Kamis, 31 Agustus 2017

BENCANA SUMBAR;Anggota DPRD 50 Kota,Tersangka Pembunuh Di Air Suci

“Dalam kasus bentrok di perbatasan Taram dan Pilubang, penyidik menetapkan satu lagi tersangka, atas nama Tedi Sutendi” AKBP Haris Hadis, Kapolres Limapuluh Kota.Tedy Sutendy (45) mendapat perawatan di RS Ibnu Sina Payakumbuh (ist)


Anggota DPRD Limapuluh Kota, 

Tedi Sutendi Tersangka Pembunuhan.


LIMAPULUH KOTA, HARIANHALUAN.COM – Penyidik Satreskrim Polres Payakumbuh berhasil mengurai akar masalah bentrok berdarah di BukitAir  Suci, perbatasan Taram dan Pilubang, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota. Penyidikan yang dilakukan juga menetapkan anggota DPRD Limapuluh Kota, Tedi Sutendi sebagai tersangka pembunuhan.
Tedi dianggap bertanggung jawab atas tewasnya, Erwin Saputra, (34), warga Jorong Koto Nan Gadang, Nagari Pilubang, Kecamatan Harau. Erwin adalah korban bentrok perebutan tanah ulayat di Bukit Air Suci.
Dia terlibat parang ladiang dengan Tedi dan Tito (40) – adik Tedi Sutendi –. Erwin yang hanya petani garapan dan menurut warga ingin mempertahankan tanahnya, tewas dengan sejumlah luka sabetan parang. Tedi dan Tito juga berdarah-darah. Bahkan, hingga saat ini, Tedi masih dirawat di RSUP M Djamil Padang. Dia sempat kritis. Tapi, kondisinya kian membaik dan sudah berkomunikasi. Kakak beradik itu sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Tito sudah sejak Selasa menyandang status tertuduh.
Penetapan Tedi Sutendi sebagai tersangka dibenarkan Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Haris Hadis.
“Dalam kasus bentrok di perbatasan Taram dan Pilubang, penyidik menetapkan satu lagi tersangka, atas nama Tedi Sutendi. Ini penetapan kedua. Sebelumnya, Tito juga ditetapkan sebagai tersangka,” terang AKBP Haris Hadis saat dijumpai di Mapolres Limapuluh Kota, KM 11, Jalan Sumbar – Riau, Ketinggian, Harau, Rabu (13/9).
Penetapan wakil rakyat dari partai Hanura tersebut sebagai tersangka berdasarkan keterangan 13 saksi yang sudah diperiksa penyidik. Selain itu, sejumlah alat bukti yang ditemukan petugas, juga menguatkan kalau Tedi mesti bertanggung jawab atas hilangnya nyawa Erwin.
“Segala proses yang terjadi dalam penyidikan berdasarkan keterangan saksi dan bukti yang didapat, termasuk penetapan Tedi Sutendi sebagai tersangka,” sebut AKBP Haris.
Kapolres yang alumnus Akpol 1997 tersebut juga menyebutkan, penyidikan yang dilakukan belum usai. Petugas masih bekerja untuk mengungkap fakta hukum lainnya, termasuk latar belakang masalah, yang menjadi pemicu bentrok.
“Penyidik masih bekerja, belum usai. Tunggu saja perkembangannya,” lanjut Haris.
Minggu (10/9), publik dihebohkan dengan tewasnya Erwin dalam bentrok berdarah di Bukit Air Suci, yang merupakan batas Nagari Taram, Nagari Pilubang dan Nagari Sarilamak. Tiga nagari tersebut, berada di dalam Kecamatan Harau, Ibukota Limapuluh Kota. Erwin tewas di RSUD Adnaan WD Payakumbuh, dengan kondisi luka parah.
Hasil pemeriksaan dr Intan dan petugas IGD, ditemukan luka lengan kiri sepanjang 16 centimeter, dalam 6 centimeter. Kemudian di tubuh korban Erwin, terdapat luka pada jempol tangan kiri,  luka robek belakang kepala hingga ke dasar tengkorak. Sedangkan Tedi Sutendi dan adiknya, Tito alias Pito mengalami luka serius di punggung belakang hingga tembus ke perutnya.
Sebelum tewas, Erwin yang sehari-hari menyambi sebagai sopir, bersama ratusan masyarakat adat Pilubang berangkat dari kampung kecil mereka, naik ke atas perbukitan untuk berladang.
Dari rekaman video yang beredar, termasuk yang dikantongi polisi, ketika masyarakat berkumpul, ada sekelompok orang datang dan melarang adanya kegiatan tersebut. Pihak yang datang adalah Tedi Sutendi dan rombongannya. Lalu terjadi perang mulut antar kedua kelompok, hingga berakhir dengan bentrokan. Hingga akhirnya Erwin tewas bersimbah darah.
Camat Harau Deki Yusman memperkirakan, perkara lahan di kawasan perbukitan Air Suci, Harau, Limapuluh Kota, sudah terjadi cukup lama. Bahkan, sudah dilakukan mediasi sedikitnya 10-an kali sejak beberapa tahun belakangan. Pada 2016, gejolak masyarakat dapat diredam, dengan cara menggelar rapat di Kantor Camat.
Namun, lantaran proses mediasi berujung buntu, pemerintah sudah meminta kedua kelompok masyarakat yang mengklaim sebagai pemilik lahan, baik kelompok Pilubang atau Taram, untuk mengajukan gugatan perdata di pengadilan. Namun, sebelum gugatan dilayangkan, bentrok terjadi.
Pada Mei 2016 lalu, sedikitnya 11 niniak mamak asal 13 kaum berbeda di Pilubang, melapor ke Polres Limapuluh Kota, terkait dugaan penyerobotan lahan dengan terlapor Tedi Sutendi. Laporan ini, juga terkait ranah perdata. Diyakini, buntu sebelum adanya putusan pengadilan. Para niniak mamak dan kaum adat di Pilubang yang merasa mempunyai hak ulayatnya di kawasan tersebut, juga diketahui, belum melakukan pengujian keabsahan lahan di pengadilan.
Hormati Proses Hukum
Ketua Hanura Limapuluh Kota, Asyirwan Yunus tak mau berkomentar banyak terkait penetapan tersangka terhadap kadernya itu. Wakil Bupati Limapuluh Kota periode 2010-2015 itu berharap kasusnya cepat terselesaikan. Di internal DPC Partai Hanura Limapuluh Kota, belum ada sikap yang diambil. “Kita taati proses hukum yang tengah berjalan. Mudah-mudahan kasus ini cepat terselesaikan,”ucap Asyirwan Yunus.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua DPRD Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo. Ketika di hubungi sejumlah wartawan pascaditetapkannya rekan sesama anggota dewan itu sebagai tersangka, DPRD lebih mendorong untuk menaati dan menghormati proses hukum yang tengah berlangsung. “Kita hormati proses hukum yang berlangsung,”ucap Safaruddin. (h/ddg)

Editor: Rivo Septi Andries
=====




Ahad , 10 September 2017, 15:59 WIB

Banjir di Padang Telan Korban dan Sisakan Sampah di Pantai

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Maman Sudiaman


Republika/Sapto Andika Candra
Banjir yang melanda Kota Padang pada Sabtu (9/9) kemarin menyisakan tumpukan sampah di sepanjang pantai.

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG - Banjir yang melanda Kota Padang pada Sabtu (9/9) menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Terbukti, Kota Padang belum mampu mengantisipasi hujan lebat yang sempat terjadi lebih dari tujuuh jam kemarin. Sedikitnya dua orang terseret banjir, bahkan satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang akhirnya menemukan tubuh Didit Susanto (27 tahun), warga Koto Tangah yang dilaporkan terseret derasnya arus sungai kemarin sore. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Pagar Negara menyebutkan, tubuh korban baru ditemukan Ahad (10/9) pagi tadi di kawasan Pantai Parkit 8 Air Tawar, Padang Utara. 

Diduga, karyawan PDAM tersebut tergelincir dan terbawa derasnya arus sungai di dekat Kompleks Bumi Minang 3, Kuranji, saat mencoba mengambil kayu yang hanyut di sungai. Sementara seorang bocah berusia 5 tahun, M Aqil Setio, juga sempat hanyut di bawah jembatan Lubeg dekat SMP Negeri 24 Padang. Beruntung, korban `berhasil ditemukan dan dilarikan ke Rumah Sakit Semen Padang.

Tak hanya merenggut nyawa, banjir yang melanda Padang kemarin, kini menyisakan tumpukan sampah di sepanjang Pantai Padang. Pengamatan Republika, tumpukan sampah yang terdampar justru menarik para pemulung untuk mengais sampah yang masih bernilai ekonomi. "Kalau hujannya lebat dan lama selalu seperti ini. Sampah dari Muaro ke laut dan terkumpul di pantai," ujar Yosrizal (47) yang berjualan di tepi pantai. 

Ia berharap pemerintah Kota Padang bisa mengambil langkah tegas agar insiden banjir seperti kemarin tak terulang. Menurutnya, Padang kerap dilanda banjir setiap terjadi hujan lebat lebih dari tiga jam saja.  "Saluran air dibenarkan. Terus sampah juga agar tidak dibuang ke sungai," katanya.

Padang memang berisiko mengalami cuaca ekstrem. Hingga tiga hari ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan masih ada potensi hujan sedang hingga lebat. Hanya saja, BMKG memproyeksikan intensitas hujan akan mereda hingga dua hari ke depan. Bahkan untuk Ahad (10/9) ini, diperkirakan potensi hujan lebat cukup kecil meski masih ada hujan ringan. 
Sejumlah daerah yang masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang adalah Kepulauan Mentawai, Padang, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Tiku, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan wilayah pesisir lainnya, terutama pada sore-malam hari. Kondisi ini bisa meluas hingga Padang Panjang, Solok, Bukitinggi, Tanah Datar, dan Pasaman.

=====

Banjir di Padang, Satu Korban Meninggal




PADANG – Hujan yang mengguyur Padang seharian Sabtu (9/9) kemarin, menyisakan banjir dan longsor. Tidak hanya bencana alam, seorang warga juga hanyut terbawa arus.
Saat ini seluruh warga tengah melakukan pembersihan di lingkungan masing-masing dari material sampah yang dibawa hanyut arus banjir. Sementara untuk longsor di Lubuk Paraku, yang sempat melumpuhkan jalan Padang-Solok, petugas gabungan telah melakukan evakuasi seluruh material yang berserakan di jalanan.
“Untuk banjir hampir di seluruh kecamatan terkena dampaknya. Karena lamanya intensitas hujan yang mengguyur Padang, tidak bisa menampung volume air di seluruh drainase,” kata Kalaksa BPBD Padang, Edi Hasymi kepada Singgalang, Minggu (10/9).
Dikatakan, untuk korban yang hanyut Didik Susanto (37) warga Dadok Tunggul Hitam, telah berhasil ditemukan petugas di Muaro Jalan Parkit Air Tawar, Padang Utara.

“Jenazah korban sudah ditemukan di Muaro , saat ini jenazahnya telah dibawa keluarga untuk disemayamkan,” katanya. (deri)
====

Dua Bangunan di Bukittinggi Diterjang Longsor





BUKITTINGGI – Dua bangunan toko warga di dekat Simpang Garegeh Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi dihamtam tanah longsor. Sabtu (9/9) malam.
Kedua bangunan yang dihantam longsor itu masing masing toko baut Jujur milik Rul Masri dan kedai fotokopi Milik Zilvia.
Informasi yang diperoleh Singgalang menyebutkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.30 Wib.
Saat kejadian warga dikejutkan dengan sua ra dentuman dari arah belakang bangunan itu. Awalnya warga sempat menduga suara dentuman itu akibat gempa, namun setelah dilihat kebelakangan bangunan itu teryata ada material longsoran yang menghantam pagar pembatas toko baut Jujur tersebut. Material longsoran juga menerjang kedai fotokopi yang ada di lokasi itu.
Sementara Reynaldo staf Kasi Pencegahan dan Kesiap siagaan BPBD Bukittinggi menyebut, akibat kejadian itu tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta.
“Satu rumah rusak sedang, sementara satu lainnya ikut terdampak kena material longsor,” sebut Reynaldo.
Terbannya tebing di belakang bangunan itu diduga akibat curah hujan yang tinggi sejak sore hari.
“Saat ini kondisi tebing itu masih belum stabil, ada potensi terjadi susulan,” ucapnya.

Untuk menyingkirkan material longsoran itu petugas dari BPBD, Tagana, PMI dan Dinas PU Bukittinggi dibantu pihak kelurahan setempat dan masyarakat bahu- membahu membersihkanya. (gindo)
====


Gempa Tengah Malam, Warga Padang Lari ke Pantai

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) menguncang Kota Padang, Sumbar pada Jumat (1/9) dinihari pukul 00.06 WIB. Berdasarkan informasi awal dari BMKG Padang Panjang gempa berlokasi di 1.30 lintang selatan, 99,99 bujur timur, atau 80 kilometer timur laut Mentawai, 86 kilometer barat daya Pasaman Barat, 87 kilometer barat daya Pariaman, 113 kilometer barat daya Padang dengan kedalaman 10 kilometer tidak berpotensi tsunami. 

Suasana di depan RSUP M Djamil, Padang, Sumatra Barat, setelah gempa pada 12 Agustus 2017.
Republika/Sapto Andika Candra
Suasana di depan RSUP M Djamil, Padang, Sumatra Barat, setelah gempa pada 12 Agustus 2017.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Masyarakat Padang, Sumatra Barat kembali dibuat panik oleh guncangan gempa. Kali ini, gempa dangkal dengan intensitas 6,2 Skala Richter (SR) 'menggoyang'pesisir barat Sumatra Barat pada Jumat (1/9) dini hari. 
Sesaat setelah gempa, sejumlah warga langsung berlarian menuju Pantai Padang untuk memastikan laut tidak surut. Masyarakat ingin memastikan bahwa tidak ada potensi tsunami.

Pengamatan Republika, beberapa warga terlihat berdiri di tepi pantai dengan senter menyala menyorot ke arah laut. "Air laut tidak surut. Tidak apa-apa," ujar Yusril (37 tahun) seorang warga yang ditemui di Pantai Padang.
Gempa kali ini sempat membuat warga panik. Sebagian masyarakat yang sudah tertidur lelap terpaksa lari keluar rumah untuk mengamankan diri. Guncangan gempa yang terasa memang cukup besar. Kaca jendela sempat berbunyi dan perabot jelas bergetar. 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau merilis, titik pusat gempa berada di 82 kilometer (km) dari Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Koordinat episentrum berada pada 1.30 LS dan 99.66 BT dengan kedalaman pusat gempa 10 km. 
Kepala BMKG Sumatra Barat Rahmat Triyono menyebutkan bahwa gempa kali ini tidak berpotensi tsunami. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Sudah diverifikasi oleh seismologist," ujar Rahmat, Jumat (1/9). 
Emmy (61 tahun) mengaku kaget dengan goncangan gempa yang ada. Ia sedang tidur ketika guncangan gempa makin terasa. Jendela sempat bergetar dan lemari kaca sempat bergoyang. "Saya langsung kebangun dan lari keluar," katanya.
Pasien RSUP M Djamil dievakuasi pascagempa

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Puluhan pasien di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) M Djamil Padang, Sumatra Barat (Sumbar), dievakuasi pascadigoncang gempa berkekuatan 6,2 SR, Jumat (1/9) dinihari.
"Saya awalnya sedang berbaring saja, tiba-tiba gempa. Kemudian situasi agak panik, dan dipan saya didorong petugas ke luar rumah sakit," kata salah seorang pasien M Djamil, Rizal (43), di Padang, Jumat (1/9).
Rizal bersama puluhan pasien lainnya dievakuasi ke teras depan ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pantauan di lapangan selain pasien menggunakan dipan dan kursi roda, keluarga pasien, juga turut dievakuasi bayi mungil di dalam alat inkubator.
Berdasarkan informasi bayi mungil tersebut lahir tidak lama sebelum gempa terasa. Pada pukul 00.43 WIB, suasana berangsur tenang. Satu per satu pasien kembali di bawa masuk kembali. Meski beberapa pasien dan keluarganya ada yang masih bertahan di luar karena khawatir.
Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) menguncang Kota Padang, Sumbar pada Jumat (1/9) dinihari pukul 00.06 WIB. Berdasarkan informasi awal dari BMKG Padang Panjang gempa berlokasi di 1.30 lintang selatan, 99,99 bujur timur, atau 80 kilometer timur laut Mentawai, 86 kilometer barat daya Pasaman Barat, 87 kilometer barat daya Pariaman, 113 kilometer barat daya Padang dengan kedalaman 10 kilometer tidak berpotensi tsunami. 
Sumber : Antara

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebagian masyarakat Padang masih was-was untuk masuk ke dalam rumah setelah guncangan gempa 6,2 Skala Richter (SR) membangunkan warga yang sudah terlelap. Gempa pada Jumat (1/9) dini hari ini sempat membuat warga panik. 
Meski berpusat 82 km timur laut Kepulauan Mentawai dan dinyatakan tak berpotensi tsunami, namun sebagian warga Padang memilih berjaga di luar rumah. Seperti masyarakat yang tinggal di Koto Marapak, Olo, Padang, Sumatra Barat. Karena jarak perkampungan yang hanya sekitar 50 meter dari bibir pantai, warga setempat memilih berjaga di depan rumah. 
Salah seorang warga, Emmy (61 tahun), mengaku bahwa masyarakat setempat masih khawatir atas gempa susulan. "Kalau di sini begitu, jaga-jaga saja lah," katanya, Jumat (9/1) dini hari. 
Karena gempa juga bertepatan dengan perayaan Idul Adha, maka sebagian warga merasa tak masalah untuk berjaga. Sesaat setelah gempa, sejumlah warga juga langsung berlarian menuju Pantai Padang untuk memastikan laut tidak surut. Masyarakat ingin memastikan bahwa tidak ada potensi tsunami. 
Pengamatan Republika, beberapa warga terlihat berdiri di tepi pantai dengan senter menyala menyorot ke arah laut. "Air laut tidak surut. Tidak apa-apa," ujar Yusril (37 tahun) seorang warga yang ditemui di Pantai Padang.
Gempa kali ini sempat membuat warga panik. Sebagian masyarakat yang sudah tertidur lelap terpaksa lari keluar rumah untuk mengamankan diri. Guncangan gempa yang terasa memang cukup besar. Kaca jendela sempat berbunyi dan perabot jelas bergetar. 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau merilis, titik pusat gempa berada di 82 kilometer (km) dari Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Koordinat episentrum berada pada 1.30 LS dan 99.66 BT dengan kedalaman pusat gempa 10 km. 
Kepala BMKG Sumatra Barat Rahmat Triyono menyebutkan bahwa gempa kali ini tidak berpotensi tsunami. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Sudah diverifikasi oleh seismologist," ujar Rahmat, Jumat (1/9).
=====

Khawatir Gempa Susulan, Warga Padang Pilih Berjaga

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebagian masyarakat Padang masih was-was untuk masuk ke dalam rumah setelah guncangan gempa 6,2 Skala Richter (SR) membangunkan warga yang sudah terlelap. Gempa pada Jumat (1/9) dini hari ini sempat membuat warga panik. 
Meski berpusat 82 km timur laut Kepulauan Mentawai dan dinyatakan tak berpotensi tsunami, namun sebagian warga Padang memilih berjaga di luar rumah. Seperti masyarakat yang tinggal di Koto Marapak, Olo, Padang, Sumatra Barat. Karena jarak perkampungan yang hanya sekitar 50 meter dari bibir pantai, warga setempat memilih berjaga di depan rumah. 
Salah seorang warga, Emmy (61 tahun), mengaku bahwa masyarakat setempat masih khawatir atas gempa susulan. "Kalau di sini begitu, jaga-jaga saja lah," katanya, Jumat (9/1) dini hari. 
Karena gempa juga bertepatan dengan perayaan Idul Adha, maka sebagian warga merasa tak masalah untuk berjaga. Sesaat setelah gempa, sejumlah warga juga langsung berlarian menuju Pantai Padang untuk memastikan laut tidak surut. Masyarakat ingin memastikan bahwa tidak ada potensi tsunami. 
Pengamatan Republika, beberapa warga terlihat berdiri di tepi pantai dengan senter menyala menyorot ke arah laut. "Air laut tidak surut. Tidak apa-apa," ujar Yusril (37 tahun) seorang warga yang ditemui di Pantai Padang.
====

Gempa bumi (ilustrasi)

Padang (ANTARA News) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Muaro Padang, Sumatera Barat (Sumbar), keluarkan seluruh wargan binaan dari blok sel masing-masing pascagempa Jumat dinihari.

"Saat gempa tadi seluruh warga binaan dikeluarkan dari blok sel masing-masing, dan dikumpulkan di lapangan dalam Lapas," kata Kepala Seksi Binadik Lapas Padang Darwan, di Padang, Jumat.

Hingga pukul 01.42 WIB, narapidana serta tahanan yang berjumlah 1.428 orang itu masih dikumpulkan di lapangan.

"Belum dimasukkan lagi, kami melihat situasi dan kondisi. Jika nanti sudah benar-benar aman, baru dimasukkan lagi ke blok," jelasnya.

Ia menyebutkan untuk antisipasi kemungkinan terburuk, pihak Lapas akan melakukan evakuasi sesuai Stadar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ada.

"Jika terjadi kemungkinan terburuk, sesuai SOP tempat evakuasi warga binaan menuju bukit gado-gado dengan jarak 15 menit dari Lapas," katanya.

Saat ini petugas Lapas masih terus melakukan upaya menenangkan dan meminimalisir kepanikan.

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Ricter (SR) menguncang Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat dinihari pukul 00.06 WIB.

Berdasarkan informasi awal dari BMKG Padang Panjang gempa berlokasi di 1.30 lintang selatan, 99,99 bujur timur, atau 80 kilometer timur laut Mentawai, 86 kilometer barat daya Pasaman Barat, 87 kilometer barat daya Pariaman, 113 kilometer barat daya Padang dengan kedalaman 10 kilometer tidak berpotensi tsunami. 
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017


=====




Perkelahian Antar 2 Kelompok Masyarakat di Harau, Satu Orang Tewas





Pihak keluarga melihat jasad Erwin Syahputra (34) di rumah sakit setempat (bayu)

PADANG – Satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat perkelahian antara dua kelompok warga di Harau, Limapuluh Kota, Minggu (10/9).
Korban tewas yakni Erwin syahputra (34), warga Pilubang. Petani ini meregang nyawa akibat luka di bagian kepala, perut dan dada.
Sementara korban luka-luka yakni Tedy Sutendy (45), warga Sarilamak, Tito (40), warga Sarilamak dan Primsito yang beralamat di Taram.
Penyebab perkelahian massal itu masih dalam penyelidikan polisi. Dugaan sementara akibat kisruh batas lahan bendungan lokasi Air Suci milik Tedy yang berbatasan dengan ulayat masyarakat Jorong Pilubang.
Lahan tersebut udah lama terjadi permasalahan antara pihak Tedy dengan pihak kelompok masyarakat Pilubang, dan belum ada penyelesaian. (bayu)





Anggota DPRD Korban Luka-luka dalam Bentrok di Harau



PADANG – Perkelahian antara dua kelompok warga dari Nagari Taram dan Pilubang, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota di kawasan Air suci, Jorong Tanjung Atas, Taram, Minggu (10/9) mengakibatkan seorang korban tewas dan dua luka-luka
Korban tewas yakni Erwin syahputra (34). Petani ini meregang nyawa akibat luka di bagian kepala, perut dan dada. Setelah sempat divisum di RS Adnan WD, Payakumbuh, jasad korban dibawa ke rumah duka di Pilubang.
Sementara korban luka yakni, Tedy Sutendy (45), anggota DPRD Limapuluh Kota warga Sarilamak. Politisi Hanura ini mengalami luka di bagian Kepala, perut dan punggung. Setelah mendapat perawatan di RS Ibnu Sina Payakumbuh, ia dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.
Korban lain adalah Primsito, warga Taram yang merupakan adik Tedy. Pria paruh baya ini mengalami luka di bagian perut, kepala dan tangan. Saat ini ia dirawat di RS Ibu Sina Payakumbuh.
Penyebab perkelahian massal itu masih dalam penyelidikan polisi. Dugaan sementara akibat kisruh batas lahan Bendungan Air Suci milik Tedy yang berbatasan dengan ulayat masyarakat Pilubang.

Lahan tersebut sudah lama terjadi permasalahan antara pihak Tedy dengan pihak kelompok masyarakat Pilubang, dan belum ada penyelesaian. (bayu)

Rabu, 30 Agustus 2017

Prabowo Berpeluang Besar Kalahkan Jokowi

Terbuka Peluang PKS Dukung Prabowo-Fahri Hamzah di Pilpres 2019

Rabu, 30 Agustus 2017 – 14:29 WIB  
Terbuka Peluang PKS Dukung Prabowo-Fahri Hamzah di Pilpres 2019 - JPNN.COM
jpnn.com, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap berpeluang mendukung Prabowo Subianto jika ketum Gerindra itu berpasangan dengan Fahri Hamzah pada Pilpres 2019.
Fahri sebelumnya tercatat sebagai politikus PKS. Beberapa waktu lalu ia dipecat oleh DPP PKS, karena dianggap melawan kebijakan partai. Namun sampai saat ini masih tetap menduduki kursi Wakil Ketua DPR.
"Saya kira peluang tetap terbuka, karena perlu diketahui bahwa poltik itu dinamis," ujar pengamat politik Ujang Komarudin kepada JPNN, Rabu (30/8).
Menurut pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini, politik yang dinamis dapat berubah setiap saat. Tidak ada istilah musuh maupun kawan yang abadi.
Karena itu peluang PKS bakal mendukung ketika nantinya Prabowo berpasangan dengan Fahri, sangat terbuka.
"Artinya, suatu saat bisa saja Fahri dengan PKS berkompromi," ucapnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Politikan Review ini juga mendasari pandangannya, karena selama ini melihat kecenderungan partai politik menunjukkan sikap yang pragmatis.
"Jadi siapa pun pasangan yang berpeluang menang merekalah yang akan didukung," pungkas Ujang. (gir/jpnn)
jpnn.comJAKARTA - Nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mulai disebut-sebut bakal meramaikan Pemilu Presiden 2019. Bahkan, legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal vokal itu dianggap pantas menjadi calon wakil presiden.
Fahri dinilai sebagai figur yang pas untuk mendampingi Prabowo Subiantopada Pilpres 2019. Menurut pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, duet Prabowo-Fahri bisa menjadi kombinasi yang klop.
"Saya kira cocok, karena Pak Fahri mewakili generasi muda yang vokal dan progresif," ujar Ujang kepada JPNN, Rabu (30/8).
Ujang menambahkan, Fahri sebagai tokoh muda dikenal memiliki kapasitas memadai. Selain itu, Fahri juga berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga bisa memenuhi unsur luar Jawa jika kelak berpasangan dengan Prabowo.
"Militer-sipil, tua-muda, Jawa-luar Jawa, jadi sangat cocok. Apalagi Fahri juga merupakan lulusan Universitas Indonesia," ucapnya.
Selain itu, Fahri juga memiliki jam terbang tinggi, termasuk sebagai aktivis. Mantan wakil sekretaris jenderal PKS itu merupakan ketua umum pertama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).(gir/jpnn)


Berpasangan dengan Tokoh Sipil Ini, Prabowo Berpeluang Besar Kalahkan Jokowi

Rabu, 30 Agustus 2017 – 15:34 WIB

Berpasangan dengan Tokoh Sipil Ini, Prabowo Berpeluang Besar Kalahkan Jokowi - JPNN.COM
jpnn.comJAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto berpeluang besar mengalahkan Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Peluang itu cukup besar jika nantinya Prabowo menggandeng Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra sebagai calon wakil presiden.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Politikan Review (IPR) Ujang Komarudin, peluang sangat terbuka karena komposisi pasangan itu sangat baik. Sama-sama ahli di bidangnya masing-masing dan tegas dalam memimpin.
"Saya kira Prabowo-Yusril merupakan komposisi pasangan yang bagus, juga karena mewakili Jawa dan luar Jawa, militer dan sipil," ujar Ujang kepada JPNN, Rabu (30/8).
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini menilai, peluang akan semakin terbuka lebar jika nantinya rakyat menilai kinerja Presiden Joko Widodo jelang Pilpres 2019, tidak baik.
"Jadi bisa saja menang jika incumbent gagal dalam mengelola negara," ucapnya.
Saat ditanya bagaimana peluang dukungan dari partai politik terhadap Prabowo-Yusril, Ujang meyakini banyak yang akan mendukung. Namun khusus untuk Demokrat sepertinya cukup berat.
"Demokrat sepertinya akan berat mendukung. Karena punya golden boy, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang bakal jadi calon wakil presiden juga," pungkas Ujang.(gir/jpnn)

Selasa, 29 Agustus 2017

Tokoh : Siapa sebenarnya DN Aidit ?

Populer Sebagai Ketua PKI, Siapa DN Aidit Sesungguhnya?


Kamis, 21 September 2017 | 11:40 WIB









TEMPO.COJakarta - Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit selama bertahun-tahun dikenal sebagai Ketua Central Comitte PKI.  Buku-buku sejarah, tak pernah lengkap menuliskan sosok yang kontroversial ini. Bahkan dalam film Pengkhianatan G-30-S PKI, Aidit dikenal sebagai lelaki berwajah dingin dengan bibir yang selalu berlumur asap rokok.  Terbayang kemudian, kalimat yang meluncur seperti dipaparkan dalam film itu: ”Djawa adalah kunci...”; ”Djam D kita adalah pukul empat pagi...”; ”Kita tak boleh terlambat...!”



Itulah Wajah Aidit dalam seluloid waktu itui 1980 an, dibangun Arifin C Noer, sutradara film dan Syubah Asa, seniman dan wartawan yang memerankan petinggi PKI  Setiap 30 September film Pengkhianatan G-30-S PKI itu diputar di TVRI begitu film itu selesai dibuat tahun 1984. Lalu dihentikan September 1998, empat bulan setelah Presiden Soeharto lengser dan digantikan BJ Habibie. 

Siapa sebenarnya DN Aidit ?  Lahir di Belitung, Sumatera Selatan 30 Juli 1923, D.N. Aidit adalah sulung dari enam bersaudara -- dua di antaranya adik tiri. Ayahnya, Abdullah Aidit adalah keluarga terpandang, seorang mantri kehutanan. Jabatan cukup terpandang di Belitung waktu itu. Ibunya, Mailan, lahir dari keluarga ningrat. 

BACA: Cerita Repotnya Memerankan Aidit di Film G 30 S PKI 
Seperti dituliskan dalam Edisi Khusus Majalah Tempo terbit 1 Oktober 2007, ayah Mailan-- kakek Aidit-- adalah  seorang tuan tanah. Orang-orang Belitung menyebut luas tanah keluarga ini dengan ujung jari: sejauh jari menunjuk itulah tanah mereka. Adapun Abdullah Aidit adalah anak Haji Ismail, pengusaha ikan yang cukup berhasil. Aidit sendiri dinamai Achmad Aidit.
Murad, adik bungsu Aidit -- dalam wawancaranya dengan TEMPO, 1 Oktober 2007, kakaknya tak terlalu peduli dengan keluarga meski disebut-sebut, Aidit adalah sosok kakak yang melindungi adik-adiknya. Kepada Murad, suatu ketika saat mereka di Jakarta, Aidit pernah mengatakan satu-satunya hal yang mengaitkan mereka berdua adalah mereka berasal dari ibu dan bapak yang sama. Tidak lebih. Dengan kata lain, Achmad tak peduli benar soal ”akar”.

Di Belitung, ia bergaul dengan banyak orang. Ia menjadi bagian dari anak pribumi, tapi juga bergaul dengan pemuda Tionghoa. Simpatinya kepada kaum buruh dimulai dari persahabatannya dengan seorang pekerja Gemeenschapelijke Mijnbouw Billiton, tambang timah di kampung halamannya.
Tapi seorang bekas wartawan Harian Rakjat, koran yang berafiliasi dengan PKI, menangkap kesan lain tentang Aidit.  Aidit, katanya, bukan orang yang mudah didekati. Tegang dan tak ramah. Arifin C Noer, sutradara film itu memotret Aidit sebagai lelaki penuh muslihat, pengiat partai yang dingin, bahkan juga garing. 

Dipa Nusantara Aidit. wikipedia. org



Tapi Aidit memang liat berpolitik.  Karir politiknya ditapaki di asrama mahasiswa Menteng 31—sarang aktivis pemuda ”radikal” kala itu. Bersama Wikana dan Sukarni, ia terlibat peristiwa Rengasdengklok—penculikan Soekarno oleh pemuda setelah pemimpin revolusi itu dianggap lamban memproklamasikan kemerdekaan.
Ia terlibat pemberontakan PKI di Madiun, 1948. Usianya baru 25 tahun. Setelah itu, ia raib tak tentu rimba. Sebagian orang mengatakan ia kabur ke Vietnam Utara, sedangkan yang lain mengatakan ia bolak-balik Jakarta-Medan. Dua tahun kemudian, dia ”muncul” kembali.

DN Aidit hanya butuh waktu setahun untuk membesarkan kembali PKI. Ia mengambil alih partai itu dari komunis tua—Alimin dan Tan Ling Djie—pada 1954, dalam Pemilu 1955 partai itu sudah masuk empat pengumpul suara terbesar di Indonesia. PKI mengklaim beranggota 3,5 juta orang. Inilah partai komunis terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina.

BACA: EKSKLUSIF G30S: Sebelum Didor Aidit Minta Rokok ke ... 
Dalam kongres partai setahun sebelum pemilu, Aidit berpidato tentang ”jalan baru yang harus ditempuh untuk memenangkan revolusi”. Dipa Nusantara bercita-cita menjadikan Indonesia negara komunis. Ketika partai-partai lain tertatih-tatih dalam regenerasi kader, PKI memunculkan anak-anak belia di tampuk pimpinan partai: D.N. Aidit, 31 tahun, M.H. Lukman (34), Sudisman (34), dan Njoto (27).







Tapi semuanya berakhir pada Oktober 1965, ketika Gerakan 30 September gagal dan pemimpin PKI harus mengakhiri hidup di ujung bedil. DN Aidit sendiri tutup buku dengan cara tragis: tentara menangkapnya di Boyolali, Jawa Tengah, dan ia tewas dalam siraman satu magazin peluru senapan Kalashnikov serdadu.

WIDIARSI AGUSTINA | PUSAT DATA ANALISA TEMPO

=======
TEMPO.COYogyakarta - Ketua Committee Central Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit ditangkap di Solo pada 22 November 1965 oleh Tentara Nasional Indonesia. Besoknya, pada 23 November 1965, Aidit dieksekusi mati di Boyolali, Jawa Tengah, kabupaten yang dekat dengan Solo.
Kolonel TNI Ms yang menyergap dan mengakui mengeksekusi Aidit becerita kepada sahabatnya ihwal drama penangkapan tersebut. Sang sahabat itu, menuturkan pengakuan itu kepada Tempo yang menemuinya di rumahnya di Yogyakarta, Sabtu 26 September 2015 lalu.
Aidit berujar ke Ms, “Boleh ya rokok ini saya bawa.” Ms menjawab, “Bawa saja rokok itu, nanti buat rokokan bersama Gatot Subroto.” Tahun 1962, Jenderal TNI Angkatan Darat Gatot Subroto meninggal. “Pernyataan Ms mengisyaratkan Aidit segera dihabisi,” kata kawan Ms.
SHINTA MAHARANI

Setelah ditangkap di balik lemari di rumah milik simpatisan PKI di Solo, Aidit diajak ke ruang depan tempat meja yang masih ada sisa kopi dan puntung rokok. Saat hari nahas itu Aidit sempat menikmati kopi dan rokok di ruang depan, ruangan terbuka seperti umumnya rumah orang Jawa. “Intelijen meyakini posisi Aidit di rumah itu akibat Aidit ceroboh minum kopi di ruang terbuka,” kata Ms, seperti ditirukan sahabatnya.
Menurut Ms, di ruang depan itu juga Aidit sempat diinterogasi, dan menyatakan menyerah pada TNI Angkatan Darat. Aidit menandatangani sejumlah dokumen pernyataan. Kepada sahabatnya, Ms memperlihatkan setidaknya lima foto ketika Aidit baru ditangkap dan diinterogasi. “Rambut Aidit agak panjang dan menutupi dahi di foto itu,” kata sahabat Ms.
 Ms juga bercerita, ketika menginterogasi Aidit, Ms merokok merek Bentoel yang berbungkus kertas warna merah. Setelah Aidit menandatangani surat pernyataan menyerah, Aidit dibawa ke luar dari rumah itu. Saat hendak meninggalkan rumah itu, Aidit menyaksikan masih ada rokok dalam bungkus, yang isinya tinggal separuh. 
====
Majalah Tempo terbitan 7 Oktober 2007 menuliskan kisah yang mirip dengan pengakuan Buwono. Demi menyergap Aidit, Soeharto memerintahkan Yasir Hadibroto, komandan Brigade IV Infanteri. Yasir pun memboyong pasukannya ke Solo. Di sana dia bertemu Sri Harto, orang kepercayaan pimpinan PKI sedang meringkuk di salah satu rumah tahanan. Orang itu dia lepaskan. Hanya dalam beberapa hari Sri Harto melapor: Aidit berada di Kleco dan akan segera pindah ke sebuah rumah di Desa Sambeng, belakang Stasiun Balapan, pada 22 November 1965.

Rencana pun disusun. Dan benar, sekitar pukul sebelas siang, Aidit muncul di rumah itu, menumpang vespa Sri Harto. Sekitar pukul sembilan malam, Letnan Ning Prayitno memimpin pasukan Brigif IV menggerebek rumah milik bekas pegawai PJKA itu. Yasir mengawasinya dari jauh. Prayitno sendiri yang menemukannya. ”Mau apa kamu?” Aidit membentak anak buah Yasir itu saat keluar dari lemari. Prayitno keder pada mulanya, tapi segera menguasai keadaan. Setengah membujuk dia membawa Aidit ke markas mereka di Loji Gandrung. Malam itu juga Yasir menginterogasi Aidit. 

Sang Ketua membuat pengakuan tertulis setebal 50 halaman. Isinya, antara lain, hanya dia yang bertanggung jawab atas peristiwa G-30-S. Sayang, menurut Yasir, Pangdam Diponegoro kemudian membakar dokumen itu.  Menjelang dini hari Yasir kebingungan, selanjutnya harus bagaimana. Aidit berkali-kali minta bertemu dengan Presiden Soekarno. Yasir tak mau. ”Jika diserahkan kepada Bung Karno,pasti akan memutarbalikkan fakta sehingga persoalannya akan jadi lain,” kata Yasir seperti dikutip Abdul Gafur dalam bukunya, Siti Hartinah Soeharto: Ibu Utama Indonesia.  

Akhirnya, pada pagi buta 23 November 1965 keesokan harinya, Yasir membawa Aidit meninggalkan Solo menuju ke arah Barat. Mereka menggunakan tiga jip. Aidit yang diborgol berada di jip terakhir bersama Yasir. Saat terang tanah iringiringan itu tiba di Boyolali. Tanpa sepengetahuan dua jip pertama, Yasir membelok masuk ke Markas Batalyon 444. Tekadnya bulat. ”Ada sumur?” tanyanya kepada Mayor Trisno, komandan batalyon.
======

Baca juga:G30 S 1965: Benarkah Amerika Bikin Daftar Orang-orang yang Dibunuh?
EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit 


=======


Sabtu, 26 Agustus 2017

Menyaring Berita Sebelum Percaya

Lemhannas menyebut 90 persen masyarakat berpotensi sebar berita bohong
Senin, 28 Agustus 2017 16:24 WIB | 769 Views
Pewarta: Azizah Fitriyanti


Lemhannas menyebut 90 persen masyarakat berpotensi sebar berita bohong

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan 90 persen masyarakat yang tidak menyaring berita yang diterima akan berpotensi menjadi penyebar hoax atau berita bohong.

"Penyebar berita bohong dengan niat tidak baik hanya berpengaruh 10 persen, lainnya 90 persen adalah kita yang menyebar berita bohong bila kita percaya dan menganggap bahwa jika sesuatu yang segaris dengan keinginan saya, atau bahwa saya tidak suka dengan sesuatu, itu saya sebarluaskan," kata Agus di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin.

Agus menambahkan, masyarakat yang mudah percaya pada sesuatu kabar tanpa menyaring atau mengecek ulang kebenarannya termasuk faktor yang melemahkan ketahanan negara.

"Masyarakat titik terlemah karena bisa berimplikasi luas, jadi 90 persen ini bergantung pada tingkat pemahaman masyarakat dan kecerdasan masyarakat untuk tidak mudah dipermainkan oleh berita bohong," kata dia.

Oleh karena itu, Gubernur Lemhannas mengimbau masyarakat untuk menyaring berita sebelum terlanjur percaya dan menyebarkannya secara luas.

Agus menyebutkan angkat untuk menyaring berita, antara lain memeriksa kredibilitas sumber, isi berita, dan membandingkan satu berita dengan berita lain.

"Ini faktor pembelajaran pencerahan kepada publik sebagai langkah-langkah pertama pertahanan terhadap berita bohong yang dapat dimulai dari diri sendiri," kata dia.

Dari sisi lain, Lemhannas meminta agar pemerintah dapat memperkuat sistem teknologi informasi untuk menangkal hoaks yang disebarkan melalui media sosial.

Pemerintah juga harus berani menegakkan hukum bagi penyebar berita bohong yang intensitasnya sampai membahayakan keamanan nasional sehingga dapat menjadi pembelajaran yang efektif bagi masyarakat.

"Kita lihat efektifitasnya, apa yang bisa dikatakan sebagai penyebaran yang bisa merusak stabilitas keamanan nasional, mana yang bisa memecah belah masyarakat, apakah sudah ada ketentuan yang ada dalam KUHP kita, jika belum, maka harus dimasukkan dalam program legislasi," kata Agus.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2017

Wiranto Ingin Seluruh Anggota Saracem Disikat Habis

Minggu, 27 Agustus 2017 – 00:00 WIB

Pak Wiranto Ingin Seluruh Anggota Saracem Disikat Habis - JPNN.COM
Wiranto. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.comSOLO - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto meminta jajaran Polri untuk menindak tegas para anggota sindikat Saracen. Pasalnya, aksi sindikat produsen hoaks dan ujaran kebencian itu sudah di luar ambang batas kewajaran dan bisa membahayakan keamanan nasional.
“Kami masih menunggu proses hukum selanjutnya dari Polri setelah pelaku Saracen berhasil ditangkap. Semua orang yang terlibat kasus ini harus disikat habis,” tuturnya usai menjadi pembicara di agenda rembug nasional di Solo, Sabtu (26/8).
Mantan Panglima ABRI itu menambahkan, anggota Saracen sebagai warga negara seharusnya tindak melakukan hal negatif dengan menyebarkan konten bernuansa SARA dan ujaran kebencian. Terlebih, hal disebarkan luas melalui media sosial.
Wiranto menambahkan, para pelaku Saracen memang warga negara Indonesia. Namun, mereka tetapi Tidak melakukan bela bangsa sama sekali. Bahkan, sindikat itu justrumembuat keamanan negara terancam.
Sebelumnya Direktorat Siber Bareskrim Polri menggulung tiga orang sindikat Saracen di lokasi berbeda. Ketiganya adalah JAS, SRN dan MFT.
JAS selaku pimpinan Saracen ditangkap di Pekanbaru. Selanjutnya SRN dibekuk di Cianjur, sedangkan MFT diringkus di Koja, Jakarta Utara.
Sindikat itu bekerja secara profesional. Berdasar temuan Bareskrim Polri, Saracen menyodorkan proposal ke calon klien agar menggunakan jasa mereka.
Proposal itu juga sudah lengkap dengan rancangan biaya yang kisarannya antara Rp 70 juta hingga Rp 100 juta. Jika klien sepakat, maka Saracenakan membuat hoaks dan meme-meme bermuatan ujaran kebencian untuk diviralkan.(rs/atn/bay/JPR)
====
Penyidik Akan Periksa Eggy Sudjana

Sabtu, 26 Agustus 2017 – 10:33 WIB
Mabes Polri memastikan akan memeriksa nama-nama yang masuk dalam jaringan grup pembuat hoaks bernama Saracen. Salah satunya Eggy Sudjana yang terdaftar sebagai salah seorang dewan penasehat organisasi yang diketuai Jasriadi.
Hal ini disampaikan Analis Kebijakan Madya Bidang Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Kombespol Sulistyo Pudjo Hartono dalam diskusi bertajuk "Saracen dan Wajah Medsos Kita" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).
Hanya saja, pemanggilan Eggy yang namanya masuk dalam daftar dewan penasehat bersama Mayjen TNI (Purn) Ampi Tanudjiwa, hanya dalam kapasitas saksi. Pudjo mengakui penyidik akan sangat berhati-hati dalam mengusut kasus ini.
"Kami menganut asas praduga tak bersalah kepada orang-orang di dalam jaringan tersebut, apakah pembina, penasehat akan kami panggil untuk mencocokkan apakah benar posisi beliau seperti disebutkan dalam jaringan Saracen," kata Pudjo.
Diskusi itu dihadiri juga oleh Eggy Sudjana dalam kapasitas korban fitnah Saracen, karena namanyaa dicatut oleh pengelola organisasi tersebut.
Pudjo menyebutkan, dari proses penangkapan terhadap para tersangka di Koja Jakarta Utara, Riau dan Cianjur, penyidik juga mendapatkan sejumlah bukti digital selain bukti yang dihimpun dari berbagai media sosial.
Dari 100 GB lebih bukti digital dalam alat yang disita penyidik, kata PUdjo, baru sekitar 25 GB yang sudah dibongkar penyidik untuk pemberkasan di persidangan.
Untuk nama-nama orang yang ada dalam jaringan yang telah beredar di media sosial, penyidik akan melakukan kroscek kepada yang bersangkutan maupun pada tersangka untuk mengetahui kebenarannya.(fat/jpnn)
====


Desak Polri Segera Ungkap Cukong Saracen


Sabtu, 26 Agustus 2017 – 15:47 WIB
Anak Buah Prabowo Desak Polri Segera Ungkap Cukong Saracen - JPNN.COM
jpnn.comJAKARTA - Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad yang membidangi hukum mendesak Bareskrim Polri bergerak cepat mengusut penyandang dana bagi sindikat Saracen. Menurutnya, sejauh ini Polri hanya membekuk operator lapangan.
"Jangan hanya pelaku lapangan yang ditangkap, tetapi siapa mastermind di belakangnya, termasuk dan terutama pihak-pihak yang mendanai," katanya di Jakarta, Sabtu (26/8).
Dengan teknologi yang ada, katanya, Polri tentu bisa dengan mudah mengungkapnya. Bila perlu, Sufmi mendorong Polri melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melacak cukong bagi sindikat pembuat hoaks dan penebar kebencian itu.
"Saat ini setiap transaksi baik tunai maupun non tunai amat mudah dilacak, terlebih sudah ada pelaku lapangan yang bisa dinterogasi," jelas politikus Gerindra ini.

Sufmi menambahkan, Polri harus memprioritaskan otak di balik Saracen. Sebab, katanya, secara logika ketika ada pihak mau mengeluarkan uang dalam jumlah besar pasti berharap meraih keuntungan.
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) itu juga merasa khawatir ada pihak-pihak yang ingin menjadikan kasus Saracen sebagai komiditas politik untuk menyudutkan lawan politiknya. Sebab, dalam politik ada istilah playing victim.
“Yakni bersikap seolah-olah sebagai korban untuk mengambil simpati dan sekaligus menyudutkan lawan politik. Oleh karena itu agar kita semua tidak berspekulasi, polisi harus segera menuntaskan kasus ini," pungkas anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu.(fat/jpnn)

====


INILAHCOM, Jakarta - Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri, Kombes Sulistyo Pudjo mengatakan, pihaknya tengah membuka bukti digital yang diperoleh dari kelompok penyebar ujaran kebencian, Saracen.
Hingga kini, kepolisian telah membongkar data sebesar 25 gigabyte, sedangkan masih ada sekitar 90-an gigabyte yang belum diselidiki.

"Nama itu kan ada, bahkan sebagian besar sudah beredar di medsos. Itu kami tidak bisa langsung one side dari digital. Kami harus cek kepada yang bersangkutan maupun kepada orang-orang di dalam info digital tersebut," kata Pudjo di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (26/8/2017).

Pudjo menjelaskan, orang-orang yang disebutkan dalam jaringan tersebut seperti pembina maupun penasihat dan lain sebagainya akan dipanggil, untuk dicocokkan apakah posisi tersebut benar sesuai dengan jaringan yang ada.

Selain itu, Pudjo mengatakan bahwa Saracen merupakan sebuah jaringan besar yang terdiri atas inti, pendukung, dan pengikut yang secara umum terlibat dalam Saracen dan grup lainnya. Dengan total akun mencapai 800 ribu, kelompok tersebut memanfaatkan para pengikutnya untuk melipatgandakan jumlah akun dan pergerakannya.

"Mereka menyatakan sendiri langsung membuat sekitar 2.000 akun. Berarti ada akun yang dibuat oleh followers masing-masing. Tentu saja mereka mengaku untuk dapat followers dengan cepat, mereka hijack (bajak) akun orang-orang," ucap Pudjo.

Menurutnya, dari data yang sedemikian besar tersebut, polisi harus ekstra hati-hati dalam melakukan penyidikan dan menentukan siapa saja orang-orang yang memesan atau menggunakan jasa ujaran kebencian tersebut.

"Bisa jadi tangan keempat, kelima, kan seperti itu. Itu yang tidak bisa langsung kami ungkap karena faktor kehati-hatian," tandasnya.
====