Kasus Kim Jong-nam, Malaysia Tuntut Siti Aisyah Dihukum Mati
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kepala Kejaksaan Agung Malaysia, Tan Sri Apandi Ali, Selasa, 28 Februari 2017, mengatakan, dua wanita yang terlibat atas kematian Kim Jong-nam akan dituntut hukuman mati, Rabu, 1 Maret 2017. Kedua wanita itu adalah Doan Thi Huoang, 29 tahun, dan Siti Aisyah warga, 25 tahun, Indonesia.
Doan dan Siti berstatus tersangka dan ditahan atas sangkaan terlibat pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pada Senin, 13 Februari 2017.
Berita terkait: Pembunuhan Kim Jong-nam Didalangi 2 Kementerian Korea Utara
"Kedua perempuan itu disasar dengan Pasal 302 KUHP mengenai pembunuhan di Pengadilan Sepang," tulis Straits Times.
Berdasarkan rekaman CCTV, kedua tersangka tampak mendekati Kim Jong-nam di bandar udara internasional Kuala Lumpur (KLIA2). Dalam rekaman tesebut, jelas polisi, Doan membekap Kim dari arah belakang dengan benda yang berisi cairan beracun tinggi, VX, mengakibatkan korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Berita terkait: Polisi Malaysia Cari Istri Kim Jong-nam, Eks Pramugari
Pada pembelaannya, kedua perempuan ini bersikeras bahwa apa yang dilakukan itu merupakan bagian dari adegan lucu-lucuan untuk acara hiburan reality show di televisi.
Polisi Malaysia telah menahan pria Korea Utara, Ri Jong chol. Sedangkan empat pria asal Korea Utara yang terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam diyakini sudah kembali ke Pyongyang.
STRAIT TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait: Pembunuhan Kim Jong-nam Didalangi 2 Kementerian Korea Utara
"Kedua perempuan itu disasar dengan Pasal 302 KUHP mengenai pembunuhan di Pengadilan Sepang," tulis Straits Times.
Berdasarkan rekaman CCTV, kedua tersangka tampak mendekati Kim Jong-nam di bandar udara internasional Kuala Lumpur (KLIA2). Dalam rekaman tesebut, jelas polisi, Doan membekap Kim dari arah belakang dengan benda yang berisi cairan beracun tinggi, VX, mengakibatkan korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Berita terkait: Polisi Malaysia Cari Istri Kim Jong-nam, Eks Pramugari
Pada pembelaannya, kedua perempuan ini bersikeras bahwa apa yang dilakukan itu merupakan bagian dari adegan lucu-lucuan untuk acara hiburan reality show di televisi.
Polisi Malaysia telah menahan pria Korea Utara, Ri Jong chol. Sedangkan empat pria asal Korea Utara yang terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam diyakini sudah kembali ke Pyongyang.
STRAIT TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN
Siti Aisyah Rayakan Ultah Sehari Sebelum Kim Jong-nam Tewas
TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka pelaku pembunuhan Kim Jong-nam asal Indonesia, Siti Aisyah, sempat merayakan ulang tahunnya sehari sebelum diduga melakukan serangan terhadap abang pemimpin Korea Utara itu pada 13 Februari 2017. Siti lahir pada 11 Februari 1992.
Baca juga:
Siti Aisyah Mengaku Sedang Ikut Acara Reality Show
Korea Utara Minta Siti Aisyah dan Wanita Vietnam Dibebaskan
Melalui dua video yang diunggah media Malaysia berbahasa Cina, China Press di situs YouTube, pada Minggu, 26 Februari 2017, terlihat Siti bersama beberapa rekannya menyambut hari jadinya di sebuah lokasi yang tidak dapat dipastikan.
Seperti yang dilansir The Star pada 27 Februari 2017, seorang sumber mengatakan, Siti Aisyah diyakini menyambut hari lahirnya pada malam sebelum kejadian berdasarkan tanggal pada video tersebut.
Dalam video pertama berdurasi 52 detik, terdengar suara seorang pria meminta Siti Aisyah berdiri sebelum terlihat tangan seseorang memegang satu piring bersama sepotong kue dengan sebatang lilin di atasnya.
Berdasarkan audio dalam video itu, seorang pria mengumumkan bahwa itu adalah hari ulang tahun Siti Aisyah dan meminta orang yang ada di situ menyanyikan lagu selamat hari jadi untuknya.
Video itu berakhir dengan Siti Aisyah yang memakai baju warna merah dan bercelana denim gelap meniup lilin pada kue tersebut. Dalam video kedua, terduga diyakini merekam sendiri video itu di satu lokasi terpisah namun pada hari yang sama berdasarkan pakaian yang dipakainya.
Lewat video berdurasi satu menit 40 detik itu, tersangka terlihat duduk bersama seorang wanita yang dikenal sebagai Kak Lin dan disebut sebagai seorang kenalan lamanya sejak enam tahun lalu dan sudah lima bulan mereka tidak bertemu.
"Wah enam tahun (berteman), dari Kak Lin belum nikah... sampai sekarang Kak Lin sudah mengandung," kata Siti Aisyah yang mengusap perut Kak Lin yang wajahnya dikaburkan dalam video itu.
Kak Lin sempat mengusik tersangka dengan mengatakan dia tampak seperti artis Uqasha Senrose sehingga membuat Siti Aisyah tertawa sebelum mengakhiri rekaman beberapa saat kemudian.
Kedua video itu dikatakan diunggah ke akun Facebooknya dan hanya bisa ditonton oleh mereka yang ada dalam daftar temannya saja.
Siti Aisyah ditahan pada 16 Februari 2017 menyusul penahanan seorang wanita warga Vietnam berusia 29 tahun dikenal sebagai Doan Thi Huong di KLIA2, sehari setelah kejadian.
Berita terkait: Kasus Kim Jong-nam, Polisi: Pelaku Sadar Bukan Reality Show
Kedua tersangka diduga membekap Kim dengan bahan kimia dikenal pasti sebagai gas saraf VX, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia.
FREE MALAYSIA TODAY | THE STAR | YON DEMA
sumber Tempo co id.
Baca juga:
Siti Aisyah Mengaku Sedang Ikut Acara Reality Show
Korea Utara Minta Siti Aisyah dan Wanita Vietnam Dibebaskan
Melalui dua video yang diunggah media Malaysia berbahasa Cina, China Press di situs YouTube, pada Minggu, 26 Februari 2017, terlihat Siti bersama beberapa rekannya menyambut hari jadinya di sebuah lokasi yang tidak dapat dipastikan.
Seperti yang dilansir The Star pada 27 Februari 2017, seorang sumber mengatakan, Siti Aisyah diyakini menyambut hari lahirnya pada malam sebelum kejadian berdasarkan tanggal pada video tersebut.
Dalam video pertama berdurasi 52 detik, terdengar suara seorang pria meminta Siti Aisyah berdiri sebelum terlihat tangan seseorang memegang satu piring bersama sepotong kue dengan sebatang lilin di atasnya.
Berdasarkan audio dalam video itu, seorang pria mengumumkan bahwa itu adalah hari ulang tahun Siti Aisyah dan meminta orang yang ada di situ menyanyikan lagu selamat hari jadi untuknya.
Video itu berakhir dengan Siti Aisyah yang memakai baju warna merah dan bercelana denim gelap meniup lilin pada kue tersebut. Dalam video kedua, terduga diyakini merekam sendiri video itu di satu lokasi terpisah namun pada hari yang sama berdasarkan pakaian yang dipakainya.
Lewat video berdurasi satu menit 40 detik itu, tersangka terlihat duduk bersama seorang wanita yang dikenal sebagai Kak Lin dan disebut sebagai seorang kenalan lamanya sejak enam tahun lalu dan sudah lima bulan mereka tidak bertemu.
"Wah enam tahun (berteman), dari Kak Lin belum nikah... sampai sekarang Kak Lin sudah mengandung," kata Siti Aisyah yang mengusap perut Kak Lin yang wajahnya dikaburkan dalam video itu.
Kak Lin sempat mengusik tersangka dengan mengatakan dia tampak seperti artis Uqasha Senrose sehingga membuat Siti Aisyah tertawa sebelum mengakhiri rekaman beberapa saat kemudian.
Kedua video itu dikatakan diunggah ke akun Facebooknya dan hanya bisa ditonton oleh mereka yang ada dalam daftar temannya saja.
Siti Aisyah ditahan pada 16 Februari 2017 menyusul penahanan seorang wanita warga Vietnam berusia 29 tahun dikenal sebagai Doan Thi Huong di KLIA2, sehari setelah kejadian.
Berita terkait: Kasus Kim Jong-nam, Polisi: Pelaku Sadar Bukan Reality Show
Kedua tersangka diduga membekap Kim dengan bahan kimia dikenal pasti sebagai gas saraf VX, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia.
FREE MALAYSIA TODAY | THE STAR | YON DEMA
Pembunuhan Kim Jong-nam Didalangi 2 Kementerian Korea Utara
TEMPO.CO, Seouk - Intelijen Korea Selatan mengungkapkan dua kementerian Korea Utara merupakan otak dari pembunuhan Kim Jong-nam. Dua kementerian itu, yakni Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional. Dua kementerian ini bahkan merekrut dua wanita tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, Doan Thi Huong dan Siti Aisyah.
"Pembunuhan Kim Jong-nam merupakan aksi teror sistematis yang diperintahkan oleh Kim Jong-un. Operasi ini dipimpin dua kelompok pembunuh dan satu kelompok pendukung," kata Kim Byung-kee, anggota parlemen Korea Selatan usai mengadakan rapat dengan intelijen Korea Selatan seperti dikutip dari CNN, 28 Februari 2017.
Berita terkait: Kena Racun VX, Kim Jong-nam Diduga Tewas dalam 20 Menit
Dalam rapat dengan parlemen Korea Selatan, intelijen Korea Selatan memaparkan dua kelompok pembunuh itu bekerja secara terpisah. Mereka menggelar rapat singkat di Malaysia sebelum membunuh Kim Jong-nam.
Kelompok pertama terdiri dari orang-orang di Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara yakni Ri Jae-nam. Dari Kementerian Luar Negeri yakni Ri Ji-hyon. Ri Jae-nam dan Ri Ji-hyon merekrut Doan Thi Huong, wanita Vietnam.
Kelompok kedua terdiri dari O Jang-gil dari Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara dan Hong Song-hac, dari Kementerian Luar Negeri. Keduanya merekrut Siti Aisyah, wanita asal Indonesia.
Setelah Kim Jong-nam tewas, keempat orang dari dua kementerian di Korea Utara ini pulang ke Korea Utara.
Berita terkait: Pembunuhan Kim Jong-nam, 12 Fakta Penting Ihwal Siti Aisyah
Sementara kelompok pendukung bekerja sama dengan keempat orang dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara. Kelompok pendukung itu berasal dari Kedutaan besar Korea Utara, staf maskapai Korea Utara, Air Koryo dan satu perusahaan dagang swasta.
Kim Jong-nam tewas sekitar 20 menit setelah terpapar racun VX pada hari Senin, 13 Februari 2017 di bandara internasional Kuala Lumpur. Dua wanita menorehkan racun mematikan itu lewat semprotan dan kain yang dibekap ke wajah Kim Jong-nam dari arah belakang.
Siti Aisyah, 25 tahun, mengaku tidak tahu kalau cairan yang disemprotkan itu adalah racun. Siti mengatakan ia mengira cairan itu baby oil.
Namun Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar menolak penjelasan Siti. Menurutnya, Siti dan wanita warga Vietnam itu lebih dulu dilatih menggunakan benda itu untuk ditaruh di wajah Kim Jong-nam.
Hingga sekarang, jenazah Kim Jong-nam masih berada di Malaysia. Polisi Malaysia menunggu contoh tes DNA termasuk susunan gigi dan tanda-tanda khusus di tubuhnya dari pihak keluarga untuk mengidentifikasi korban.
CNN | MARIA RITA
"Pembunuhan Kim Jong-nam merupakan aksi teror sistematis yang diperintahkan oleh Kim Jong-un. Operasi ini dipimpin dua kelompok pembunuh dan satu kelompok pendukung," kata Kim Byung-kee, anggota parlemen Korea Selatan usai mengadakan rapat dengan intelijen Korea Selatan seperti dikutip dari CNN, 28 Februari 2017.
Berita terkait: Kena Racun VX, Kim Jong-nam Diduga Tewas dalam 20 Menit
Dalam rapat dengan parlemen Korea Selatan, intelijen Korea Selatan memaparkan dua kelompok pembunuh itu bekerja secara terpisah. Mereka menggelar rapat singkat di Malaysia sebelum membunuh Kim Jong-nam.
Kelompok pertama terdiri dari orang-orang di Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara yakni Ri Jae-nam. Dari Kementerian Luar Negeri yakni Ri Ji-hyon. Ri Jae-nam dan Ri Ji-hyon merekrut Doan Thi Huong, wanita Vietnam.
Kelompok kedua terdiri dari O Jang-gil dari Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara dan Hong Song-hac, dari Kementerian Luar Negeri. Keduanya merekrut Siti Aisyah, wanita asal Indonesia.
Setelah Kim Jong-nam tewas, keempat orang dari dua kementerian di Korea Utara ini pulang ke Korea Utara.
Berita terkait: Pembunuhan Kim Jong-nam, 12 Fakta Penting Ihwal Siti Aisyah
Sementara kelompok pendukung bekerja sama dengan keempat orang dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara. Kelompok pendukung itu berasal dari Kedutaan besar Korea Utara, staf maskapai Korea Utara, Air Koryo dan satu perusahaan dagang swasta.
Kim Jong-nam tewas sekitar 20 menit setelah terpapar racun VX pada hari Senin, 13 Februari 2017 di bandara internasional Kuala Lumpur. Dua wanita menorehkan racun mematikan itu lewat semprotan dan kain yang dibekap ke wajah Kim Jong-nam dari arah belakang.
Siti Aisyah, 25 tahun, mengaku tidak tahu kalau cairan yang disemprotkan itu adalah racun. Siti mengatakan ia mengira cairan itu baby oil.
Namun Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar menolak penjelasan Siti. Menurutnya, Siti dan wanita warga Vietnam itu lebih dulu dilatih menggunakan benda itu untuk ditaruh di wajah Kim Jong-nam.
Hingga sekarang, jenazah Kim Jong-nam masih berada di Malaysia. Polisi Malaysia menunggu contoh tes DNA termasuk susunan gigi dan tanda-tanda khusus di tubuhnya dari pihak keluarga untuk mengidentifikasi korban.
CNN | MARIA RITA
|
Weekly Newsletter
Pembunuhan Kim Jong Nam
Kakak tiri pemimpin Korea
Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur
pada Senin (13/1) lalu. Kematiannya tersebut diduga akibat pembunuhan yang
dilakukan oleh dua perempuan tak dikenal.
Ini yang bikin Korea Utara ingin habisi Kim Jong-nam
Merdeka.com - Kematian Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin
Korea Utara Kim Jong-un, menyisakan satu misteri yang hingga kini masih belum
terkuak kebenarannya. Jong-nam dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur
Senin lalu (13/2) dengan cara disemprot cairan beracun oleh dua wanita diduga
agen Korea Utara.
Kasus pembunuhan Jong-nam tersebut bahkan dinilai oleh musuh bebuyutan Korea Utara, Korea Selatan, sebagai tindakan terorisme. Korsel bahkan mengklaim pembunuhan tersebut telah direncanakan oleh pemerintah Korut.
Lima dari pelaku pembunuhan memang disinyalir sebagai warga negara Korut. Sementara itu, dua wanita yang awalnya diduga sebagai agen rahasia Korut diidentifikasi sebagai warga negara asing yakni Indonesia dan Vietnam. Pelaku asal Indonesia diketahui bernama Siti Aisyah.
Beberapa fakta tersebut memunculkan satu pernyataan sangat krusial, mengapa Korut mau membunuh salah satu anggota yang merupakan pewaris kepemimpinan negara tersebut? Beberapa pengamat menilai sulit untuk menemukan penyebab pasti, namun perbedaan dengan negara tetangga China dan persaingan antar saudara disebut-sebut sebagai alasannya.
Kasus pembunuhan Jong-nam tersebut bahkan dinilai oleh musuh bebuyutan Korea Utara, Korea Selatan, sebagai tindakan terorisme. Korsel bahkan mengklaim pembunuhan tersebut telah direncanakan oleh pemerintah Korut.
Lima dari pelaku pembunuhan memang disinyalir sebagai warga negara Korut. Sementara itu, dua wanita yang awalnya diduga sebagai agen rahasia Korut diidentifikasi sebagai warga negara asing yakni Indonesia dan Vietnam. Pelaku asal Indonesia diketahui bernama Siti Aisyah.
Beberapa fakta tersebut memunculkan satu pernyataan sangat krusial, mengapa Korut mau membunuh salah satu anggota yang merupakan pewaris kepemimpinan negara tersebut? Beberapa pengamat menilai sulit untuk menemukan penyebab pasti, namun perbedaan dengan negara tetangga China dan persaingan antar saudara disebut-sebut sebagai alasannya.
kim jong nam telegraph
Jong-nam awalnya akan ditunjuk sebagai pemimpin Korut yang akan menggantikan Kim Jong-il. Namun, pada 2001 silam, dia tertangkap oleh pihak kepolisian saat hendak memasuki Jepang dengan paspor palsu. Saat itu, Jong-nam beralasan ingin mengunjungi Tokyo Disneyland.
Ulahnya tersebut telah mendatangkan rasa malu bagi Korut, sehingga akhirnya dia diasingkan di Makau, sebuah wilayah yang dikuasai China yang berdekatan dengan Hong Kong. Selama di China, Jong-nam terus mempertahankan hubungan dengan Beijing, terutama melalui pamannya, Jang Song Thaek, yang merupakan orang kedua paling berkuasa di Korut setelah kematian Kim Jong-il.
"Jang Sung-taek adalah orangnya China di Pyongyang. Dia merupakan sumber pendapatan Jong-nam. Hal itu yang menyebabkan orang China melindunginya," kata Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur yang berbasis di Amerika Serikat, Jeffrey Lewis, seperti dilansir dari laman CNN, Selasa, (21/2).
Namun, pada 2013, Sung-taek dieksekusi atas perintah Kim Jong-un. Hal itu membuat Jong-nam menjadi sekutu terkuat Jong-in di Pyongyang yang memiliki hubungan utama dengan Beijing.
"Jika Korut benar dalang di balik kematian Kim Jong-nam, maka itu akan merusak pandangan China terhadap rezim Kim Jong-un," ujar Zhao Tong, peneliti di Pusat Tsinghua Carnegie untuk Kebijakan Global di Beijing.
China selama ini sekutu Korut tapi hubungan keduanya sering panas dingin lantaran [pan]
Pyongyang terus berusaha menggeber program senjata nuklir di
tengah sanksi dunia internasional yang didukung Beijing.
"Ketika Korea Utara mengeksekusi Jang, secara hitung-hitungan ada kaitannya dengan China," kata Lewis.
"Korut sedang membersihkan segala elemen yang pro-China di dalam rezimnya--meski pembunuhan ini tergolong kejam."
"Jika pembunuhan ini benar atas perintah Kim Jong-un maka ini akan menjadi pukulan keras bagi China yang selama ini berharap rezim Korut mau membuka diri," ujar Zhao.
Kejadian ini akan secara mendasar mengubah cara pandang Beijing terhadap Pyongyang termasuk soal program nuklir.
*****
Jong-in yang lahir saat Jong-nam tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan dibesarkan secara terpisah dari istri pertama Kim Jong-il, merasakan aroma persaingan yang sangat besar di antara saudaranya. Bahkan, Jong-un dikabarkan tidak pernah akrab dengan kakak sulungnya tersebut.
"Ketika Korea Utara mengeksekusi Jang, secara hitung-hitungan ada kaitannya dengan China," kata Lewis.
"Korut sedang membersihkan segala elemen yang pro-China di dalam rezimnya--meski pembunuhan ini tergolong kejam."
"Jika pembunuhan ini benar atas perintah Kim Jong-un maka ini akan menjadi pukulan keras bagi China yang selama ini berharap rezim Korut mau membuka diri," ujar Zhao.
Kejadian ini akan secara mendasar mengubah cara pandang Beijing terhadap Pyongyang termasuk soal program nuklir.
*****
Jong-in yang lahir saat Jong-nam tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan dibesarkan secara terpisah dari istri pertama Kim Jong-il, merasakan aroma persaingan yang sangat besar di antara saudaranya. Bahkan, Jong-un dikabarkan tidak pernah akrab dengan kakak sulungnya tersebut.
kemunculan pertama kim jong un
usai kematian kakak tirinya KCNA
Ada sumber juga yang mengatakan kedua kakak beradik itu tidak pernah bertemu. Jong-nam saat itu kerap mengkritik Jong-in dan menyebutnya sebagai boneka dari rezim ayahnya yang terlalu lemah untuk mempertahankan kontrol terhadap negara. Hal itulah yang membuat Jong-in berpikir untuk membunuh Jong-nam.
Anggota parlemen Korea Selatan Lee Cheol-woo, mengutip konferensi Intelijen Nasional, mengatakan bahwa Korut telah berusaha membunuh Kim Jong Nam selama lima tahun belakangan. Seorang pria Korut yang dipenjara karena memata-matai Korsel juga mengatakan bahwa dia pernah diperintahkan untuk membunuh Jong-nam.
"Kim Jong-un mungkin telah sepakat dengan agen mata-mata Korut untuk melacak keberadaan saudara tirinya, tapi dia tidak mungkin langsung mengeluarkan perintah untuk membunuhnya, terutama pada saat ini," katanya.
Anggota parlemen lain, Kim Byung-kee, mengatakan bahwa Jong-nam telah menulis surat kepada Jong-in tahun 2012, memintanya untuk mengampuni nyawa dia dan orang-orang dari keluarganya. [pan]
Ini
detik-detik menegangkan pembunuhan Kim Jong-namMalaysia
klaim Jong-nam tidak alami serangan jantung atau disuntik7
Hari tanpa kabar, putra Kim Jong-nam dikabarkan tiba di MalaysiaKorut
tuduh aparat Malaysia pukul keluarga terduga pembunuh Jong-namKorsel
bantah sekongkol dengan Malaysia dalam kematian Kim Jong-namPosisi
Indonesia saat Malaysia-Korut bertikai karena Kim Jong-nam
Wanita Vietnam tersangka pembunuh Kim Jong-nam yang gemar foto
seksi
Merdeka.com - Doan Thi Huong (28), seorang warga negara
Vietnam dicokok polisi lantaran diduga terlibat kasus pembunuhan Kim Jong-nam,
kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong-un. Rupanya, wanita ini termasuk sosok
yang cukup aktif berinteraksi di media sosial.
Dilansir The Sydney Morning Herald, Kamis (23/2), Doan yang juga rekan Siti Aisyah (25) sering memajang foto-fotonya di Facebook, mulai dari menghadiri pesta, kamar hotel dan menggoda. Selama berada di Malaysia, wanita ini bekerja di dunia hiburan.
Dia terakhir kali memposting fotonya di laman Facebook bernama 'Ruby Ruby' pada 11 Februari lalu, hanya selang dua hari sebelum dia dibekuk polisi karena membekap dan mengusapkan racun ke wajah Jong-nam, ketika sedang mempersiapkan diri naik ke atas pesawat menuju Makau di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
Dilansir The Sydney Morning Herald, Kamis (23/2), Doan yang juga rekan Siti Aisyah (25) sering memajang foto-fotonya di Facebook, mulai dari menghadiri pesta, kamar hotel dan menggoda. Selama berada di Malaysia, wanita ini bekerja di dunia hiburan.
Dia terakhir kali memposting fotonya di laman Facebook bernama 'Ruby Ruby' pada 11 Februari lalu, hanya selang dua hari sebelum dia dibekuk polisi karena membekap dan mengusapkan racun ke wajah Jong-nam, ketika sedang mempersiapkan diri naik ke atas pesawat menuju Makau di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
Doan Thi Huong. ©2017 Facebook.com/Ruby Ruby |
"Saya ingin tidur lagi tapi di sisimu," tulis Doan di bawah foto yang memperlihatkan dirinya tengah merebahkan diri di atas ranjang dengan mata tertutup. Dari tag lokasi memperlihatkan dia berada dekat bandara saat mengunggahnya.
Foto lain menunjukkan dia tengah berada di Phnom Penh, Kamboja,
sebulan lalu. Sisanya memperlihatkan dia seperti baru daru acara Vietnam Idol
Talent Show. Hal itu terlihat dari gambar seorang wanita yang sangat mirip
dengan sosoknya bernyanyi sebagai salah satu kontestan pada Juni 2016 lalu.
Reuters melaporkan berdasarkan aplikasi menunjukkan foto-foto itu diduga
merupakan Doan, wanita yang kini tengah menjalani masa penahanan di Kepolisian
Selangor, Malaysia.
"Bisa kah saya bernyanyi untuk kamu malam ini," tulisnya di Facebook pada Maret tahun lalu. "Balas cepat dan saya akan masukkan nomor kamu di komentar. Saya akan telepon dan bernyanyi untuk kamu."
Kepolisian Malaysia sendiri membantah pernyataan yang menyebut Doan dan Siti sedang ditipu, di mana mereka percaya turut ambil bagian dalam acara televisi iseng seperti 'Just for Laughs'. Rekaman CCTV, jelas kepolisian Malaysia, berhadapan langsung dengan Jong-nam di bandara tersibuk tersebut pada 13 Februari lalu.Kedua wanita itu nampak menggosokkan tangan mereka dengan sesuatu dan membasuhnya di wajah korban beberapa kali, termasuk di mal Kuala Lumpur dan bandara.
Doan diketahui lahir dari keluarga petani di utara Vietnam dan pergi meninggalkan rumahnya saat berusia 18 tahun. Dia hanya beberapa kali pulang menemui keluarganya, termasuk sang ayah yang pernah terlibat Perang Vietnam dan kehilangan kakinya.
Pejabat di Vietnam mengaku telah mendatangi keluarganya dan menyatakan akan memberikan bantuan konsular bagi Doan. [tyo]
"Bisa kah saya bernyanyi untuk kamu malam ini," tulisnya di Facebook pada Maret tahun lalu. "Balas cepat dan saya akan masukkan nomor kamu di komentar. Saya akan telepon dan bernyanyi untuk kamu."
Kepolisian Malaysia sendiri membantah pernyataan yang menyebut Doan dan Siti sedang ditipu, di mana mereka percaya turut ambil bagian dalam acara televisi iseng seperti 'Just for Laughs'. Rekaman CCTV, jelas kepolisian Malaysia, berhadapan langsung dengan Jong-nam di bandara tersibuk tersebut pada 13 Februari lalu.Kedua wanita itu nampak menggosokkan tangan mereka dengan sesuatu dan membasuhnya di wajah korban beberapa kali, termasuk di mal Kuala Lumpur dan bandara.
Doan diketahui lahir dari keluarga petani di utara Vietnam dan pergi meninggalkan rumahnya saat berusia 18 tahun. Dia hanya beberapa kali pulang menemui keluarganya, termasuk sang ayah yang pernah terlibat Perang Vietnam dan kehilangan kakinya.
Pejabat di Vietnam mengaku telah mendatangi keluarganya dan menyatakan akan memberikan bantuan konsular bagi Doan. [tyo]
Korut: Kematian Jong-nam bukan karena diracun
kim jong nam. ©Facebook
Merdeka.com - Membantah seluruh hasil penyelidikan yang dilakukan
kepolisian Malaysia, pejabat Kedutaan Besar Korea Utara (Korut) menyebut
kematian kakak tiri pimpinan Korut Kim Jong-un, Kim Jong-nam bukan akibat
racun. Tak hanya itu, mereka juga mendesak agar tiga tersangka dibebaskan
segera, termasuk Ri Jong-chol.
"Ini sudah 10 hari sejak kejadian itu berlangsung, dan polisi Malaysia tidak memiliki bukti apapun dari tersangka yang ditangkap," tulis Kedutaan Korut dalam keterangan resminya kepada sejumlah awak jurnalis di Malaysia, Rabu (22/2).
Mereka tidak yakin atas pernyataan yang diterbitkan aparat kepolisian, di mana Doan Thi Huong (29) dan Siti Aisyah (25) tega membunuh Kim Jong-nam. Sebab dalam CCTV yang beredar luas tidak terlihat keduanya membasuh racun di wajah anak dari istri pertama Kim Jong-il, yang juga ayah Kim Jong-un.
"Bagaimana mungkin kedua tersangka itu tetap hidup setelah kejadian. Ini berarti cairan yang mereka oleskan bukan racun dan pasti ada penyebab kematian dari korban."
Pagi tadi, Kepala Kepolisian Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar menyebutkan kedua tersangka telah diinstruksikan untuk membasuh tangan mereka setelah Jong-nam tewas. Baik Doan dan Siti disebutnya mengetahui bahan kimia yang dioleskan kepada korban beracun.
Saat ini, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengidentifikasi jenis kimia yang dipakai dalam kejahatan tersebut.
Pihak kedutaan juga tidak menyebutkan dua orang karyawannya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut, salah satunya bertugas sebagai sekretaris dan sisanya adalah karyawan maskapai Air Koryo. Mereka juga mengaku kecewa dengan pemerintah Malaysia dalam menangani kasus tersebut, dan menyebutnya sebagai 'gangguan' atas kedaulatan Korut.
Tak hanya itu, Korut menyatakan tindakan Malaysia telah melanggar hukum internasional dan kepabeanan, dan di saat bersamaan menuduh negeri Jiran itu berada di sisi sama dengan musuhnya Korea Selatan. Mereka juga mendesak aparat kepolisian tidak hanya menargetkan atau mencurigai warganya, Malaysia diminta fokus mencari penyebab kematian dan mencari tersangka sebenarnya. [tyo]
"Ini sudah 10 hari sejak kejadian itu berlangsung, dan polisi Malaysia tidak memiliki bukti apapun dari tersangka yang ditangkap," tulis Kedutaan Korut dalam keterangan resminya kepada sejumlah awak jurnalis di Malaysia, Rabu (22/2).
Mereka tidak yakin atas pernyataan yang diterbitkan aparat kepolisian, di mana Doan Thi Huong (29) dan Siti Aisyah (25) tega membunuh Kim Jong-nam. Sebab dalam CCTV yang beredar luas tidak terlihat keduanya membasuh racun di wajah anak dari istri pertama Kim Jong-il, yang juga ayah Kim Jong-un.
"Bagaimana mungkin kedua tersangka itu tetap hidup setelah kejadian. Ini berarti cairan yang mereka oleskan bukan racun dan pasti ada penyebab kematian dari korban."
Pagi tadi, Kepala Kepolisian Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar menyebutkan kedua tersangka telah diinstruksikan untuk membasuh tangan mereka setelah Jong-nam tewas. Baik Doan dan Siti disebutnya mengetahui bahan kimia yang dioleskan kepada korban beracun.
Saat ini, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengidentifikasi jenis kimia yang dipakai dalam kejahatan tersebut.
Pihak kedutaan juga tidak menyebutkan dua orang karyawannya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut, salah satunya bertugas sebagai sekretaris dan sisanya adalah karyawan maskapai Air Koryo. Mereka juga mengaku kecewa dengan pemerintah Malaysia dalam menangani kasus tersebut, dan menyebutnya sebagai 'gangguan' atas kedaulatan Korut.
Tak hanya itu, Korut menyatakan tindakan Malaysia telah melanggar hukum internasional dan kepabeanan, dan di saat bersamaan menuduh negeri Jiran itu berada di sisi sama dengan musuhnya Korea Selatan. Mereka juga mendesak aparat kepolisian tidak hanya menargetkan atau mencurigai warganya, Malaysia diminta fokus mencari penyebab kematian dan mencari tersangka sebenarnya. [tyo]
Siti Aisyah dibayar 400 ringgit dan baby oil
Sabtu,
25 Februari 2017 18:45Reporter
:
Merdeka.com - Pemerintah Malaysia hari ini akhirnya
mengizinkan perwakilan Indonesia menemui Siti Aisyah, tersangka pembunuh Kim
Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Andreano Erwin diberi kesempatan selama 1,5 jam untuk menemui Siti guna memberikan hak kekonsuleran. Andreano mendatangi tempat penahanan Siti di Cyberjaya, Kuala Lumpur pagi tadi.
Dia mengatakan Siti mengaku dibayar RM 400 atau setara Rp 1,2 juta untuk melakukan aksi jahil terhadap pria yang kemudian diketahui adalah Kim Jong-nam. Aksi itu dikatakan untuk sebuah acara tayangan televisi.
Siti bilang dia disuruh dua pria bernama James dan Chan yang sosoknya mirip orang Korea atau Jepang untuk melakukan tindakan itu.
Siti menuturkan dia tidak tahu bahwa cairan yang digunakan untuk mengusap wajah Jong-nam itu adalah racun. Siti mengira cairan itu adalah baby oil.
Andreano menyampaikan Siti tidak mengenal sosok tersangka wanita asal Vietnam bernama Doan Thi Huong yang juga terlibat dalam aksi tersebut.
"Siti dalam keadaan sehat," ujar Andreano kepada wartawan, seperti dilansir the Star, Sabtu (25/2).
Sejumlah perwakilan Vietnam juga terlihat di Cyberjaya namun tidak memberikan komentar.
Kim Jong-nam, 45 tahun, tewas di bandara Internasional Kuala Lumpur 13 Februari lalu ketika akan menuju Makau.
Kemarin polisi Malaysia mengatakan ditemukan racun mematikan VX di wajah Jong-nam. Racun itu dikatakan sangat berbahaya dan dilarang penggunaannya dalam Konvensi Senjata Kimia. [pan]
Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Andreano Erwin diberi kesempatan selama 1,5 jam untuk menemui Siti guna memberikan hak kekonsuleran. Andreano mendatangi tempat penahanan Siti di Cyberjaya, Kuala Lumpur pagi tadi.
Dia mengatakan Siti mengaku dibayar RM 400 atau setara Rp 1,2 juta untuk melakukan aksi jahil terhadap pria yang kemudian diketahui adalah Kim Jong-nam. Aksi itu dikatakan untuk sebuah acara tayangan televisi.
Siti bilang dia disuruh dua pria bernama James dan Chan yang sosoknya mirip orang Korea atau Jepang untuk melakukan tindakan itu.
Siti menuturkan dia tidak tahu bahwa cairan yang digunakan untuk mengusap wajah Jong-nam itu adalah racun. Siti mengira cairan itu adalah baby oil.
Andreano menyampaikan Siti tidak mengenal sosok tersangka wanita asal Vietnam bernama Doan Thi Huong yang juga terlibat dalam aksi tersebut.
"Siti dalam keadaan sehat," ujar Andreano kepada wartawan, seperti dilansir the Star, Sabtu (25/2).
Sejumlah perwakilan Vietnam juga terlihat di Cyberjaya namun tidak memberikan komentar.
Kim Jong-nam, 45 tahun, tewas di bandara Internasional Kuala Lumpur 13 Februari lalu ketika akan menuju Makau.
Kemarin polisi Malaysia mengatakan ditemukan racun mematikan VX di wajah Jong-nam. Racun itu dikatakan sangat berbahaya dan dilarang penggunaannya dalam Konvensi Senjata Kimia. [pan]
Baca Juga:
Racun
pembunuh Jong-nam terdeteksi, polisi sisir Bandara KLPengakuan
Siti Aisyah soal dibayar 400 ringgit dan baby oilHari
ini Malaysia izinkan tim KBRI temui Siti AisyahKasus
Siti Aisyah di Malaysia, Polri serahkan ke KemluPolisi
Malaysia: Satu tersangka pembunuh Jong-nam muntah kena racun
Ini alasan Malaysia belum izinkan KBRI temui Siti Aisyah
Merdeka.com - Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk
Seri Zahrain Mohamed Hashim, meminta Indonesia mempercayakan sepenuhnya proses
investigasi Siti Aisyah, terduga pembunuh Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin
Korea Utara Kim Jong-un, kepada pihak berwajib di Malaysia.
"Kami meminta Indonesia untuk menyerahkan dan mempercayakan proses investigasi kepada polisi Malaysia. Kami bukan tidak mau memberikan akses kekonsuleran kepada tersangka, namun menurut peraturan negara kami tersangka yang tengah diinvestigasi tidak bisa ditemui tamu selama masa penahanan," kata Dubes Zahrain saat menggelar jumpa pers di Kedutaan Besar Malaysia, Kuningan,Jakarta Selatan, Kamis (22/2).
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Zahrain juga menyatakan bahwa keselamatan Siti Aisyah di tempat tahanan tetap terjamin selama proses investigasi berlangsung.
"Kasus ini akan diperlakukan secara beda mengingat hubungan baik Malaysia dan Indonesia selama ini. Kami juga menjamin kondisi dan keselamatan Siti Aisyah akan terus terjamin selama proses investigasi," jelasnya.
Dubes Zahrain juga menyebut saat ini Malaysia sudah bekerja sama Interpol. Sementara itu, rencananya akan dilakukan joint investigasi dengan pihak kepolisian Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.
"Jadi sekarang kami hanya meminta kepada Indonesia, biarkan polisi kami bekerja secara profesional untuk menyelesaikan kasus ini. Investigasi akan berlangsung dengan baik jika tidak ada campur tangan pihak lain," tandasnya. [tyo]
"Kami meminta Indonesia untuk menyerahkan dan mempercayakan proses investigasi kepada polisi Malaysia. Kami bukan tidak mau memberikan akses kekonsuleran kepada tersangka, namun menurut peraturan negara kami tersangka yang tengah diinvestigasi tidak bisa ditemui tamu selama masa penahanan," kata Dubes Zahrain saat menggelar jumpa pers di Kedutaan Besar Malaysia, Kuningan,Jakarta Selatan, Kamis (22/2).
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Zahrain juga menyatakan bahwa keselamatan Siti Aisyah di tempat tahanan tetap terjamin selama proses investigasi berlangsung.
"Kasus ini akan diperlakukan secara beda mengingat hubungan baik Malaysia dan Indonesia selama ini. Kami juga menjamin kondisi dan keselamatan Siti Aisyah akan terus terjamin selama proses investigasi," jelasnya.
Dubes Zahrain juga menyebut saat ini Malaysia sudah bekerja sama Interpol. Sementara itu, rencananya akan dilakukan joint investigasi dengan pihak kepolisian Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.
"Jadi sekarang kami hanya meminta kepada Indonesia, biarkan polisi kami bekerja secara profesional untuk menyelesaikan kasus ini. Investigasi akan berlangsung dengan baik jika tidak ada campur tangan pihak lain," tandasnya. [tyo]
Baca Juga:
Warga
Malaysia diminta jangan pergi ke Korea UtaraKorea
Utara bantah dalangi pembunuhan Kim Jong-namJokowi:
Saya sudah sampaikan ke Menlu untuk dampingi Siti AisyahMalaysia
jangan berspekulasi dalam penyelidikan kematian Jong-namKorut:
Kematian Jong-nam bukan karena diracun
Pembunuhan Kim Jong Nam
Ini yang bikin Korea Utara ingin habisi Kim Jong-nam
Wanita Vietnam tersangka pembunuh Kim Jong-nam yang gemar foto
seksi
Korut: Kematian Jong-nam bukan karena diracun
kim jong nam. ©Facebook
Siti Aisyah dibayar 400 ringgit dan baby oil
Baca Juga:
Keluarga Mengira Doan Thi Huong Bekerja di Hanoi
bukan Malaysia
Doan Thi Huong Pernah Berlibur ke Pulau Jeju dan
Berteman dengan 27 Orang Korea
Ini alasan Malaysia belum izinkan KBRI temui Siti Aisyah
Baca Juga:
Racun pembunuh Jong-nam terdeteksi, polisi sisir Bandara KL
Diisukan Jadi Target Pembunuhan, Paman Kim Jong-un
Tak Dijaga Khusus
Pelaku pembunuhan Kim
Jong-nam. ©REUTERS/Royal Malaysia Police
|
Weekly Newsletter
Pembunuhan Kim Jong Nam
Kakak tiri pemimpin Korea
Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur
pada Senin (13/1) lalu. Kematiannya tersebut diduga akibat pembunuhan yang
dilakukan oleh dua perempuan tak dikenal.
Ini yang bikin Korea Utara ingin habisi Kim Jong-nam
kim jong nam dan ayahnya kim jong il. ©CNN
Merdeka.com - Kematian Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin
Korea Utara Kim Jong-un, menyisakan satu misteri yang hingga kini masih belum
terkuak kebenarannya. Jong-nam dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur
Senin lalu (13/2) dengan cara disemprot cairan beracun oleh dua wanita diduga
agen Korea Utara.
Kasus pembunuhan Jong-nam tersebut bahkan dinilai oleh musuh bebuyutan Korea Utara, Korea Selatan, sebagai tindakan terorisme. Korsel bahkan mengklaim pembunuhan tersebut telah direncanakan oleh pemerintah Korut.
Lima dari pelaku pembunuhan memang disinyalir sebagai warga negara Korut. Sementara itu, dua wanita yang awalnya diduga sebagai agen rahasia Korut diidentifikasi sebagai warga negara asing yakni Indonesia dan Vietnam. Pelaku asal Indonesia diketahui bernama Siti Aisyah.
Beberapa fakta tersebut memunculkan satu pernyataan sangat krusial, mengapa Korut mau membunuh salah satu anggota yang merupakan pewaris kepemimpinan negara tersebut? Beberapa pengamat menilai sulit untuk menemukan penyebab pasti, namun perbedaan dengan negara tetangga China dan persaingan antar saudara disebut-sebut sebagai alasannya.
Kasus pembunuhan Jong-nam tersebut bahkan dinilai oleh musuh bebuyutan Korea Utara, Korea Selatan, sebagai tindakan terorisme. Korsel bahkan mengklaim pembunuhan tersebut telah direncanakan oleh pemerintah Korut.
Lima dari pelaku pembunuhan memang disinyalir sebagai warga negara Korut. Sementara itu, dua wanita yang awalnya diduga sebagai agen rahasia Korut diidentifikasi sebagai warga negara asing yakni Indonesia dan Vietnam. Pelaku asal Indonesia diketahui bernama Siti Aisyah.
Beberapa fakta tersebut memunculkan satu pernyataan sangat krusial, mengapa Korut mau membunuh salah satu anggota yang merupakan pewaris kepemimpinan negara tersebut? Beberapa pengamat menilai sulit untuk menemukan penyebab pasti, namun perbedaan dengan negara tetangga China dan persaingan antar saudara disebut-sebut sebagai alasannya.
kim jong nam telegraph
Jong-nam awalnya akan ditunjuk sebagai pemimpin Korut yang akan menggantikan Kim Jong-il. Namun, pada 2001 silam, dia tertangkap oleh pihak kepolisian saat hendak memasuki Jepang dengan paspor palsu. Saat itu, Jong-nam beralasan ingin mengunjungi Tokyo Disneyland.
Ulahnya tersebut telah mendatangkan rasa malu bagi Korut, sehingga akhirnya dia diasingkan di Makau, sebuah wilayah yang dikuasai China yang berdekatan dengan Hong Kong. Selama di China, Jong-nam terus mempertahankan hubungan dengan Beijing, terutama melalui pamannya, Jang Song Thaek, yang merupakan orang kedua paling berkuasa di Korut setelah kematian Kim Jong-il.
"Jang Sung-taek adalah orangnya China di Pyongyang. Dia merupakan sumber pendapatan Jong-nam. Hal itu yang menyebabkan orang China melindunginya," kata Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur yang berbasis di Amerika Serikat, Jeffrey Lewis, seperti dilansir dari laman CNN, Selasa, (21/2).
Namun, pada 2013, Sung-taek dieksekusi atas perintah Kim Jong-un. Hal itu membuat Jong-nam menjadi sekutu terkuat Jong-in di Pyongyang yang memiliki hubungan utama dengan Beijing.
"Jika Korut benar dalang di balik kematian Kim Jong-nam, maka itu akan merusak pandangan China terhadap rezim Kim Jong-un," ujar Zhao Tong, peneliti di Pusat Tsinghua Carnegie untuk Kebijakan Global di Beijing.
China selama ini sekutu Korut tapi hubungan keduanya sering panas dingin lantaran [pan]
Jong-nam awalnya akan ditunjuk sebagai pemimpin Korut yang akan menggantikan Kim Jong-il. Namun, pada 2001 silam, dia tertangkap oleh pihak kepolisian saat hendak memasuki Jepang dengan paspor palsu. Saat itu, Jong-nam beralasan ingin mengunjungi Tokyo Disneyland.
Ulahnya tersebut telah mendatangkan rasa malu bagi Korut, sehingga akhirnya dia diasingkan di Makau, sebuah wilayah yang dikuasai China yang berdekatan dengan Hong Kong. Selama di China, Jong-nam terus mempertahankan hubungan dengan Beijing, terutama melalui pamannya, Jang Song Thaek, yang merupakan orang kedua paling berkuasa di Korut setelah kematian Kim Jong-il.
"Jang Sung-taek adalah orangnya China di Pyongyang. Dia merupakan sumber pendapatan Jong-nam. Hal itu yang menyebabkan orang China melindunginya," kata Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur yang berbasis di Amerika Serikat, Jeffrey Lewis, seperti dilansir dari laman CNN, Selasa, (21/2).
Namun, pada 2013, Sung-taek dieksekusi atas perintah Kim Jong-un. Hal itu membuat Jong-nam menjadi sekutu terkuat Jong-in di Pyongyang yang memiliki hubungan utama dengan Beijing.
"Jika Korut benar dalang di balik kematian Kim Jong-nam, maka itu akan merusak pandangan China terhadap rezim Kim Jong-un," ujar Zhao Tong, peneliti di Pusat Tsinghua Carnegie untuk Kebijakan Global di Beijing.
China selama ini sekutu Korut tapi hubungan keduanya sering panas dingin lantaran [pan]
Pyongyang terus berusaha menggeber program senjata nuklir di
tengah sanksi dunia internasional yang didukung Beijing.
"Ketika Korea Utara mengeksekusi Jang, secara hitung-hitungan ada kaitannya dengan China," kata Lewis.
"Korut sedang membersihkan segala elemen yang pro-China di dalam rezimnya--meski pembunuhan ini tergolong kejam."
"Jika pembunuhan ini benar atas perintah Kim Jong-un maka ini akan menjadi pukulan keras bagi China yang selama ini berharap rezim Korut mau membuka diri," ujar Zhao.
Kejadian ini akan secara mendasar mengubah cara pandang Beijing terhadap Pyongyang termasuk soal program nuklir.****
Jong-in yang lahir saat Jong-nam tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan dibesarkan secara terpisah dari istri pertama Kim Jong-il, merasakan aroma persaingan yang sangat besar di antara saudaranya. Bahkan, Jong-un dikabarkan tidak pernah akrab dengan kakak sulungnya tersebut.
"Ketika Korea Utara mengeksekusi Jang, secara hitung-hitungan ada kaitannya dengan China," kata Lewis.
"Korut sedang membersihkan segala elemen yang pro-China di dalam rezimnya--meski pembunuhan ini tergolong kejam."
"Jika pembunuhan ini benar atas perintah Kim Jong-un maka ini akan menjadi pukulan keras bagi China yang selama ini berharap rezim Korut mau membuka diri," ujar Zhao.
Kejadian ini akan secara mendasar mengubah cara pandang Beijing terhadap Pyongyang termasuk soal program nuklir.****
Jong-in yang lahir saat Jong-nam tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan dibesarkan secara terpisah dari istri pertama Kim Jong-il, merasakan aroma persaingan yang sangat besar di antara saudaranya. Bahkan, Jong-un dikabarkan tidak pernah akrab dengan kakak sulungnya tersebut.
kemunculan pertama kim jong un
usai kematian kakak tirinya KCNA
Ada sumber juga yang
mengatakan kedua kakak beradik itu tidak pernah bertemu. Jong-nam saat itu
kerap mengkritik Jong-in dan menyebutnya sebagai boneka dari rezim ayahnya yang
terlalu lemah untuk mempertahankan kontrol terhadap negara. Hal itulah yang
membuat Jong-in berpikir untuk membunuh Jong-nam.
Anggota parlemen Korea Selatan Lee Cheol-woo, mengutip konferensi Intelijen Nasional, mengatakan bahwa Korut telah berusaha membunuh Kim Jong Nam selama lima tahun belakangan. Seorang pria Korut yang dipenjara karena memata-matai Korsel juga mengatakan bahwa dia pernah diperintahkan untuk membunuh Jong-nam.
"Kim Jong-un mungkin telah sepakat dengan agen mata-mata Korut untuk melacak keberadaan saudara tirinya, tapi dia tidak mungkin langsung mengeluarkan perintah untuk membunuhnya, terutama pada saat ini," katanya.
Anggota parlemen lain, Kim Byung-kee, mengatakan bahwa Jong-nam telah menulis surat kepada Jong-in tahun 2012, memintanya untuk mengampuni nyawa dia dan orang-orang dari keluarganya. [pan]
Anggota parlemen Korea Selatan Lee Cheol-woo, mengutip konferensi Intelijen Nasional, mengatakan bahwa Korut telah berusaha membunuh Kim Jong Nam selama lima tahun belakangan. Seorang pria Korut yang dipenjara karena memata-matai Korsel juga mengatakan bahwa dia pernah diperintahkan untuk membunuh Jong-nam.
"Kim Jong-un mungkin telah sepakat dengan agen mata-mata Korut untuk melacak keberadaan saudara tirinya, tapi dia tidak mungkin langsung mengeluarkan perintah untuk membunuhnya, terutama pada saat ini," katanya.
Anggota parlemen lain, Kim Byung-kee, mengatakan bahwa Jong-nam telah menulis surat kepada Jong-in tahun 2012, memintanya untuk mengampuni nyawa dia dan orang-orang dari keluarganya. [pan]
Ini
detik-detik menegangkan pembunuhan Kim Jong-namMalaysia
klaim Jong-nam tidak alami serangan jantung atau disuntik7
Hari tanpa kabar, putra Kim Jong-nam dikabarkan tiba di MalaysiaKorut
tuduh aparat Malaysia pukul keluarga terduga pembunuh Jong-namKorsel
bantah sekongkol dengan Malaysia dalam kematian Kim Jong-namPosisi
Indonesia saat Malaysia-Korut bertikai karena Kim Jong-nam
Wanita Vietnam tersangka pembunuh Kim Jong-nam yang gemar foto
seksi
Merdeka.com - Doan Thi Huong (28), seorang warga negara
Vietnam dicokok polisi lantaran diduga terlibat kasus pembunuhan Kim Jong-nam,
kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong-un. Rupanya, wanita ini termasuk sosok
yang cukup aktif berinteraksi di media sosial.
Dilansir The Sydney Morning Herald, Kamis (23/2), Doan yang juga rekan Siti Aisyah (25) sering memajang foto-fotonya di Facebook, mulai dari menghadiri pesta, kamar hotel dan menggoda. Selama berada di Malaysia, wanita ini bekerja di dunia hiburan.
Dia terakhir kali memposting fotonya di laman Facebook bernama 'Ruby Ruby' pada 11 Februari lalu, hanya selang dua hari sebelum dia dibekuk polisi karena membekap dan mengusapkan racun ke wajah Jong-nam, ketika sedang mempersiapkan diri naik ke atas pesawat menuju Makau di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
Dilansir The Sydney Morning Herald, Kamis (23/2), Doan yang juga rekan Siti Aisyah (25) sering memajang foto-fotonya di Facebook, mulai dari menghadiri pesta, kamar hotel dan menggoda. Selama berada di Malaysia, wanita ini bekerja di dunia hiburan.
Dia terakhir kali memposting fotonya di laman Facebook bernama 'Ruby Ruby' pada 11 Februari lalu, hanya selang dua hari sebelum dia dibekuk polisi karena membekap dan mengusapkan racun ke wajah Jong-nam, ketika sedang mempersiapkan diri naik ke atas pesawat menuju Makau di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).
Doan Thi Huong. ©2017 Facebook.com/Ruby Ruby
"Saya ingin tidur lagi tapi di sisimu," tulis Doan di bawah foto yang memperlihatkan dirinya tengah merebahkan diri di atas ranjang dengan mata tertutup. Dari tag lokasi memperlihatkan dia berada dekat bandara saat mengunggahnya.
"Saya ingin tidur lagi tapi di sisimu," tulis Doan di bawah foto yang memperlihatkan dirinya tengah merebahkan diri di atas ranjang dengan mata tertutup. Dari tag lokasi memperlihatkan dia berada dekat bandara saat mengunggahnya.
Foto lain menunjukkan dia tengah berada di Phnom Penh, Kamboja,
sebulan lalu. Sisanya memperlihatkan dia seperti baru daru acara Vietnam Idol
Talent Show. Hal itu terlihat dari gambar seorang wanita yang sangat mirip
dengan sosoknya bernyanyi sebagai salah satu kontestan pada Juni 2016 lalu.
Reuters melaporkan berdasarkan aplikasi menunjukkan foto-foto itu diduga merupakan Doan, wanita yang kini tengah menjalani masa penahanan di Kepolisian Selangor, Malaysia.
"Bisa kah saya bernyanyi untuk kamu malam ini," tulisnya di Facebook pada Maret tahun lalu. "Balas cepat dan saya akan masukkan nomor kamu di komentar. Saya akan telepon dan bernyanyi untuk kamu."
Kepolisian Malaysia sendiri membantah pernyataan yang menyebut Doan dan Siti sedang ditipu, di mana mereka percaya turut ambil bagian dalam acara televisi iseng seperti 'Just for Laughs'. Rekaman CCTV, jelas kepolisian Malaysia, berhadapan langsung dengan Jong-nam di bandara tersibuk tersebut pada 13 Februari lalu.Kedua wanita itu nampak menggosokkan tangan mereka dengan sesuatu dan membasuhnya di wajah korban beberapa kali, termasuk di mal Kuala Lumpur dan bandara.
Doan diketahui lahir dari keluarga petani di utara Vietnam dan pergi meninggalkan rumahnya saat berusia 18 tahun. Dia hanya beberapa kali pulang menemui keluarganya, termasuk sang ayah yang pernah terlibat Perang Vietnam dan kehilangan kakinya.
Pejabat di Vietnam mengaku telah mendatangi keluarganya dan menyatakan akan memberikan bantuan konsular bagi Doan. [tyo]
Reuters melaporkan berdasarkan aplikasi menunjukkan foto-foto itu diduga merupakan Doan, wanita yang kini tengah menjalani masa penahanan di Kepolisian Selangor, Malaysia.
"Bisa kah saya bernyanyi untuk kamu malam ini," tulisnya di Facebook pada Maret tahun lalu. "Balas cepat dan saya akan masukkan nomor kamu di komentar. Saya akan telepon dan bernyanyi untuk kamu."
Kepolisian Malaysia sendiri membantah pernyataan yang menyebut Doan dan Siti sedang ditipu, di mana mereka percaya turut ambil bagian dalam acara televisi iseng seperti 'Just for Laughs'. Rekaman CCTV, jelas kepolisian Malaysia, berhadapan langsung dengan Jong-nam di bandara tersibuk tersebut pada 13 Februari lalu.Kedua wanita itu nampak menggosokkan tangan mereka dengan sesuatu dan membasuhnya di wajah korban beberapa kali, termasuk di mal Kuala Lumpur dan bandara.
Doan diketahui lahir dari keluarga petani di utara Vietnam dan pergi meninggalkan rumahnya saat berusia 18 tahun. Dia hanya beberapa kali pulang menemui keluarganya, termasuk sang ayah yang pernah terlibat Perang Vietnam dan kehilangan kakinya.
Pejabat di Vietnam mengaku telah mendatangi keluarganya dan menyatakan akan memberikan bantuan konsular bagi Doan. [tyo]
Korut: Kematian Jong-nam bukan karena diracun
kim jong nam. ©Facebook
Merdeka.com - Membantah seluruh hasil penyelidikan yang dilakukan
kepolisian Malaysia, pejabat Kedutaan Besar Korea Utara (Korut) menyebut
kematian kakak tiri pimpinan Korut Kim Jong-un, Kim Jong-nam bukan akibat
racun. Tak hanya itu, mereka juga mendesak agar tiga tersangka dibebaskan
segera, termasuk Ri Jong-chol.
"Ini sudah 10 hari sejak kejadian itu berlangsung, dan polisi Malaysia tidak memiliki bukti apapun dari tersangka yang ditangkap," tulis Kedutaan Korut dalam keterangan resminya kepada sejumlah awak jurnalis di Malaysia, Rabu (22/2).
Mereka tidak yakin atas pernyataan yang diterbitkan aparat kepolisian, di mana Doan Thi Huong (29) dan Siti Aisyah (25) tega membunuh Kim Jong-nam. Sebab dalam CCTV yang beredar luas tidak terlihat keduanya membasuh racun di wajah anak dari istri pertama Kim Jong-il, yang juga ayah Kim Jong-un.
"Bagaimana mungkin kedua tersangka itu tetap hidup setelah kejadian. Ini berarti cairan yang mereka oleskan bukan racun dan pasti ada penyebab kematian dari korban."
Pagi tadi, Kepala Kepolisian Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar menyebutkan kedua tersangka telah diinstruksikan untuk membasuh tangan mereka setelah Jong-nam tewas. Baik Doan dan Siti disebutnya mengetahui bahan kimia yang dioleskan kepada korban beracun.
Saat ini, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengidentifikasi jenis kimia yang dipakai dalam kejahatan tersebut.
Pihak kedutaan juga tidak menyebutkan dua orang karyawannya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut, salah satunya bertugas sebagai sekretaris dan sisanya adalah karyawan maskapai Air Koryo. Mereka juga mengaku kecewa dengan pemerintah Malaysia dalam menangani kasus tersebut, dan menyebutnya sebagai 'gangguan' atas kedaulatan Korut.
Tak hanya itu, Korut menyatakan tindakan Malaysia telah melanggar hukum internasional dan kepabeanan, dan di saat bersamaan menuduh negeri Jiran itu berada di sisi sama dengan musuhnya Korea Selatan. Mereka juga mendesak aparat kepolisian tidak hanya menargetkan atau mencurigai warganya, Malaysia diminta fokus mencari penyebab kematian dan mencari tersangka sebenarnya. [tyo]
"Ini sudah 10 hari sejak kejadian itu berlangsung, dan polisi Malaysia tidak memiliki bukti apapun dari tersangka yang ditangkap," tulis Kedutaan Korut dalam keterangan resminya kepada sejumlah awak jurnalis di Malaysia, Rabu (22/2).
Mereka tidak yakin atas pernyataan yang diterbitkan aparat kepolisian, di mana Doan Thi Huong (29) dan Siti Aisyah (25) tega membunuh Kim Jong-nam. Sebab dalam CCTV yang beredar luas tidak terlihat keduanya membasuh racun di wajah anak dari istri pertama Kim Jong-il, yang juga ayah Kim Jong-un.
"Bagaimana mungkin kedua tersangka itu tetap hidup setelah kejadian. Ini berarti cairan yang mereka oleskan bukan racun dan pasti ada penyebab kematian dari korban."
Pagi tadi, Kepala Kepolisian Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar menyebutkan kedua tersangka telah diinstruksikan untuk membasuh tangan mereka setelah Jong-nam tewas. Baik Doan dan Siti disebutnya mengetahui bahan kimia yang dioleskan kepada korban beracun.
Saat ini, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengidentifikasi jenis kimia yang dipakai dalam kejahatan tersebut.
Pihak kedutaan juga tidak menyebutkan dua orang karyawannya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut, salah satunya bertugas sebagai sekretaris dan sisanya adalah karyawan maskapai Air Koryo. Mereka juga mengaku kecewa dengan pemerintah Malaysia dalam menangani kasus tersebut, dan menyebutnya sebagai 'gangguan' atas kedaulatan Korut.
Tak hanya itu, Korut menyatakan tindakan Malaysia telah melanggar hukum internasional dan kepabeanan, dan di saat bersamaan menuduh negeri Jiran itu berada di sisi sama dengan musuhnya Korea Selatan. Mereka juga mendesak aparat kepolisian tidak hanya menargetkan atau mencurigai warganya, Malaysia diminta fokus mencari penyebab kematian dan mencari tersangka sebenarnya. [tyo]
Siti Aisyah dibayar 400 ringgit dan baby oil
Sabtu,
25 Februari 2017 18:45Reporter
:
Merdeka.com - Pemerintah Malaysia hari ini akhirnya
mengizinkan perwakilan Indonesia menemui Siti Aisyah, tersangka pembunuh Kim
Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Andreano Erwin diberi kesempatan selama 1,5 jam untuk menemui Siti guna memberikan hak kekonsuleran. Andreano mendatangi tempat penahanan Siti di Cyberjaya, Kuala Lumpur pagi tadi.
Dia mengatakan Siti mengaku dibayar RM 400 atau setara Rp 1,2 juta untuk melakukan aksi jahil terhadap pria yang kemudian diketahui adalah Kim Jong-nam. Aksi itu dikatakan untuk sebuah acara tayangan televisi.
Siti bilang dia disuruh dua pria bernama James dan Chan yang sosoknya mirip orang Korea atau Jepang untuk melakukan tindakan itu.
Siti menuturkan dia tidak tahu bahwa cairan yang digunakan untuk mengusap wajah Jong-nam itu adalah racun. Siti mengira cairan itu adalah baby oil.
Andreano menyampaikan Siti tidak mengenal sosok tersangka wanita asal Vietnam bernama Doan Thi Huong yang juga terlibat dalam aksi tersebut.
"Siti dalam keadaan sehat," ujar Andreano kepada wartawan, seperti dilansir the Star, Sabtu (25/2).
Sejumlah perwakilan Vietnam juga terlihat di Cyberjaya namun tidak memberikan komentar.
Kim Jong-nam, 45 tahun, tewas di bandara Internasional Kuala Lumpur 13 Februari lalu ketika akan menuju Makau.
Kemarin polisi Malaysia mengatakan ditemukan racun mematikan VX di wajah Jong-nam. Racun itu dikatakan sangat berbahaya dan dilarang penggunaannya dalam Konvensi Senjata Kimia. [pan]
Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Andreano Erwin diberi kesempatan selama 1,5 jam untuk menemui Siti guna memberikan hak kekonsuleran. Andreano mendatangi tempat penahanan Siti di Cyberjaya, Kuala Lumpur pagi tadi.
Dia mengatakan Siti mengaku dibayar RM 400 atau setara Rp 1,2 juta untuk melakukan aksi jahil terhadap pria yang kemudian diketahui adalah Kim Jong-nam. Aksi itu dikatakan untuk sebuah acara tayangan televisi.
Siti bilang dia disuruh dua pria bernama James dan Chan yang sosoknya mirip orang Korea atau Jepang untuk melakukan tindakan itu.
Siti menuturkan dia tidak tahu bahwa cairan yang digunakan untuk mengusap wajah Jong-nam itu adalah racun. Siti mengira cairan itu adalah baby oil.
Andreano menyampaikan Siti tidak mengenal sosok tersangka wanita asal Vietnam bernama Doan Thi Huong yang juga terlibat dalam aksi tersebut.
"Siti dalam keadaan sehat," ujar Andreano kepada wartawan, seperti dilansir the Star, Sabtu (25/2).
Sejumlah perwakilan Vietnam juga terlihat di Cyberjaya namun tidak memberikan komentar.
Kim Jong-nam, 45 tahun, tewas di bandara Internasional Kuala Lumpur 13 Februari lalu ketika akan menuju Makau.
Kemarin polisi Malaysia mengatakan ditemukan racun mematikan VX di wajah Jong-nam. Racun itu dikatakan sangat berbahaya dan dilarang penggunaannya dalam Konvensi Senjata Kimia. [pan]
Baca Juga:
Racun
pembunuh Jong-nam terdeteksi, polisi sisir Bandara KLPengakuan
Siti Aisyah soal dibayar 400 ringgit dan baby oilHari
ini Malaysia izinkan tim KBRI temui Siti AisyahKasus
Siti Aisyah di Malaysia, Polri serahkan ke KemluPolisi
Malaysia: Satu tersangka pembunuh Jong-nam muntah kena racun
Minggu, 26 Februari 2017 - 02:22 wib
Keluarga Mengira Doan Thi Huong Bekerja di Hanoi
bukan Malaysia
Silviana Dharma
Jurnalis
HANOI
– Perempuan
Vietnam yang ditahan polisi Malaysia atas keterlibatannya dalam pembunuhan Kim
Jong-nam, Doan Thi Huong, jarang
pulang ke rumah. Dia sudah pergi merantau sejak berusia 18 tahun dan hanya
sesekali saja balik ke kampung halamannya di Nam Dinh, kawasan Red River Delta,
tenggara Hanoi. Demikian menurut keterangan keluarganya.
Berdasarkan
informasi yang dihimpun Santa
Monica Observer, Minggu (26/2/2017), keluarga Doan hidup sederhana
di kampung. Orangtuanya bekerja di sawah sebagai petani padi. Ia punya seorang
kakak laki-laki bernama Joseph Doan.
BERITA REKOMENDASI
Keluarga mengenali wajah Huong
di televisi. Orangtuanya mengaku tidak tahu menahu soal keberadaan putrinya itu
selama ini. Mereka mengira anak perempuannya bekerja di Ibu Kota. Kepergiannya
ke Malaysia baru mereka ketahui dari pemberitaan di media.
Ayah tersangka, Doan Van Thanh
sekarang berumur 63 tahun. Dia bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah pasar
lokal. Van Thanh juga merupakan veteran Perang Vietnam. Ia membela pasukan
utara dan kehilangan sebelah kakinya dalam pertempuran.
“Meskipun saya ayahnya, tetapi
saya tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi ketika dia berada di luar rumah.
Saya tidak tahu apa-apa,” jawabnya ketika ditanya perihal kasus yang menimpa
putrinya.
Kepada awak media, keluarga
kemudian menunjukkan laman Facebook milik Doan. Perempuan berambut pirang itu
memakai nama samaran Ruby Ruby. Ia juga punya akun lain yang dipakai untuk
mengikuti ajang pencarian bakat Vietnam Idol dengan nama Bella Tron Tron Bella,
yang berarti perempuan cantik yang tembem.
Selain dari media, keluarga
mengaku mengikuti perkembangan kasus hukum Doan Thi Huong dari pemerintah
Vietnam. Otoritas setempat meyakinkan keluarga bahwa mereka akan menangani
kasus perempuan 28 tahun itu sebaik-baiknya. Mereka juga terhubung dengan
perwakilan Vietnam di Malaysia.
“Mereka hanya mengatakan akan
mendukun Huong karena dia warga negara Vietnam. Tetapi mereka tidak bilang ke
saya dia benar tersangkanya atau bukan,” tutur Thanh.
(Sil)
Minggu, 26 Februari
2017 - 15:32 wib
Tersangka Pembunuhan Kim Jong-Nam Keukeuh Direkrut untuk
Acara Komedi
(Kiri) foto akun
Facebook Doan Thi Huong (Kanan) foto Doan ketika ditangkap polisi Malaysia
(Foto: Reuters/Facebook)
Emirald Julio
Jurnalis
HANOI – Setelah KBRI diizinkan bertemu dengan
Siti Aisyah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Vietnam juga membuka suara terkait
warga negaranya, Doan
Thi Huong. Diduga tersangkut kasus pembunuhan kakak
tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam, Doan keukeuh menyatakan ia direkrut untuk acara
komedi.
Sebagaimana
dikutip dari Reuters,
Minggu (26/2/2017) Vietnam sebelumnya tidak membenarkan kabar bahwa Doan Thi Huongmerupakan warga
negaranya. Namun mereka terus berkomunikasi dengan otoritas Malaysia.
BERITA REKOMENDASI
Akhirnya,
perwakilan Kedutaan Besar Vietnam diizinkan bertemu denganDoan pada
Sabtu 25 Februari 2017. Di hari yang sama, Wakil Dubes RI di Kuala Lumpur,
Adriano Erwin, juga bertemu dengan Siti Aisyah.
“Doan dalam keadaan sehat.
Pada pertemuan dengan pejabat kedutaan, Doan mengatakan ia dimanfaatkan dan
berpikir sedang ikut video komedi,” tutur Kemlu Vietnam melalui pernyataannya.
Adriano
juga menyatakan hal senada. Siti tetap bersikeras, ia menyangka ikut syuting
acara reality show dan mengira racun VX yang
dipegangnya adalah baby
oil.
(emj)
Akun FB Doan Thi
Huong. (Foto: Santa Monica Observed)
Minggu, 26 Februari 2017 - 03:01 wib
Doan Thi Huong Pernah Berlibur ke Pulau Jeju dan
Berteman dengan 27 Orang Korea
Silviana Dharma
Jurnalis
POLISI Malaysia terus menyelidiki latar belakang
para tersangka dalam kasus pembunuhan
Kim Jong-nam, kakak tiri Presiden Korea
Utara Kim Jong-un. Salah satunya menelusuri rekam jejak Doan
Thi Huong, perempuan asal Vietnam yang
paling pertama ditangkap.
Wajah perempuan 28 tahun itu
merupakan yang paling banyak muncul di CCTV Bandara Internasional Kuala Lumpur
pada 13 Februari 2017. Jadi polisi dapat mengenalinya dengan cepat.
Ciri-cirinya dalam video di terminal dua itu jelas, bahwa Doan Thi Huong
berambut pendek pirang dan memakai baju putih bertuliskan LOL.
BERITA REKOMENDASI
Doan
Thi Huong jadi tersangka di Malaysia. (Foto: Reuters)
Dia
menjadi tersangka utama pembunuhan
Kim Jong-nam karena perannya tak lain sebagai perempuan
yang membekapkan racun ke wajah korban dari belakang. Dalam rekaman terlihat,
tersangka lain asal Indonesia, Siti
Aisyah berperan
sebagai pengalih perhatian. Sementara Doan Thi Huong memeperkan racun ke wajah Kim
Jong-nam yang
sedang check-in untuk perjalanan ke Makau.
Berdasarkan
hasil penelusuran polisi dan keterangan dari keluarga tersangka di Nam Dinh,
Vietnam, Doan Thi Huong memiliki beberapa akun Facebook. Salah satu yang paling
aktif adalah akun bernama Ruby Ruby. Demikian seperti disitat dari Santa Monica Observed,
Minggu (26/2/2017).
Temannya dalam akun tersebut
tidak banyak. Hanya berjumlah 65 orang. Sebagian besar pria, tepatnya ada 56
orang. Sekira 27 temannya berasal dari Korea.
(Sil
Ini alasan Malaysia belum izinkan KBRI temui Siti Aisyah
Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim. ©2017 Merdeka.com/Ira Astiana
Merdeka.com - Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk
Seri Zahrain Mohamed Hashim, meminta Indonesia mempercayakan sepenuhnya proses
investigasi Siti Aisyah, terduga pembunuh Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin
Korea Utara Kim Jong-un, kepada pihak berwajib di Malaysia.
"Kami meminta Indonesia untuk menyerahkan dan mempercayakan proses investigasi kepada polisi Malaysia. Kami bukan tidak mau memberikan akses kekonsuleran kepada tersangka, namun menurut peraturan negara kami tersangka yang tengah diinvestigasi tidak bisa ditemui tamu selama masa penahanan," kata Dubes Zahrain saat menggelar jumpa pers di Kedutaan Besar Malaysia, Kuningan,Jakarta Selatan, Kamis (22/2).
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Zahrain juga menyatakan bahwa keselamatan Siti Aisyah di tempat tahanan tetap terjamin selama proses investigasi berlangsung.
"Kasus ini akan diperlakukan secara beda mengingat hubungan baik Malaysia dan Indonesia selama ini. Kami juga menjamin kondisi dan keselamatan Siti Aisyah akan terus terjamin selama proses investigasi," jelasnya.
Dubes Zahrain juga menyebut saat ini Malaysia sudah bekerja sama Interpol. Sementara itu, rencananya akan dilakukan joint investigasi dengan pihak kepolisian Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.
"Jadi sekarang kami hanya meminta kepada Indonesia, biarkan polisi kami bekerja secara profesional untuk menyelesaikan kasus ini. Investigasi akan berlangsung dengan baik jika tidak ada campur tangan pihak lain," tandasnya. [tyo]
"Kami meminta Indonesia untuk menyerahkan dan mempercayakan proses investigasi kepada polisi Malaysia. Kami bukan tidak mau memberikan akses kekonsuleran kepada tersangka, namun menurut peraturan negara kami tersangka yang tengah diinvestigasi tidak bisa ditemui tamu selama masa penahanan," kata Dubes Zahrain saat menggelar jumpa pers di Kedutaan Besar Malaysia, Kuningan,Jakarta Selatan, Kamis (22/2).
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Zahrain juga menyatakan bahwa keselamatan Siti Aisyah di tempat tahanan tetap terjamin selama proses investigasi berlangsung.
"Kasus ini akan diperlakukan secara beda mengingat hubungan baik Malaysia dan Indonesia selama ini. Kami juga menjamin kondisi dan keselamatan Siti Aisyah akan terus terjamin selama proses investigasi," jelasnya.
Dubes Zahrain juga menyebut saat ini Malaysia sudah bekerja sama Interpol. Sementara itu, rencananya akan dilakukan joint investigasi dengan pihak kepolisian Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.
"Jadi sekarang kami hanya meminta kepada Indonesia, biarkan polisi kami bekerja secara profesional untuk menyelesaikan kasus ini. Investigasi akan berlangsung dengan baik jika tidak ada campur tangan pihak lain," tandasnya. [tyo]
Baca Juga:
Warga
Malaysia diminta jangan pergi ke Korea UtaraKorea
Utara bantah dalangi pembunuhan Kim Jong-namJokowi:
Saya sudah sampaikan ke Menlu untuk dampingi Siti AisyahMalaysia
jangan berspekulasi dalam penyelidikan kematian Jong-namKorut:
Kematian Jong-nam bukan karena diracun
Racun pembunuh Jong-nam terdeteksi, polisi sisir Bandara KL
Polisi Malaysia sisir KLIA
2. ©2017 Astro Awani
Merdeka.com - Usai melakukan penyisiran, aparat kepolisian Malaysia
memastikan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) 2 sebagai daerah aman.
Tindakan ini dilakukan sebagai tindak lanjut usai ditemukannya zat beracun yang
menewaskan kakak tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong-un.
Dilansir The Star, Minggu (26/2), penyisiran dilakukan secara bersama oleh polisi, Badan Perizinan Energi Atom (AELB) dan Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Operasi gabungan tersebut untuk mencari sisa-sisa VX Nerve Agent, yang menewaskan Jong-nam.
"Operasi gabungan, digelar tim forensik kepolisian, AELB dan Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Hazmat, dimulai sekitar pukul 1.45 (waktu Malaysia) pagi dan berakhir sejam berikutnya, terang Kepala Kepolisian Selangor Komisaris Datuk Seri Abdul Samah Mat.
"Dari hasil penelusuran, kami memiliki tiga kesimpulan yakni tidak ada material beracun yang terdeteksi, KLIA 2 bersih dari kontaminasi apapun dan bandara dinyatakan sebagai zona aman," katanya kepada awak jurnalis.
Samah melanjutkan, tindakan itu dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban baru pasca-kematian Jong-nam akibat racun tersebut. Oleh PBB, zat kimia mematikan itu disebut sebagai senjata pemusnah massal dan pembuatannya sangat dilarang, namun beberapa negara masih memproduksinya secara diam-diam.
"Sejumlah orang yang membantu korban pasca-serangan telah menjalani pemeriksaan dan mereka dinyatakan sehat," ujarnya, sembari menambahkan tidak ada laporan korban baru akibat terkontaminasi zat kimia mematikan itu.
Saat ini, aparat kepolisian menyelidiki zat kimia tersebut dibuat secara ilegal di Malaysia atau diselundupkan. Polisi juga telah meminta Kedutaan Besar Korea Utara untuk membantu proses investigasi atas kasus yang bikin geger dunia tersebut.
"Kami telah memberi mereka jangka waktu yang wajar untuk muncul. Jika tidak, kita akan beralih gunakan upaya hukum lainnya," katanya. [tyo]
Dilansir The Star, Minggu (26/2), penyisiran dilakukan secara bersama oleh polisi, Badan Perizinan Energi Atom (AELB) dan Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Operasi gabungan tersebut untuk mencari sisa-sisa VX Nerve Agent, yang menewaskan Jong-nam.
"Operasi gabungan, digelar tim forensik kepolisian, AELB dan Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Hazmat, dimulai sekitar pukul 1.45 (waktu Malaysia) pagi dan berakhir sejam berikutnya, terang Kepala Kepolisian Selangor Komisaris Datuk Seri Abdul Samah Mat.
"Dari hasil penelusuran, kami memiliki tiga kesimpulan yakni tidak ada material beracun yang terdeteksi, KLIA 2 bersih dari kontaminasi apapun dan bandara dinyatakan sebagai zona aman," katanya kepada awak jurnalis.
Samah melanjutkan, tindakan itu dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban baru pasca-kematian Jong-nam akibat racun tersebut. Oleh PBB, zat kimia mematikan itu disebut sebagai senjata pemusnah massal dan pembuatannya sangat dilarang, namun beberapa negara masih memproduksinya secara diam-diam.
"Sejumlah orang yang membantu korban pasca-serangan telah menjalani pemeriksaan dan mereka dinyatakan sehat," ujarnya, sembari menambahkan tidak ada laporan korban baru akibat terkontaminasi zat kimia mematikan itu.
Saat ini, aparat kepolisian menyelidiki zat kimia tersebut dibuat secara ilegal di Malaysia atau diselundupkan. Polisi juga telah meminta Kedutaan Besar Korea Utara untuk membantu proses investigasi atas kasus yang bikin geger dunia tersebut.
"Kami telah memberi mereka jangka waktu yang wajar untuk muncul. Jika tidak, kita akan beralih gunakan upaya hukum lainnya," katanya. [tyo]
Sabtu, 25 Februari 2017 - 21:01 wib
Diisukan Jadi Target Pembunuhan, Paman Kim Jong-un
Tak Dijaga Khusus
Rahman Asmardika
Jurnalis
PRAHA – Menyusul pembunuhan kakak
tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Kuala Lumpur pekan lalu, dunia
internasional berspekulasi apakah akan ada tokoh penting Korut lainnya yang
akan menjadi korban. Salah satu tokoh yang diisukan menjadi target pembunuhan
adalah Duta Besar (Dubes) Korut untuk Republik Ceko, Kim Pyong-il.
Media lokal memberitakan,
paman dari Kim Jong-un yang berusia 63 tahun itu kemungkinan menghadapi ancaman
pembunuhan menyusul tewasnya Kim Jong-nam. Namun, kekhawatiran itu ditepis pihak
Kementerian Dalam Negeri Republik Ceko yang mengatakan tidak menerima informasi
apa pun terkait ancaman terhadap nyawa Pyong-il.
BERITA REKOMENDASI
“Kami
belum mengambil langkah-langkah keamanan untuk meningkat sekitar Kedutaan Korut
dan tidak mendapatkan informasi mengenai ancaman spesifik untuk Dubes,”
demikian kata Juru Bicara Kementerian, Iveta Martinkova sebagaimana dilansir
dari Sputnik, Sabtu
(25/2/2017).
Kim Pyon-il ditunjuk sebagai
Dubes Korut untuk Republik Ceko pada Januari 2015. Sebelumnya, dia bertugas
sebagai perwakilan Pyongyang untuk Polandia selama 17 tahun.
Seperti diberitakan
sebelumnya, Kim Jong-nam dibunuh oleh dua orang perempuan di bandara Kuala
Lumpur, Malaysia pada 13 Februari. Jong-nam tewas setelah terpapar racun
mematikan yang dikategorikan sebagai senjata pemusnah massal, gas saraf VX.
Seorang warga negara
Indonesia, Siti Aisyah dan seorang warga negara Vietnam Doan Thi Huong menjadi
tersangka dalam pembunuhan tersebut dan saat ini ditahan oleh Kepolisian
Malaysia. Selain kedua perempuan itu, delapan warga Korut juga telah dijadikan
tersangka dalam kasus ini.(dka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar