KPU," kata Ilham saat dikonfirmasi, Kamis (11/4/2019).
Ia menambahkan belum bisa mengambil langkah karena belum mengetahui kronologi insiden itu.
"Kami pecat sesuai dengan temuan-temuan dan kami kemudian serahkan kepada DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) gitu. Atau kita menunggu rekomendasi Bawaslu terkait kejadian tersebut," ujar Ilham.
DPP Partai Nasdem menyatakan tengah mencari tahu kebenaran video pencoblosan surat suara di Malaysia atas sejumlah calegnya, yang viral di media sosial.
"Kami juga baru mendengar informasinya, dan kami sedang mencari informasi lebih dalam apa yang sedang terjadi," kata Ketua DPP Nasdem Willy Aditya dihubungi di Jakarta, Kamis (11/4/2019), seperti dikutip Antara.
Willy mengatakan Nasdem menjunjung tinggi prinsip-prinsip jujur dan adil dalam pemilu. Nasdem telah mengutus Ketua Nasdem diMalaysia, yakni Teuku Adnan untuk meninjau lokasi video itu diambil.
Lalu siapa Davin Kirana ?
Davin Kirana merupakan pria berusia 22 tahun
Davin Kirana adalah anak sulung dari bos Lion Air, Rusdi Kirana, yang kini menjabat sebagai Dubes RI di Malaysia.
Davin Kirana memilih karirnya sendiri untuk menjadi caleg DPR dari Partai Nasdem untuk Dapil Jakarta II yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu
"Kayaknya iya, sih, itu putranya Pak Rusdi Kirana," kata Sekjen Partai Nasdem Johny F Plate seperti dikutip dari Warta Kota
Menurut Johnny, Davin Kirana merupakan generasi milenial.
"Ya politisi kan siapa saja boleh asal memenuhi syarat. Kalau lihat di CV sepertinya iya anaknya Pak Rusdi. Kan ini generasi milenial, ya," ucapnya.
Minta Rusdi Dicopot
Direktur Hubungan Luar Negeri Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Irawan Ronodipuro meminta Dubes RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana, dicopot dari jabatannya.
Hal tersebut merespons adabta temuan surat suara tercoblos diMalaysia.
Dengan adanya temuan surat suara tercoblos di Malaysia, mengindikasikan adanya kecurangan dalam Pemilu 2019.
"Terkait adanya temuan dan bukti video yang memperlihatkan bahwa surat suara pemilu yang telah tercoblos untuk pasangan capres 01 dan untuk caleg dari parpol tertentu itu telah memperlihatkan bahwa kecurangan pemilu telah terlihat," ungkap Irawan seperti dikutip dalam siaran pers BPN, Kamis (11/4/2019).
Ia meminta kepada presiden untuk mencopot duta besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana.
Karena menurutnya kejadian tersebut terjadi di Malaysia tempat Rusdi Kirana bertugas.
Kejadian tersebut juga membuat Indonesia malu di mata dunia internasional karena tidak bisa menyelenggarakan Pemilu dengan baik.
"Kami meminta Presiden menarik Dubes RI untuk Malaysia, karena itu memalukan," katanya.
Sebelumnya beredar sebuah video yang menunjukkan tumpukan puluhan kantong warna hitam berisi surat suara Pemilu 2019 sudah tercoblos dalam ruangan kosong sebuah ruko, kawasan Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia.
Nampak sekitar 57 kantong hitam dibariskan rapi pada sudut ruangan.
Ditunjukkan dalam video, surat suara pemilihan Presiden sudah tercoblos untuk paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, sedangkansurat suara DPR RI tercoblos untuk caleg Partai Nasdem nomor urut 3 atas nama Ahmad.
Nama Ahmad sendiri terdaftar sebagai caleg DPR RI daerah pemilihan DKI Jakarta II.
Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar benarkan ada surat suara Pemilu 2019 yang sudah tercoblos di Selangor, Malaysia.
Fritz mengatakan kecurangan tersebut ditemukan oleh Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Bener, Panwaslu LN Kuala Lumpur sebagai penemu," kata Fritz saat dikonfirmasi, Kamis (11/4/2019).
"Jelas ada kegiatan yang TSM (terstruktur, sistematis, dan masif) dalam kegiatan ini. Terbukti PPLN (Panitia Pemilihan luar Negeri) tidak melaksanakan tugas dengan benar," imbuhnya.
Atas kasus tersebut, Bawaslu RI meminta KPU RI segera menghentikan sementara segala kegiatan pemungutan suara di seluruh wilayah Malaysia hingga kasus ini terang-benderang.
Bawaslu juga meminta KPU melakukan evaluasi kerja khususnya kepada PPLN Kuala Lumpur.
"Kami akan meminta KPU menghentikan pemungutan suara di seluruh Malaysia sampai semua jelas," tegas Fritz.
Respons Bawaslu
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, nanti malam akan memberikan putusan hasil temuan terkait kabar surat suaraPemilu 2019 yang sudah tercoblos di Malaysia.
Ketua Bawaslu RI Abhan menjelaskan pihaknya saat ini sedang mengumpulkan berbagai dokumen, alat dan data pengawasan dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di Malaysia.
Usai terkumpul seluruhnya, Bawaslu kemudian akan membahasnya dalam rapat pleno. Setelah itu, mereka akan berkirim surat ke KPU RI menyampaikan rekomendasi tersebut.
"Kita lihat dulu fakta-faktanya siapa yang melakukan dan apa modusnya, tapi tindakan kami saat ini kami sedang mengumpulkan data dokumen bukti-bukti hasil pengawasan sistem kami di Malaysia," kata Abhan di Kantor KPK RI, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2019).
"Sore atau malam nanti ada keputusan kami, tindakan apa yang harus kami keluarkan, serta rekomendasi kami untuk KPU, nanti ada," jelas dia.
Sementara itu, Anggota Bawaslu RI Rahmat Bagja menjelaskan, persoalan yang akan diteliti ialah terkait keaslian surat suaratersebut. Apakah memang resmi surat suara dari KPU atau bukan. Selain itu, mereka juga akan menelusuri dimana lokasi tepatnya.
Sebab video yang beredar di platform pesan singkat Whatsapp, bukan hanya satu. Melainkan lebih dari tiga video.
"Harus diteliti surat suaranya asli atau tidak, apakah memangsurat suara dari KPU atau bukan, kemudian di mana kejadiannya. Kan ada beberapa video, ada yang lagi nyoblos, itu dari pengawas yang sama atau tidak atau yang berbeda," terang Bagja.
Sebelumnya beredar sebuah video yang memperlihatkan tumpukan puluhan kantong warna hitam berisi surat suara Pemilu 2019 sudah tercoblos dalam ruangan kosong sebuah ruko, kawasan Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia.
Sekiranya ada 57 kantong hitam dibariskan rapi pada sudut ruangan.
Ditunjukkan dalam video, surat suara pemilihan Presiden sudah tercoblos untuk paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, sedangkansurat suara DPR RI tercoblos untuk caleg Partai Nasdem nomor urut 3 atas nama Ahmad.
Kemudian pada video lainnya, surat suara sudah dicoblos untuk paslon yang sama yakni Jokowi-Ma'ruf.
Sedangkan, pada surat suara calon anggota legislatif DPR RI, telah tercoblos caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta II dari Partai Nasdem nomor urut 3 bernama Achmad dan nomor urut 2 Davin Kirana. (Tribunnews.com/Tribunbogor/Taufik Ismail/Danang)
sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2019/04/11/davin-kirana-caleg-yang-surat-suaranya-tercoblos-itu-putra-dubes-ri-di-malaysia?page=all
TKN Malaysia Duga Pencoblos Gambar Jokowi Dibiarkan Kabur
Jakarta, CNN Indonesia -- Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Malaysia mengaku terkejut dengan temuan puluhan ribu surat suara yang telah tercoblos pasangan 01-Ma'ruf di Selangor dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Sekretaris TKN Malaysia Dato Muhammad Zainul Arifin menyayangkan oknum di balik surat suara tercoblos tidak tertangkap saat penggerebekkan. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Sekretaris TKN Malaysia Dato Muhammad Zainul Arifin menyayangkan oknum di balik surat suara tercoblos itu tidak tertangkap saat penggerebekkan.Ia menduga oknum yang mencoblos suarat suara tersebut sengaja dilepaskan."Sangat disayangkan pada saat penggerebekan oknum yang melakukan lari dan tidak tertangkap. Kami menyesali hal itu," ujar Zainul dalam keterangan tertulis, Kamis (11/4)."Ada dugaan sengaja pelaku disuruh melarikan diri," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Zainul menuturkan pihaknya menyesalkan hal tersebut. Sebab, kaburnya pelaku sengaja dilakukan agar Jokowi-Ma'ruf tersudut.
"Maka kami akan mengambil langkah hukum untuk melapor balik oknum-oknum yang secara sengaja merusak kertas suara tersebut," ujar Zainul.Lebih lanjut, Zainul berkata surat suara yang telah tecoblos tersebut untuk diselidiki secara seksama, apakah benar dikeluarkan KPU atau tidak. Sebab, ia berkata ada kemungkinan surat suara tersebut palsu dan digunakan untuk merugikan paslon 01."Dengan jumlah puluhan ribuan sangat banyak dan rumit kalau dilakukan orang per orang," ujarnya.
Zainul mengklaim TKN di Malaysia akan melakukan rapat untuk menyikapi masalah tersebut dan akan mengeluarkan pernyataan resmi. Ia berharap masyarakat tidak mengeluarkan pendapat negatif sebelum ada kesimpulan dari kejadian tersebut.
"Karena kita harus menghindari berita-berita yang bersifat hoaks," ujar Zainul.Ia menambahkan KPU melalui tupoksi Panitia Pemilihan Luar Negeri terus bersifat netral dalam menyelenggarakan pemungutan hingga penghitungan suara.Lebih dari itu, ia meminta Bawaslu untuk datang langsung dan berkoordinasi dengan Kepolisian Malaysia untuk menindaklanjuti kejadian tersebut."Jangan hanya mendengar laporan dari bawah yang belum tentu kebenarannya," ujarnya.
sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190411200820-32-385545/tkn-malaysia-duga-pencoblos-gambar-jokowi-dibiarkan-kabur
Bikin Geger, Ini Sosok Penemu Surat Suara Tercoblos Jokowi di Malaysia
Surat suara tercoblos capres nomor urut 01 Jokowi-Maruf ditemukan di Malaysia.
Suara.com - Penemuan surat suara terlah tercoblos capres nomor urut 01 Jokowi-Marufmendadak heboh. Surat suara tercoblos di Malaysia itu pertama kali ditemukan oleh seorang kader Partai Demokrat bernama Brem.
Pengakuan Brem ini direkam video dan diunggah oleh mantan Kasum TNI Letjen (Purn) JS Prabowo dalam akun Twitter miliknya @marierteman.
"Terima kasih kader @PDemokrat semoga dapat ditindaklanjuti oleh @KPU_ID dan @kbrikualalumpur. Dan semoga ini bukan 'puncak gunung es' dari kecurangan Pilpres dan Pemilu 2019," kata JS Prabowo seperti dikutiup Suara.com, Kamis (11/4/2019).
Dalam video itu, Brem yang mengenakan batik dan topi berwarna krem itu memperkenalkan dirinya sebagai salah seorang kader Partai Demokrat. "Nama saya Brem ya biar lebih viral lagi. Saya dari Partai Demokrat," kata Brem.
Pria ini mengaku menginginkan adanya perubahan di Indonesia. Tak hanya itu, ia pun menginginkan agar capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi bisa memenangkan Pilpres 2019.
"Kita mau ada perubahan di Indonesia. Kita mau Prabowo-Sandi memimpin Indonesia dan kita mau semua tipu muslihat ini dihentikan," ungkap Brem.
Dalam video tampak mobil polisi meninggalkan lokasi penemuan surat suara tercoblos di Bandar Baru Bangi, Malaysia. Lebih lanjut, bila Komisi Pemilihan Umum RI dan Kedutaan Besar RI Malaysia tidak menindaklanjuti penemuan ini, ia mengancam akan mengerahkan massa untuk menggeruduk kantor KBRI.
"Kalau ini tidak diviralkan dan tidak dihentikan kami akan duduki KBRI. Percaya cakap saya 3 atau 4 ribu siap duduki KBRI," tutup Brem.
Untuk diketahui, penemuan surat suara telah tercoblos Jokowi menggemparkan jagat media sosial. Beredar sebuah video yang menunjukkan penggerebekan sebuah kios yang diduga berisi surat suara telah tercoblos di Bandar Baru Bangi, Malaysia.
Tak hanya surat suara capres Jokowi saja yang tercoblos, surat suara untuk caleg Nasdem bernama Ahmad Hari pun telah tercoblos.
"Kami menemukan sendiri, presidennya sudah dicoblos 01, calegnya Nasdem nomor 5 namanya Ahmad," ujar salah seorang pria dalam video sembari menunjuk surat suara yang telah tercoblos.
sumber; via google berita : https://www.suara.com/news/2019/04/11/154304/bikin-geger-ini-sosok-penemu-surat-suara-tercoblos-jokowi-di-malaysia
Surat Suara Tercoblos di Malaysia,
NasDem Bantah Main Kotor
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai NasDem menyatakan tidak mengetahui dan bertanggungjawab soal dugaan Pileg 2019 dua calegnya, Davin Kirana dan Ahmad di Selangor dan Kuala Lumpur, Malaysia sudah tercoblos. Selain surat suara Pilpres 2019 juga sudah tercoblos untuk pasangan nomor 01 -Ma'ruf.Anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi mengklaim partainya dan TKN Jokowi-Ma'ruf tidak melakukan politik kotor seperti itu.
"Kami menegaskan bahwa TKN dan partai NasDem tidak mengetahui itu dan tidak bertanggungjawab sama sekali. Dan kami menolak politik kotor seperti itu," ujar Taufiqulhadi dalam pesan singkat, Kamis (11/4).
Taufiqulhadi mengaku pihaknya menyesalkan dengan tudingan bahwa pelaku yang mencoblos surat suara tersebut merupakan bagian dari NasDem. Terlebih, ia juga menyesalkan tudingan bahwa Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana yang merupakan orang tua Davin diseret dalam dugaan pelanggaran pemilu tersebut.
Terkait dengan hal itu, Taufiqulhadi meminta Badan Pengawas Pemilu untuk menyelidiki dan menangkap pelaku yang mencoblos suarat suara tersebut. Sebab, ia mengklaim nama baik NasDem terganggu jika pelaku tidak berhasil segera ditangkap.
"Dan kesannya akan tidak adil terhadap kami," ujarnya.
Di sisi lain, Taufiqulhadi menyampaikan tuduhan NasDem sebagai pihak yang bertanggungjawab atas surat suara tercoblos tersebut merupakan kejahatan serius. Terlebih, ia menyampaikan ada pihak yang sebelumnya pernah menyampaikan pemungutan suara di Malaysia telah dikondisikan sejak jauh hari.
"Tapi tuduhan-tuduhan seperti ini bukan sekali ini saja. Bahkan ada yang lebih dahsyat dengan mengabarkan tiga kontainer kertas suara telah dicoblos, sehingga semua heboh. Ternyata itu hoaks," ujar Taufiqulhadi.
Lebih dari itu, ia mengingatkan semua pihak tidak mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan pihak lain sebelum ada bukti.
"Kami meminta KPU dan Bawaslu untuk dengan cepat menangani hal ini agar kami tidak dirugikan," ujarnya. (osc)
sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190411200510-32-385535/surat-suara-tercoblos-di-malaysia-nasdem-bantah-main-kotor
Buntut Surat Suara, TKN Laporkan Ketua Panwaslu Kuala Lumpur
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Bidang Advokasi dan Hukum Tim Kampanye Nasional (TKN) , Ade Irfan Pulungan, melaporkan Ketua (Panwaslu) Kuala Lumpur, Malaysia, Yazza Azzahra Ulyana ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP).Pelaporan itu menyusul kasus surat suara beberapa caleg dan paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin, di Pemilu 2019 tercoblos di Malaysia.
Ade menilai Yazza telah melakukan pelanggaran kode etik ketika menjalankan tugasnya sebagai pengawas pemilu."Karena kami duga dia telah melanggar kode etik sebagai penyelenggara pemilu khususnya Bawaslu," kata Ade saat ditemui di Kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat (12/4) Ade menyatakan bahwa Yazza diduga tak memiliki sikap yang independen dan imparsial ketika menjalankan tugasnya sebagai pengawas pemilu di luar negeri.
Salah satunya, kata Ade, pernyataan Yazza saat diwawancarai sebuah televisi swasta di Indonesia telah membuat gaduh di tengah masyarakat."Seharusnya posisi dia sebagai penyelenggara pemilu apalagi ketua Panwaslu seharusnya terlebih dahulu melakukan investigasi terhadap persoalan atau peristiwa yang ada. Jangan terburu-buru menyatakan ini sebuah kesalahan dan kesengajaan yang dia sendiri belum tahu dan tak lihat peristiwanya," kata dia.Melihat kejadian tersebut, Ade menilai kubu 01 merasa dirugikan. Sebab, kata dia, isu yang berkembang adalah tim sukses Jokowi-Ma'ruf telah melakukan kecurangan.
"Kami dari TKN tidak pernah atau niat punya kecurangan dalam bentuk apapun. Kita mendorong semua pihak baik itu Bawaslu, KPU, kepolisian untuk memproses hal ini," kata dia.Lebih lanjut, Ade meminta kepada semua pihak yang berwajib untuk menindaklanjuti hal tersebut. Ia meminta pihak Bawaslu, KPU dan Kepolisian untuk melakukan investigasi dan memproses tindakan tersebut."Kita ketahui bersama orang dalam video itu apakah benar itu mereka melakukan itu ada yg suruh atau bagaimana? Silakan diproses. Tapi lakukan investigasi dulu secara benar dan adil,"
"Sekarang pertanyaan dimana tugasnya Panwaslu luar negeri itu? Artinya dimana bentuk pengawasan mereka? Ini bisa jadi pertanyaan juga. Apalagi dia bilang itu kunci gemboknya asli. Panwaslu kan bisa mengetahui," tambahnya.Ade menilai Yazza diduga melanggar peraturan DKPP Nomor 2/2017 Pasal 6 ayat 2 huruf a dan Pasal 8 huruf c dan d, Pasal 6 ayat 2. Ia mengaku membawa bukti-bukti berupa video Yazza yang sedang berdialog di televisi swasta dan media online.
(rzr/arh)
KPU dan Bawaslu Gagal Lihat Surat Suara yang Sudah Tercoblos di Malaysia
Bangunan tempat surat-surat suara itu disimpan dipagari dengan police line.
Suara.com - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy'ari dan Ilham Saputra serta anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Ratna Dewi Pettalolo gagal melihat barang bukti surat suara yang kabarnya sudah tercoblos di Jalan Seksyen 2/11 Kajang, Selangor, Malaysia.
Rombongan yang berangkat bersama-sama dari KBRI Kuala Lumpur tersebut tidak berhasil melihat karung-karung surat suara di lantai dua karena lokasi rumah tempat menyimpan surat suara diberi garis batas polisi atau police line dan pintu ditutup.
"Tempatnya diberi police line. Kami bicara dengan polisi yang jaga tidak diberi akses masuk. Pada intinya kami sudah berupaya melakukan verifikasi dan klarifikasi. Karena belum diberi akses kami tidak bisa masuk dan belum bisa memberi penilaian apapun," kata Hasyim Asy'ari ketika ditemui usai bertemu dengan Dubes Rusdi Kirana, Jumat (12/4/2019)
Sementara itu, anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo mengatakan sebenarnya data awal Bawaslu sudah dimiliki berupa hasil pengawasan di lapangan ketika terjadi peristiwa penggerebekan. Tetapi pihaknya perlu memastikan kembali karena ada beberapa hal yang belum terang.
"Informasinya ada tiga jenis tas yakni hitam, putih, dan coklat. Kita mau lihat isinya. Kedua, apakah isinya memang surat suara pos yang diproduksi KPU? Ini akan menjadi fakta penting bagi kami penyelenggara apa yang harus dilakukan dengan adanya peristiwa ini. Kita harus menjaga kepercayaan publik terhadap pemilu," kata Ratna.
Dia mengatakan PPLN Kuala Lumpur juga tidak berada di lokasi saat peristiwa tersebut.
"Nanti kita diskusikan dengan KPU karena setiap keputusan harus ada argumentasi. Penundaan pemilu kalau dilanjutkan bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik. Terhadap proses lain silakan berjalan dan tidak ada masalah. Proses lain yang jalan sudah sesuai aturan," katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa ditemukan surat suara yang kabarnya sudah dicoblos di Selangor, Malaysia. Yang dicoblos adalah pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 dan calon anggota DPR RI Davin Kirana dan Ahmad dari Partai Nasdem. [Antara]
Surat Suara Tercoblos: Bukan Hoaks,
Tetapi Dianggap "Sampah"
Senin 15 Apr 2019 05:34 WIB
Red: Andri Sauban
Komisioner KPU RI Ilham Saputra menyatakan surat suara yang diduga tercoblos di Selangor, Malaysia, sudah dianggap sebagai sampah. Alasannya, belum bisa dipastikan keasliannya mengingat KPU tidak diberikan akses oleh polisi setempat untuk memeriksa temuan surat suara itu
"Kami tidak menghitung yang (surat suara) ditemukan itu, dianggap sampah saja," kata Ilham Saputra ditemui di kantor KPU RI di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (14/4).
Ilham mengakui, hingga kini KPU tak mendapatkan akses dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk mengecek langsung surat suara yang tercoblos itu. Alasan itulah yang membuat KPU memutuskan untuk tidak menghitung surat suara tercoblos di Malaysia
Tidak dihitungnya surat suara yang diduga tercoblos itu, lanjut dia, tidak akan mempengaruhi ketersediaan surat suara khususnya untuk metode pemungutan lewat pos. "Jadi jangan digeneralisasi terjadi di Malaysia, ini hanya terjadi di Kuala Lumpur, itu harus dipahami. Jadi yang pos sudah ada," katanya.
"Saya sudah melihat, kotak suara pos sudah disusun ada 500 per kotak dan semuanya ini ditaruh di kotak karena setiap masuk disortir dan dimasukkan ke kotak amplopnya ya, DPR dan presiden," katanya, menambahkan.
Ia juga menerangkan, berdasarkan keterangan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di sana, lokasi penemuan surat suara tercoblos itu bukanlah tempat resmi penyimpanan surat suara. PPLN hanya menaruh gudang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
"PPLN katanya hanya menaruh gudang di KBRI dan SIKL jadi nggak ada gudang lain selain KBRI dan SIKL," jelasnya.
Sebelumnya, KPU mengutus dua komisionernya yakni Ilham Saputra dan Hasyim Asy'ari untuk melakukan klarifikasi kepada PPLN setempat dan menyelidiki keaslian surat suara diduga tercoblos itu. Namun, kedua komisioner itu tidak diberikan akses oleh kepolisian setempat dan KPU memaklumi hal tersebut karena merupakan wilayah yuridiksi Malaysia.
"Kami tidak dapat akses, sampai sekarang juga tidak dapat akses surat suara itu oleh polisi Diraja Malaysia. Kami anggap (surat suara) itu tidak dihitung," ucap Hasyim.
KPU, kata dia, juga sedang mengupayakan kepada Kementerian Luar Negeri RI agar mendapatkan akses memeriksa surat suara diduga tercoblos itu, karena proses tersebut berada pada level antarpemerintah. Kelompok Kerja PPLN menyebutkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Malaysia cukup banyak yakni mencapai sekitar 550 ribu pemilih.
Pemungutan suara di Malaysia dilaksanakan pada Ahad (14/4). TPS tersebar yang tersebar di lima titik PPLN yakni Johor Baru, Kuala Lumpur, Kota Kinabalu, Kuching dan Penang.
Diminta terbuka
KPU dan Bawaslu RI diminta menyampaikan informasi yang jelas dan terukur soal surat suara diduga tercoblos di Kuala Lumpur, Malaysia. Diketahui, tim gabungan dari Bawaslu, KPU, dan Polri tengah melakukan investigasi di Malaysia.
"Yang akan disampaikan kepada masyarakat haruslah informasi yang terukur dan jelas, jangan kemudian informasi yang masih prematur sudah disampaikan kepada publik," kata Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini di Jakarta, Ahad (14/4).
Ia menekankan, semua hasil klarifikasi dan investigasi KPU-Bawaslu di Malaysia harus disampaikan secara terbuka dan akuntabel, tetapi yang disampaikan pada masyarakat semestinya informasi yang valid. Selain itu, menurut Titi, jumlah surat suara yang didistribusikan ke Malaysia dan peruntukannya di setiap TPS sudah diatur sehingga semestinya tidak sulit untuk mengetahui ada penyalahgunaan atau tidak.
"Sebenarnya tidak sulit bagi KPU dan Bawaslu untuk menelusuri pergerakan surat suara karena surat suara itu jelas mau dikirim ke mana, siapa penerimanya dan apa namanya, dia berada di mana," tutur Titi.
Titi berpendapat, informasi penting yang perlu disampaikan KPU adalah ketika distribusi surat suara dicek, surat suara tercoblos itu untuk TPS yang akan menggelar pemungutan hari ini, kotak suara keliling (KSK) atau pos. Apabila diketahui distribusi surat suara semestinya untuk KSK dan pos, ujar Titi, berarti terdapat kecenderungan penyimpangan di dalam praktek distribusi.
Ke depan, ia berharap setiap perkembangan dalam proses penelusuran sebagai tindak lanjut dan investigasi oleh KPU dan Bawaslu disampaikan terbuka kepada publik untuk mencegah spekulasi berkembang liar. Soal pemungutan suara di Malaysia hari ini, menurut Titi, masyarakat dapat ikut memantau dan mengawasi jalannya pemungutan suara untuk mencegah terjadinya pelanggaran pemilu.
Anggota Bawaslu Rahmat Bagja, pekan lalu mengatakan, temuan surat suara yang tercoblos di Malaysia bukan merupakan informasi hoaks. Meski demikian, Bawaslu tetap akan meneliti lebih lanjut temuan di Selangor, Malaysia tersebut. Bawaslu juga menyelidiki apakah surat suara itu asli atau bukan.
"Dari perbincangan yang ada ini dan laporan yang ada ini bukan hoaks, tapi kanharus diteliti surat suaranya asli atau tidak, apakah memang surat suara dari KPU atau bukan, kemudian di mana kejadiannya. Kan ada beberapa video, ada yang lagi nyoblos, itu dari pengawas yang sama atau tidak atau yang berbeda harus diteliti lagi," jelas Bagja ketika dihubungi, Kamis (11/4) sore.
sumber:https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/ppyjln409/surat-suara-tercoblos-bukan-emhoaksem-tetapi-dianggap-sampah
Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Jimly Kritik Sikap KPU
Senin 15 Apr 2019 05:18 WIB
"Masyrakat yang sedang dilanda persaingan ketat,
bahkan seolah pertarungan hidup dan mati, ingin tahu lebih tegas,
bahwa kasus ini adalah kejahatan demokrasi yang serius,".
Ia meminta ketegasan KPU dan Bawaslu
"Apa penjelasan kasusnya,
dan apa tindakan tegas yang diambil KPU terkait masalah ini,"
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menyayangkan sikap sejumlah komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menganggap remeh kasus surat suara sudah tercoblos di Malaysia. Menurutnya, seharusnya KPU dapat menjelaskan persoalan itu dengan cara-cara profesional dan tak serampangan
"Pernyataan-pernyataan dari KPU seharusnya tidak dengan kesan menyederhanakan masalah," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (14/4).
Ketua KPU Arief Budiman, beberapa waktu lalu menyampaikan surat suara yang tercoblos tersebut sebagai satu hal yang biasa. Pada Ahad (14/4), komisioner KPU Ilham Saputra berkomentar lebih serampangan. Ia mengatakan, surat suara tercoblos di Malaysia yang jumlahnya ditaksir mencapai puluhan ribu, tak masuk dalam penghitungan karena dianggap sebagai 'sampah' saja.
"Kami (KPU) tidak menghitung surat suara yang ditemukan (tercoblos) itu. Dianggap sampah saja," ujar Ilham.
Surat suara yang tercoblos itu, pun KPU ragukan keasliannya. Namun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebelumnya menyampaikan surat suara tercoblos tersebut, adalah asli. Akan tetapi sampai hari ini, investigasi yang dilakukan KPU belum dapat menjawab keaslian surat suara tercoblos tersebut.
KPU tak bisa memastikan asli atau palsu, karena surat suara tercoblos itu, sudah dalam penguasaan Kepolisian Diraja Malaysia untuk dilakukan penyidikan. KPU tak diberikan izin mendeteksi langsung surat suara tersebut. Alhasil, KPU menganggap surat suara tercoblos tersebut sebagai bukti dari penggunaan hak pilih yang tak masuk dalam hitungan.
Menurut Jimly, pernyataan serampangan dari pejabat penyelenggara pemilu membuat masyrakat semakin keras curiga. Jimly mengatakan, keengganan KPU mengakui surat suara tercoblos sebagai bagian dari hasil pemilu yang tak akan dihitung, memang sudah semestinya. Namun kata mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu, KPU seharusnya dapat menjelaskan kepada khalayak tentang duduk persoalan, dan tindakan tegas dari kasus tersebut.
"Masyrakat yang sedang dilanda persaingan ketat, bahkan seolah pertarungan hidup dan mati, ingin tahu lebih tegas, bahwa kasus ini adalah kejahatan demokrasi yang serius," kata Jimly.
Ia meminta ketegasan KPU dan Bawaslu terkait persaolan surat suara tercoblos tersebut. "Apa penjelasan kasusnya, dan apa tindakan tegas yang diambil KPU terkait masalah ini," ucap Jimly.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar