15 Februari 2017

Dari bagianAsia

Bagikan

Gambar hak ciptaAFP
Keterangan gambarKim Jong-nam (foto tahun 2001) adalah putra tertua pemimpin Korea Utara Kim Jong-il

Selama bertahun-tahun, diyakini Kim Jong-nam sedang dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya Kim Jong-il sebagai pemimpin berikutnya Korea Utara.

Tapi itu tampaknya telah berakhir pada tahun 2001, ketika Kim tertangkap menyelinap masuk ke Jepang dengan paspor palsu.

Itu, ia kemudian mengaku, karena dia ingin mengunjungi Disneyland.

kakak tertua Kim Jong-un 'tewas di Malaysia'

Apa pun alasannya, Kim tampaknya telah dibuang, dan menjalani kehidupan di pengasingan sampai kematiannya di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 13 Februari - lebih dari lima tahun setelah termuda setengah-saudaranya, Kim Jong-un, kontrol mengambil dari negara paling rahasia di dunia.

Pada waktu itu Kim Jong-nam menjadi salah satu kritikus tertinggi profil rezim, secara terbuka mempertanyakan kebijakan Stalinis dan suksesi dinasti kakeknya Kim Il-sung mulai kerajinan pada tahun 1948.

Gambar hak ciptaAFP
Keterangan gambarKim melewati untuk suksesi mendukung termuda saudara tirinya

Kim adalah anak tertua ayahnya, lahir pada tanggal 10 Mei 1971 hingga Sung Hae-rim, seorang aktris yang menikah kakeknya menyetujui.

Untuk alasan itu, Kim muda akan disimpan di balik pintu tertutup, anak rahasia memanjakan oleh ayahnya dan bibi dari pihak ayah Kim Kyung-hee, yang pergi sejauh berusaha untuk mengadopsi keponakannya.

Ini kemudian akan dilaporkan ia juga dekat dengan suami bibinya, Chang Song-thaek, yang naik menjadi salah satu orang yang paling kuat Korea Utara, sebelum dieksekusi pada 2013 oleh keponakannya termuda .

Meskipun kedekatan Jong-nam untuk keluarga ayahnya, ia dikirim pergi selama satu dekade, belajar di Rusia dan Swiss, menjadi fasih dalam bahasa Prancis dan Inggris, sebelum kembali ke Pyongyang penuh waktu di akhir 80-an.

Gambar hak ciptaAFP
Keterangan gambarJong-nam, mengenakan seragam tentara, pose dengan nenek dari pihak ibu pada Januari 1975

Itu di sini retak mulai menunjukkan dalam hubungan dengan ayahnya, dengan Kim Jong-il dikabarkan menjadi begitu marah dengan anaknya ia mengancam untuk mengirim dia ke salah satu penjara politik Korea Utara, atau bawah tambang batubara.

Untuk bagian Jong-nam, tampaknya 10 tahun jauh dari batas-batas yang ketat dari Pyongyang telah memberinya rasa untuk dunia luar. Setelah kematiannya, ia mengungkapkan profil Facebook-nya - yang dibuat dengan nama "Kim Chol" - kata musisi favoritnya adalah penyanyi Perancis Serge Gainsbourg dan penyanyi Jepang Hiroshi Itsuki.

Kim Jong-nam tidak pernah berakhir di penjara politik, tapi setelah kejatuhannya dari nikmat pada tahun 2001, diperkirakan ia pindah ke Macau, di mana ia dikatakan telah menikmati mesin slot, meskipun laporan lain menyarankan ia mungkin hidup di Singapura .

Setelah beberapa tahun jauh dari basis kekuatan keluarganya, ia mulai secara terbuka mengkritik Korea Utara. Ia dikutip media Jepang pada tahun 2010 yang mengatakan ia menentang '' dinasti suksesi ''.

Gambar hak ciptaGETTY IMAGES
Gambar captionSeorang muda Kim berpose dengan ayahnya di potret keluarga yang diambil pada awal tahun 1980

Setelah kematian ayahnya pada bulan Desember 2011, ia tampaknya telah menjadi lebih berani. komentar Kim tentang kemampuan adiknya untuk mempertahankan "kekuasaan mutlak" untuk seorang wartawan Jepang dia keluar sebagai tertinggi profilnya kritikus.

Kim mengatakan Yoji Gomi negara akan runtuh tanpa reformasi, tapi reformasi akan menyebabkan runtuhnya dinasti Kim, sambil mengingatkan kakaknya akan sedikit lebih dari seorang tokoh wayang, digunakan oleh elit penguasa.

Apakah Kim pernah benar-benar sejalan untuk suksesi tidak jelas. Tapi anaknya, Kim Han-sol, yang lahir di Pyongyang pada tahun 1995 dan tidak pernah bertemu kakeknya, disarankan Jong-nam tidak tertarik dalam peran pula.

"Ayah saya itu pasti tidak benar-benar tertarik dalam politik," kata remaja mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Elisabeth Rehn dalam sebuah wawancara di televisi Finlandia pada tahun 2012.

Gambar hak ciptaAFP
Keterangan gambarKim Jong-nam telah kritis terhadap rezim

Meskipun demikian, Jong-nam muncul untuk tetap target.

Pada tahun 2012, seorang mata-mata Korea Utara mengakui bahwa ia telah diperintahkan oleh negara tertutup untuk menyerangnya.

Dia dilaporkan pergi sejauh menyewa sopir taksi untuk menjalankan Mr Kim lebih pada tahun 2010, tapi plot pergi lagi, pengadilan mendengar.

Keberadaan Kim Jong-chul, anak tengah Kim Jong-il, tampaknya melewati untuk suksesi karena terlalu banci, tidak diketahui.

Dia terakhir terlihat di konser Eric Clapton di London pada tahun 2015.

sejarah Korea Utara pembunuhan asing dan penculikan

tentara Korea Utara melihat Korea Selatan di Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), pada tanggal 22 Desember 2011 di Panmunjom, Korea Selatan. — Gambar captionKorea Utara memiliki sejarah panjang operasi rahasia luar negeri

Kim Jong-nam, saudara tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, telah tewas di Malaysia, polisi setempat mengatakan.

Beberapa media Korea Selatan melaporkan agen Korea Utara bertanggung jawab. Tidak ada bukti yang belum tersedia.

Tapi karena Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan dia tidak punya penyesalan dalam melaksanakan pejabat dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaannya - dalam kasus yang paling tinggi profil, pamannya dan mentor senior yang Chang Song-thaek.

Dan Korea Utara memiliki sejarah panjang mengirimkan agen di luar negeri untuk melaksanakan pembunuhan, serangan dan penculikan.

Berikut adalah lima contoh.

1) Raid di Blue House, 1968

Sebuah tim dari 31 elit, dipilih sendiri komando Korea Utara dikirim ke Selatan dengan misi sederhana: menyusup ke Blue House (kediaman presiden Korea Selatan) dan membunuh Presiden Park Chung-hee.

Sementara bersembunyi di pegunungan di atas Seoul mereka ditemukan oleh sekelompok warga sipil tetapi memutuskan bahwa daripada membunuh mereka, mereka akan mengajarkan mereka tentang komunisme dan membebaskan mereka dengan peringatan untuk tidak memberitahu siapa pun.

Pandangan umum menunjukkan presiden Blue House di Seoul pada tanggal 1 November 2016. — Gambar captionkomando Korea Utara yang dikirim untuk menyusup ke Blue House pada tahun 1968

Itu adalah sebuah kesalahan.

Polisi dan militer diberitahu, tapi pembunuh Korea Utara berhasil menghindari deteksi. Mereka memasuki ibukota, mengenakan seragam tentara Korea Selatan dan berbaris ke Blue House menyamar sebagai sangat prajurit yang mencari mereka.

Pada 100 m pos pemeriksaan jauh dari kediaman presiden, mereka ditanyai dan tembak-menembak meletus.

Banyak dari pasukan komando berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan kemudian dibunuh atau bunuh diri ketika mereka mencoba untuk mendapatkan kembali ke Utara. Satu ditangkap.

Lebih dari 90 warga Korea Selatan secara total tewas, termasuk sekelompok besar warga sipil yang dilaporkan di bus.

2) Bom di Burma, 1983

upaya pembunuhan di negara ketiga, jika ini memang yang terjadi di Malaysia, bukanlah hal yang baru.

Sebuah bom yang disembunyikan di Mausoleum Martir 'di Rangoon, ibukota Myanmar (Burma kemudian), meledak menit sebelum kemudian Presiden Korea Selatan Chun Doo-hwan tiba untuk meletakkan karangan bunga pada 9 Oktober.

Tujuh belas pejabat Korea Selatan, termasuk empat menteri, tewas. Empat warga negara Burma juga meninggal. mobil mr Chun tertunda dalam lalu lintas, menyelamatkan nyawanya.

Sebuah karangan bunga Korea Selatan diletakkan untuk beristirahat di samping Myanmar Martir Mausoleum bagi anggota Korea Selatan yang tewas dalam pemboman Korea Utara pada tahun 1983, selama peringatan di Yangon pada 6 Juni 2014 — Gambar captionMyanmar memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara pada tahun 1983 tetapi kembali mereka pada tahun 2007.

Tiga agen Korea Utara yang terlibat dan dikatakan telah meledakkan salah satu dari tiga bom awal setelah mendengar suara terompet yang keliru mengisyaratkan kedatangan presiden.

Mereka melarikan diri tapi satu kemudian tewas dan dua ditangkap.

3) penculikan Overseas, 1970-1980

Korea Utara telah mengakui penculikan Jepang warga pada 1970-an dan 1980-an untuk melatih mata-mata di bea cukai dan bahasa Jepang.

Beberapa menyambar dari daerah pesisir di Jepang oleh agen-agen Korea Utara dan lain-lain dari luar negeri. Yang termuda adalah seorang gadis 13 tahun diculik dalam perjalanan pulang dari sekolah pada tahun 1977.

Pyongyang telah kembali lima dari korban penculikan dan mengatakan delapan meninggal. Jepang tidak percaya mereka mati dan mengatakan lebih banyak orang diculik.

Shin Sang-ok dan Choi Eun-hee setelah pelarian mereka dari Korea Utara — Gambar keteranganDirektur Film Shin Sang-ok dan bintang istri filmnya Choi Eun-hee keduanya diculik di Hong Kong

Korea Selatan juga telah diculik juga - kasus profil yang paling tinggi adalah dari seorang sutradara film dan aktris, yang diculik di Hong Kong dan dibawa ke Korea Utara sehingga mereka bisa membantu membangun industri film nya.

4) Sebuah pembunuhan di Vladivostok, 1996

Ada diperkirakan ribuan warga Korea Utara yang tinggal di Rusia dan Korea Selatan pejabat konsulat pekerjaan Choi Duk Keun adalah untuk memantau orang-orang dari mereka di Vladivostok.

Dia ditemukan dipukul pada bulan Oktober 1996 dan laporan media Korea Selatan mengatakan ia dibunuh untuk membalas kematian dari 22 pasukan komando Korea Utara yang selam kandas di pantai Korea Selatan bulan sebelumnya.

5) Penargetan pembelot

Pembelotan Korea Utara juga telah menyebabkan upaya pembunuhan. Tahun lalu, ketika Wakil Dubes Korea Utara ke Inggris membelot , Korea Selatan memperingatkan kemungkinan pembunuhan balas dendam dan penculikan.

Ada preseden. Ketika Hwang Jang-yop, seorang politisi senior, membelot ke Korea Selatan pada tahun 1997, pembelot terkemuka lain, Yi Han-yong, ditembak di kepala oleh tersangka pembunuh Korea Utara. Dia adalah keponakan dari Song Hye-rim, yang ibu Kim Jong-nam.

Tiga belas tahun kemudian, dua pejabat militer Korea Utara yang menyamar sebagai pembelot dipenjara di Korea Selatan untuk plot gagal untuk membunuh Mr Hwang
Sumber: BBC.com
======

Kemenlu: Siti Aisyah Sehat dan Telah Ikut Rekonstruksi

SABTU, 18 FEBRUARI 2017 | 20:13 WIB

Ibu kandung Siti Aisyah yakni Benah, 50 tahun, yang ditemui di rumahnya di Kampung Ranca Sumur, Desa Sindang Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang Banten tidak menyangka jika anaknya melakukan pembunuhan. DARMA WIJAYA

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan pengacara retainer yang ditugaskan oleh Kedutaan Besar RI untuk mendampingi Siti Aisyah, Gooi & Azura, telah bertemu dan berkoordinasi dengan penyidik Kepolisian Sepang, Malaysia.

Iqbal berujar, meskipun pengacara belum dapat bertemu dengan Siti Aisyah, wanita berusia 25 tahun itu dalam keadaan sehat dan telah dipindahkan ke penjara lain. "Kemarin Jumat, SA juga telah melakukan rekonstruksi di Bandara Internasional Kuala Lumpur," ujar Iqbal dalam rilisnya, Sabtu, 18 Februari 2017.

Baca: Kemenlu Pastikan Paspor dan Identitas Siti Aisyah Asli

Dalam pertemuan tersebut, Iqbal mengatakan, pengacara juga mendapatkan konfirmasi bahwa terdapat satu tersangka lain, warga negara Korea Utara, yang ditangkap oleh polisi. "Sehingga saat ini terdapat empat tersangka yang sudah ditahan Kepolisian Malaysia," tuturnya.

Siti Aisyah ditangkap Kepolisian Malaysia pada 16 Februari 2017 atas tuduhan turut terlibat dalam pembunuhan kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Selain Siti Aisyah, polisi juga menangkap Doan Thi Huong, wanita berusia 29 tahun yang berpaspor Vietnam.

Baca: Pria Berpaspor Korut, Tersangka Ke-4 Pembunuhan Kim Jong-nam

Kim Jong-nam diduga tewas setelah dua perempuan itu menyemprotkan cairan yang diduga racun. Pria berusia 45 tahun tersebut dibunuh di terminal keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 pada 13 Februari 2017 sekitar pukul 09.00 saat akan berangkat ke Makau.

Hari ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Malaysia untuk meminta akses kekonsuleran terhadap Siti Aisyah. "Akses kekonsuleran dibutuhkan agar KBRI dapat memastikan hak-hak hukum SA terpenuhi sepanjang proses yang dijalaninya," kata Iqbal.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Sumber Tempo.co

====