Minggu, 20 Mei 2018

Jangan Pandang Bulu atau Pilih Kasih Memberantas Korupsi

Pertama, jangan pandang bulu atau pilih kasih memberantas korupsi. Ia menegaskan pemberantasan korupsi bukan ditentukan penguasa, 
tetapi dilakukan oleh suatu badan.
Kedua, kegiatan investasi, pembangunan ekonomi 
harus memberikan manfaat pada rakyat.

"Saya tegas dengan Tun Mahathir (PM Malaysia terpilih), 
ikut jalur hukum," 
kata dia saat mengunjungi kediaman Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (20/5). 
Ia berharap partai penguasa tak menekan atau melakukan siasat apapun. 
Menurut dia, semua pihak harus mengikuti jalur hukum yang ada. 
"Jangan ulangi apa yang mereka lakukan, kata saya. Ikut jalur hukumnya," ujar dia.
Anwar menyarankan agar Najib mencari jaksa yang baik dan mengikuti proses hukumnya. Ia menjamin, saat ini hukum Malaysia bebas dan adil.
Presiden ketiga RI BJ Habibie (kiri) bersalaman dengan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (20/5).
Presiden ketiga RI BJ Habibie (kiri) bersalaman dengan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (20/5). Foto: Republika/Prayogi

Kata Anwar Soal Kasus yang Menimpa Najib Razak

Anwar berharap tak ada siasat dalam penanganan kasus hukum.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyarankan pemerintah Malaysia harus mengikuti jalur hukum dalam menangani dugaan perkara korupsi yang menjerat mantan PM Malaysia Najib Razak.
"Saya tegas dengan Tun Mahathir (PM Malaysia terpilih), ikut jalur hukum," kata dia saat mengunjungi kediaman Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (20/5).
Ia berharap partai penguasa tak menekan atau melakukan siasat apapun. Menurut dia, semua pihak harus mengikuti jalur hukum yang ada. "Jangan ulangi apa yang mereka lakukan, kata saya. Ikut jalur hukumnya," ujar dia.
Anwar menyarankan agar Najib mencari jaksa yang baik dan mengikuti proses hukumnya. Ia menjamin, saat ini hukum Malaysia bebas dan adil.
Najib Razak menghadapi penyelidikan kasus korupsi besar yang menjeratnya dalam skandal korupsi 1MDB yang melibatkan dana negara. Kasus tersebut, saat ini sedang diselidiki di Amerika Serikat (AS) dan di negara lain.
Para penyelidik AS menduga rekan-rekan Najib telah mencuri dan mencuci uang sebesar 4,5 miliar dolar AS dari dana tersebut.
Sekitar 700 juta dolar AS ditengarai masuk ke rekening bank pribadi Najib. Sementara 30 juta dolar AS diduga telah digunakan untuk membeli perhiasan oleh istrinya.
Menurut Anwar ada dua hal yang bisa diperbaiki dalam sistem reformasi suatu negara. Pertama, jangan pandang bulu atau pilih kasih memberantas korupsi. Ia menegaskan pemberantasan korupsi bukan ditentukan penguasa, tetapi dilakukan oleh suatu badan.
Kedua, kegiatan investasi, pembangunan ekonomi harus memberikan manfaat pada rakyat. Belajar dari pengelamannya menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia selama delapan tahun, Anwar mengatakan apabila pembangunan dan investasi tak berdampak pada rakyat, maka sia-sia saja.
sumber:
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/asia/18/05/20/p91c36377-ini-kata-anwar-soal-kasus-yang-menimpa-najib-razak
Ahad 20 May 2018 23:21 WIB

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah

Jangan Pandang Bulu Berantas Korupsi

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (20/5).

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (20/5).


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut ada dua hal yang bisa diperbaiki dalam sistem reformasi suatu negara.

Pertama, kata ia, jangan pandang bulu atau pilih kasih memberantas korupsi. Ia menegaskan pemberantasan korupsi bukan ditentukan penguasa, tetapi dilakukan oleh suatu badan.
Kedua, kegiatan investasi, pembangunan ekonomi harus memberikan manfaat pada rakyat. Belajar dari pengelamannya menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia selama delapan tahun, Anwar mengatakan apabila pembangunan dan investasi tak berdampak pada rakyat, maka sia-sia saja. Jangan sampai, agenda investasi dan pembangunan justru menyisihkan masyarakat miskin dan terpencil di negara tersebut.
"Ini tantangan terbesar negara manapun yang mengakui kesediaan membawa reformasi," ujar Anwar saat mengunjungi kediaman Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (20/5).
Di hadapan awak media, Anwar mengungkapkan kekagumannya pada sosok BJ Habibie. Ia menilai Habibie adalah sosok pemberani yang melakukan reformasi di Indonesia.
Hanya sosok orang pemberani yang mampu melakukan pembaharuan sebanyak itu, dari badan kehakiman, media, tahanan politik, ekonomi. Semua dilakukan dia, tutur Anwar.
Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengunjungi Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di kediamannya di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (20/5).

Dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, kedatangan Anwar tepat saat momen 20 tahun Reformasi Indonesia. "Hari ini saya ke Jakarta atas undangan mantan Presiden Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, sempena (peringatan) sambutan ulang tahun ke-20 Reformasi Indonesia," kata dia.
Sumber:
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/asia/18/05/21/p91bq4377-anwar-ibrahim-jangan-pandang-bulu-berantas-korupsi
Ahad 20 May 2018 23:13 WIB

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah





Amien Rais Bisa Meniru Mahathir Mohamad'

Selasa 22 Mei 2018 05:45 WIB
Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan

Refleksi Reformasi. Tokoh Reformasi Amien Rais (tengah), Ketua MPR RI Zulkfi Hasan (kanan), dan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menghadiri 20 Tahun Refleksi Reformasi di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/5).
Refleksi Reformasi. Tokoh Reformasi Amien Rais (tengah), Ketua MPR RI Zulkfi Hasan (kanan), dan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menghadiri 20 Tahun Refleksi Reformasi di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Fahri menilai Amien Rais adalah orang yang paling memahami demokrasi di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah mengatakan, Amien Rais memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam demokrasi di Indonesia, melalui pergerakan reformasi pada Mei 1998 silam. Menurutnya, Amien Rais adalah salah satu orang yang paling memahami sistem demokrasi di Indonesia.
Fahri mengatakan, Amien Rais layak memimpin bangsa Indonesia. Mencontoh apa yang dilakukan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, Fahri menilai tidak ada alasan sudah terlalu tua bagi Amien Rais untuk maju pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
"Menurut saya, setelah Pak Mahathir jadi perdana menteri umur 92 tahun, saya kira Pak Amien Rais masih kurang dari 20 tahun dari umur Pak Mahathir," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saat memberikan testomoni pada refleksi 20 tahun reformasi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/5).
Selain mengerti dengan sistem demokrasi yang dianut di Indonesia, kata Fahri, Amien Rais kuat terhadap godaan kekuasaan. Sebagai contohnya, ketika Presiden Soeharto turun dan digantikan Presiden BJ Habibie, seluruh partai politik meminta Amien Rais menjadi presiden. Namun, justru Amien Rais lebih memilih membentuk partai sendiri sebagi kendaraan untuk maju di pemilihan presiden 2004 silam.
"Pak Amien secara "gentle" mendirikan partai sendiri untuk kendaraannya dibanding mendompleng partai lain, atau menerima tawaran kekuasaan instan," katanya.
Kemudian terkait kritik pedas terhadap pemerintah yang kerap keluar dari mulut Amien Rais, kata Fahri, hal yang sangat wajar. Maka apabila tidak ingin dikritik pedas oleh Amien, maka pemerintah agar mencari pemimpin yang lebih 'canggih'.
Fahri berharap masyarakat menyadari bagaimana peran dan sumbangsih Amien Rais pada negara ini. Oleh karena itu dia meminta agar sosok Amien Rais bisa diangkat menjadi sebuah film. "Saya berharap ini harus jadi kesadaran kolektif. Tolonglah bikin film buat Pak Amien tentang bagaimana sistem ini didesain," ujar aktivis 1998 ini.


Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar