Senin, 14 Mei 2018

Silaturahmi dan Sosialisasi Jadi Kunci Deradikalisasi

Silaturahmi dan Sosialisasi Jadi Kunci Deradikalisasi - JPNN.COM

Silaturahmi dan Sosialisasi Jadi Kunci Deradikalisasi

Sabtu, 26 Mei 2018 – 01:52 WIB
jpnn.com, MEDAN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, sentuhan yang terus-menerus menjadi salah satu poin penting dalam melakukan deradikalisasi.
Menurut dia, banyaknya silaturahmi dan sosialisasi bisa menjadi cara yang baik dalam mencegah timbulnya bibit-bibit terorisme di masyarakat.
"Acara buka bersama yang kami lakukan dengan mantan napiter (narapidana terorisme) dan keluarganya ini adalah salah satu program yang kami lakukan dalam rangka deradikalisasi," kata Suhardi dalam silaturahmi dan buka puasa bersama BNPT di Medan, Sumatera Utara, Jumat (25/5).
Dia menambahkan, deradikalisasi bukan sebuah proses yang instan. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dari program ini.
Pertama adalah faktor internalm, yaitu pribadi masing-masing individu.
Kedua adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan masyarakat.
"Sentuhan dari masyarakat ini sangat penting. Jangan marginalkan mereka (mantan napiter). Pemerintah daerah pun harus ikut andil ketika para napiter ini sudah kembali ke masyarakat," tegas mantan sekretaris utama Lemhannas itu.
Pada kesempatan itu, dia juga menilai pengesahan UU Terorisme akan membuat BNPT lebih proaktif dalam melakukan penanggulangan terorisme, salah satunya program deradikalisasi
"Sampai saat ini sudah ada sekitar 630 mantan napiter yang sudah kembali di masyarakat. Kami sudah mengikutkan 325 pada program deradikalisasi. Ke depannya semuanya akan kami masukkan ke dalam program ini," jelas Suhardi. (jos/jpnn)


Siapa
Kelompok JAD Yang Dalangi Teror di Surabaya?



Siapa Kelompok JAD Yang Dalangi Teror di Surabaya?

Tak kurang Kapolri Tito Karnavian yang mengklaim serangkaian serangan teror di Jakarta dan Surabaya merupakan "tindakan balas dendam" kelompok Jemaah Ansharud Daulah alias JAD. Ia mengatakan aksi tersebut merupakan reaksi atas keberhasilan polisi meringkus dua 
Ketika masih dipimpin Aman, JAD antara lain bertanggungjawab atas serangan bom Thamrin dan Kampung Melayu, bom di Polres Surakarta, penyerangan Mapolres Banyumas, bom panci di Bandung, baku tembak di Tuban, Jawa Timur, penyerangan pos kepolisian di Banten dan pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda.
Pertautan Aman dengan ISIS mulai tercium publik ketika dia mengeluarkan fatwa jelang serangan bom Thamrin 2016 silam. "Berhijrahlah ke negara Islam dan jika tidak mampu, maka berjihadlah di negara masing-masing," tulisnya.
Sejak 2017 silam pemerintah AS menempatkan JAD dalam daftar organisasi teror dan melarang semua perusahaan AS berurusan dengan kelompok tersebut.
Dalam aksinya JAD berulangkali menggandeng organisasi teror lain, Jamaah Ansharut Tauhid alias JAT yang merupakan kelompok pecahan Jemaah Islamiyah. JAT yang dibentuk tahun 2008 oleh Abu Bakar Ba'asyir diyakini beranggotakan hingga 2.000 orang. Namun menyusul penangkapan terhadap Ba'asyir, polisi mengklaim aktivitas JAT banyak berkurang.
Kali ini JAD diyakini menyiapkan rencana besar untuk menggandakan operasinya di Indonesia. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengklaim JAD telah mendapat perintah dari Afghanistan terkait pemindahan operasi dari Filipina. kalian harus tahu di dalam perintah dari Kabul, mereka akan memindahkan Marawi ke sini," ujarnya seperti dilansir Kompas.
rzn/yf (kompas, detik, cnnindonesia, bbc, tribunnews)
Sumber: Deutsche Welle


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siapa Kelompok JAD Yang Dalangi Teror di Surabaya?, http://www.tribunnews.com/internasional/2018/05/14/siapa-kelompok-jad-yang-dalangi-teror-di-surabaya.

Bom di Mapolrestabes Surabaya Dijuluki "Ibu Setan"



Bom di Mapolrestabes Surabaya Dijuluki "Ibu Setan"

Kapolri Tito Karnavian mengklaim jenis bom yang digunakan dalam serangan di Surabaya berbahan Triaseton Triperoksida. Jenis ini sudah sering digunakan untuk aksi teror, antara lain dalam serangan bom di London pada 2005 silam yang menewaskan 56 orang dari melukai lebih dari 700 orang.
Lantaran sifatnya yang berdaya ledak tinggi, TATP sering dijuluki 'Mother of Satan', kata Tito kepada awak media.
Bom itu dibawa pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor. Sejauh ini dilaporkan seorang bocah berusia delapan tahun selamat dari ledakan di Mapolrestabes Surabaya, ketika empat pelaku bom bunuh diri tewas seketika. Bocah berinisial Ais itu dilaporkan ikut dibonceng pelaku sebelum kejadian.
"Anak yang dibawa oleh mereka atas nama Ais. Kita doakan selamat, kita rujuk ke RS PHJ," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jawa Timur, Senin (14/5) seperti dilansir Kompas. Tito mengatakan Ais merupakan saksi penting yang harus dilindungi.
Dalam rekaman CCTV pelaku terlihat mengendarai sepeda motor ke arah pos pemeriksaan sebelum berhenti dan meledakkan diri. "Identifikasi akan kami lakukan secepatnya," kata Mangera.

Anak-anak Umpan Teror

Serupa dengan pelaku serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5), tersangka di Mapolrestabes juga sebuah keluarga. "Jadi mereka ini suami isteri dengan anak-anaknya -dua tewas dan satu anak kecil itu selamat," kata Kapolri Tito Karnavian kepada awak media. Dilaporkan Kompas, Tito meyakini strategi teror menggunakan perempuan dan anak-anak diadopsi dari tempat lain.
"Di Siria dan ISIS, mereka sudah lakukan. Sudah beberapa kali mereka menggunakan anak-anak," ujarnya.
Selain empat pelaku yang tewas, ledakan di Mapolrestabes juga melukai empat orang petugas dan enam orang warga setempat. "Empat orang anggota terluka Bripda M Maufan, Bripka Rendra, Aipda Umar, Briptu Dimas Indra. Ada juga masyarakat yang terluka ya. Satu, Atik Budi Setya Rahayu, Raden Adi Ramadhan, Ari Hartono, Eli Ramida, Ratih Atri Rahman Putri, kemudian Ainur Rofiq," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera seperti dilansir Kompas.
Sementara itu Presiden Joko Widodo mengutuk serangan teranyar di Surabaya sebagai tindakan "pengecut" dan berjanji akan membasmi organisasi teror yang bersarang di Indonesia. "Ini adalah tindakan pengecut, tindakan yang tidak bermartabat, tindakan yang biadab. Perlu saya tegaskan lagi, kita akan lawan terorisme dan kita akan basmi sampai ke akar-akarnya," katanya.
rzn/yf (kompas, bbcindonesia, detik, ap)
Sumber: Deutsche Welle


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bom di Mapolrestabes Surabaya Dijuluki "Ibu Setan", http://www.tribunnews.com/internasional/2018/05/14/bom-di-mapolrestabes-surabaya-dijuluki-ibu-setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar