Pengebom Hotel di Sri Lanka adalah Anak
Seorang Pedagang Kaya
Detik-detik Delapan Bom Mengguncang Sri Lanka di Hari Paskah
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak delapan menerjang sejumlah gereja dan hotel mewah di hanya dalam kurun waktu 20 menit di hari perayaan Paskah pada Minggu (21/4).
Empat bom pertama meledak sekitar pukul 08.45 waktu lokal di empat lokasi berbeda, yakni Hotel Shangri-La di pusat Kota Kolombo, Hotel Kingsbury, Gereja St Anthony di Kochchikade, dan Gereja Katolik St. Sebastian di Negombo.
Serangan paling mematikan dikabarkan terjadi di Gereja St Sebastian di Negombo. Sejumlah gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan selain berserakan puing-puing bangunan, lantai gereja juga berlumuran darah.
Sebanyak delapan bom menerjang Sri Lanka hanya dalam kurun waktu 20 menit di hari perayaan Paskah pada Minggu (21/4). (Reuters/Stringer) |
"Lokasi itu menjadi sungai darah. Abu debu berjatuhan seperti salju. Saya melihat anggota tubuh dan kepala berserakan. Ada anak-anak juga," ucap N.A Sumanapala, seorang penjaga toko di dekat Gereja St Anthony seperti dikutip .
Sementara itu, Sarita Marlou, salah satu tamu di Hotel Shangri-La, mengatakan ia hampir saja menjadi korban serangan itu. Ia menginap di lantai 17 hotel dan tengah menyantap sarapan di restoran yang berlokasi di lantai 3 saat ledakan terjadi.
Ia bersama pengunjung restoran terkejut ketika guncangan ledakan bom yang terjadi di lantai dasar hotel terasa hingga restoran. Marlou mengatakan petugas hotel segera memerintahkan para tamu mengevakuasi diri ke lantai satu.
"Saat berlarian ke lantai dasar, saya melihat begitu banyak darah di lantai tapi kami masih tidak mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi," ucap Marlou dalam unggahannya di Facebook.
Salah satu korban tewas dalam ledakan di hotel bintang lima itu adalah selebriti sekaligus koki ternama, Shanta Mayadunne, bersama anak perempuannya. Keduanya tengah menyantap sarapan di sebuah cafe hotel di lantai dasar saat ledakan terjadi.
Nisanga, anak Mayudnne, bahkan sempat mengunggah foto keduanya di cafe tersebut sesaat sebelum bom meledak.
"Sarapan hari Paskah bersama keluarga," tulis Nisanga dalam unggahannya di Facebook.
Berselang lima menit, bom lainnya menerjang Hotel The Cinnamon Grand. Sekitar pukul 09.05, ledakan keenam terjadi di Gereja Katolik Zion Roman di Batticaloa.
Ledakan ketujuh terjadi di New Tropical Inn sekitar pukul 13.45 waktu lokal. Penginapan itu berdekatan dengan kebun binatang nasional Sri Lanka.
Ledakan terakhir menerjang sebuah rumah di Dematagoda, Kolombo, saat razia polisi berlangsung. Tiga aparat keamanan dilaporkan tewas dalam ledakan itu.
Akibat ledakan tersebut, otoritas Sri Lanka menutup kebun binatang nasional yang berlokasi di Dehiwela. Pemerintah juga meliburkan seluruh kegiatan sekolah dan universitas di seluruh negeri.
Sri Lanka juga memblokir sejumlah media sosial utama, seperti Facebook dan WhatsApp, sebagai upaya mengantisipasi penyebaran berita bohong dan konten-koten seputar serangan.
Pemerintah sempat memberlakukan jam malam di sejumlah wilayah dan memperketat pengamanan di sejumlah situs-situs krusial publik, seperti bandara. Alat transportasi publik juga sempat berhenti akibat serangan.
Sejauh ini, kepolisian Sri Lanka telah menahan 24 orang diduga terlibat serangan bom beruntun yang menewaskan 290 orang itu. Puluhan tersangka itu disebut berasal dari kelompok radikal yang sama.
Namun, hingga kini belum ada kelompok-kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan paling mematikan di Sri Lanka selama satu dekade terakhir itu. (rds/has)
SUMBER: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190422123932-113-388454/detik-detik-delapan-bom-mengguncang-sri-lanka-di-hari-paskah
FOTO:
Petugas kepolisian memeriksa kondisi Gereja St Sebastian setelah diserang teror bom di Negombo, Sri Lanka, 21 April 2019. Sebanyak 35 orang warga negara asing menjadi korban dalam serangan bom tersebut. REUTERS/Stringer Rangkaian insiden ini bermula sekitar pukul 8.45 waktu setempat, ketika ledakan terjadi serentak di Hotel Shangri-La di Kolombo, Hotel Kingsbury, Gereja St. Anthony di Kochchikade, dan Gereja Katolik St. Sebastian di Negombo. (Reuters/Stringer) Sampai saat ini, belum ada pihak yang mengklaim sebagai dalang di balik rangkaian serangan ini. Namun, Perdana Menteri Ranil Wickremsinghe memastikan bahwa pemerintah sudah mengetahui ‘informasi awal mengenai ledakan tersebut.’ (Reuters/Stringer) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar