Rabu, 06 September 2017

Rohingya Myanmar

Senin , 11 September 2017, 08:11 WIB

Dalai Lama: Buddha akan Membantu Muslim Rohingya

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah


Pemimpin spiritual Dalai Lama.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama pada Ahad (10/9) mengatakan, Buddha pasti akan membantu komunitas Muslim Rohingya. Hal itu disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas perlakuan terhadap Rohingya di Myanmar.

"Orang-orang itu Anda lihat semacam melecehkan beberapa Muslim. Maka mereka harus ingat, Buddha (Tuhan), dalam keadaan seperti itu, pasti akan membantu orang-orang Muslim yang malang itu," kata Dalai Lama kepada wartawan seperti dilansir dtv.com, Senin (11/9).

Ia mengaku merasa sedih dengan tindakan kekerasan yang terjadi di Rakhnine. India juga telah menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi di Negara Rakhine Myanmar, tempat pasukan keamanan terlibat dalam pertempuran berdarah melawan gerilyawan Rohingya. Hal itu memaksa ribuan orang  melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh dan India.

"India tetap sangat prihatin dengan situasi di Negara Bagian Rakhine di Myanmar dan arus keluar pengungsi dari wilayah tersebut," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam yang juga mendesak Myanmar untuk menangani situasi tersebut.

Pengungsi Rohingya terlihat di atas kapal karena mereka melintasi perbatasan Myanmar melalui Sungai Naf. New Delhi meminta Myanmar untuk fokus pada kesejahteraan penduduk sipil. Di sisi lain pasukan keamanan harus mengakhiri kekerasan serta memulihkan keadaan segera. Myanmar mengatakan pasukannya memerangi sebuah kampanye yang sah melawan teroris yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap polisi dan tentara sejak Oktober 2016.


===

Indonesia siap kontribusi iptek untuk OKI

 | 747 Views


Indonesia siap kontribusi iptek untuk OKI
Menko PMK Puan Maharani (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay )


Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan bahwa Indonesia siap bekerja sama dan memberikan kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Kita menyambut baik agenda kerja sama iptek di antara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ini. Yang segera bisa kita lakukan adalah kerja sama bidang pendidikan, pelatihan, dan riset," kata Puan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Puan saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menghadiri konferensi OKI tentang Pengembangan Iptek di Astana, Kazakhstan, mengatakan riset pengembangan teknologi komunikasi, konstruksi, energi, pertanian serta kelautan di Indonesia sudah cukup maju dan bisa berkontribusi dalam kerangka kerja sama iptek negara-negara OKI.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan negara-negara Islam agar lebih mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sehingga tidak ketinggalan dengan negara lain.

"Kita di OKI terlalu banyak konvensi, diskusi, seminar. Yang kami inginkan implementasi satu per satu," kata Wapres.

Dia mengatakan, sebenarnya teknologi di negara-negara Islam sudah cukup baik dan maju seperti di Kazakhstan, Turki, Iran dan Pakistan.

Karena itu sebagai negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang besar penduduknya harus bisa mengimplementasikan teknologi tersebut.

Konferensi Iptek negara-negara OKI ini bermaksud menyusun strategi dan agenda bersama untuk mengurangi kesenjangan kemajuan Iptek antara negara negara OKI dengan negara maju.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI bertujuan untuk memetakan strategi negara-negara Islam dibidang sains dan teknologi dalam 10 tahun ke depan untuk mempersempit kesenjangan sains dan teknologi antarumat Islam dengan negara maju.

Indonesia dalam KTT ini juga akan menyampaikan pandangan-pandangannya tentang sains, teknologi dan pembangunan manusia.

Rangkaian KTT telah dimulai sejak tanggal Jumat (8/9), melalui pembahasan pejabat tinggi masing-masing negara.

(T.A071/T007)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017

Dunia Islam puji rencana rencana PBB bantu pengungsi Rohingya

 | 1.157 Views
Dunia Islam puji rencana rencana PBB bantu pengungsi Rohingya
Pengungsi Rohingya berjalan melalui air setelah menyebrangi perbatasan menggunakan perahu di Sungai Naf, Teknaf, Bangladesh, Kamis (7/9/2017). (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Kairo (ANTARA News) - Banyak negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memuji rencana Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memberikan bantuan bagi 300.000 Muslim Rohingya yang lari menyelamatkan diri dari Myanmar ke Bangladesh, menurut laporan media setempat, Sabtu.

PBB dan mitra-mitranya telah membuat rencana untuk menyediakan bantuan bagi sekitar 300.000 Muslim Rohingnya berupa makanan, tenda, air bersih, layanan kesehatan dan berbagai bantuan lainnya sampai akhir tahun ini, kata kantor berita MENA dalam laporannya. 

Badan-badan PBB sudah memiliki tim di Coxs Bazar, tempat para warga Muslim Rohingya tiba. Dana sebesar tujuh juta dolar AS yang dikeluarkan dari pundi darurat PBB akan memungkinkan PBB dan mitra-mitranya membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. 

Laporan itu menambahkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak pemerintah Myanmar untuk mengakhiri "lingkaran kekerasan yang kejam" serta segera menarik kebijakan lamanya dan memberi para warga Muslim Rohingnya kewarganegaraan atau status hukum, demikian Xinhua melaporkan. 

(Uu.T008)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017
====

Erdogan: Kami Ingin Bangun Kamp Layak Huni untuk Rohingya

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin membangun kamp-kamp pengungsi yang lebih layak bagi etnis Rohingya yang kini hidup terlunta-lunta di zona perbatasan Bangladesh. Hal tersebut disampaikan Erdogan sebelum bertolak ke Kazakhstan untuk melanjutkan diplomasi multilateral guna menemukan solusi untuk krisis Rohingya, Jumat (8/9).
Presiden Erdogan sebut pembunuhan kaum Rohingya di Myanmar genosida

"Jika pemerintah Bangladesh menyediakan sebuah wilayah, kami ingin membangun kamp-kamp yang lebih layak huni (untuk pengungsi Rohingya) menggunakan pengalaman kami," kata Erdogan seperti dikutip laman Anadolu Agency. 

Ia mengatakan bahwa upaya intensif Turki untuk membantu pengungsi Rohingya mulai membuahkan hasil. Hal ini ditandai dengan diizinkannya Badan Koordinasi dan Kerja Sama Turki (TIKA) untuk mendistribusikan bantuan makanan dan pakaian ke negara bagian Rakhine. 

"TIKA telah membagikan seribu ton bantuan kemanusiaan. Pada tahap kedua, kami berencana mendistribusikan 10 ribu ton makanan, obat-obatan, dan pakaian," ujar Erdogan. 

Erdogan mengungkapkan bahwa Turki terus menyuarakan dan membahas krisis Rohingya dengan para pemimpin dunia. Ia mengaku sejauh ini telah berbicara dengan 20 pemimpin dari seluruh dunia. "Kami melanjutkan diplomasi multilateral untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan di negara bagian Rakhine," katanya menerangkan. 

Pada Jumat, badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan setidaknya 270 ribu etnis Rohingya telah melintasi perbatasan dan tiba di Bangladesh. "Pengungsi sekarang berjongkok di tempat penampungan sementara yang telah menjamur di sepanjang jalan di lahan yang tersedia di daerah Ukhiya dan Teknaf (dekat perbatasan Myanmar)," ungkap juru bicara UNHCR Dunya Aslam Khan menjelaskan. 

Menurut Khan, saat ini pengungsi Rohingya menghadapi kondisi paling kritis dan rentan. Sebab, selain tak memiliki kewarganegaraan, mereka juga harus hidup terlunta-lunta di Bangladesh. "Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar sekarang menjadi pengungsi tanpa kewarganegaraan, membuat mereka semakin rentan," katanya. 
===
Iran Siapkan 40 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Muslim Rohingy


Rahman Asmardika, Jurnalis · Sabtu, 9 September 2017 - 02:01 WIB

TEHERAN – Organisasi Bulan Sabit Merah Iran menyatakan telah mempersiapkan bantuan kemanusiaan untuk warga etnis Rohingya yang terpaksa mengungsi akibat operasi militer pasukan Myanmar dan kekerasan bersenjata di Provinsi Rakhine.
Foto: Reuters
Foto: Reuters
Sebuah pesawat berisi bantuan kemanusiaan seberat 40 ton senilai sekira empat miliar rial atau sekira Rp1.5miliar akan dikirim ke wilayah rawan konfik di Rakhine. Kepala Organisasi Bulan Sabit Merah, Morteza Salimi mengatakan, bantuan tersebut akan dikirim segera setelah Iran mendapatkan izin dari pihak berwenang di Myanmar.
Paket makanan darurat, barang-barang pendukung kehidupan dan paket kebersihan telah disiapkan oleh Bulan Sabit Merah untuk dikirim ke Myanmar. Paket itu akan segera dikirim ke penduduk yang tertindas di negara itu jika kami menerima otorisasi dari Myanmar,” kata Morteza sebagaimana dikutip New Arab, Sabtu (9/9/2017).
Iran telah berulangkali melayangkan kecaman terhadap operasi militer besar-besaran yang dilakukan tentara Myanmar di Rakhine. Kekerasan bersenjata yang terjadi di wilayah itu telah memaksa ratusan ribu warga etnis Rohingya mengungsi. Data PBB menyebutkan sejauh ini 270 ribu pengungsi Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh.
Sejak kekerasan kembali pecah pada akhir Agustus lalu, Myanmar telah menutup semua akses bantuan dari organisasi PBB untuk etnis Rohingya. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) , Organisasi Dana Anak-anak dan Pendidikan PBB (UNICEF) dan Badan Pangan Dunia (WFP) dilaporkan masih belum bisa memberikan bantuan kemanusiaan ke Provinsi Rakhine.
Amerika Serikat (AS) mendesak pihak berwenang untuk mengizinkan akses kemanusiaan ke negara bagian Rakhine yang saat ini masih sangat dibatasi. Sampai saat ini, hanya beberapa negara yang diberikan akses untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Rakhine, di antaranya adalah Turki dan Indonesia.(dka)
sumber: https://news.okezone.com/read/2017/09/09/18/1772422/mantap-iran-siapkan-40-ton-bantuan-kemanusiaan-untuk-warga-muslim-rohingya
====


     Ribuan polisi amankan demo di Kedubes Myanmar
Aksi Solidaritas Rohingya Massa menggelar aksi solidaritas untuk Rohingya di Jakarta, Rabu (6/9/2017). Dalam aksinya mereka mengutuk keras pembantaian umat muslim Rohingnya di Myanmar. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay) 

Kedubes Myanmar Di Demo Harini

 | 1.169 Views

Jakarta (ANTARA News) - Ribuan polisi turut mengamankan aksi unjuk rasa di Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Rabu. Aksi unjuk rasa ini mengecam krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.

"Ribuan personel gabungan diturunkan untuk mengamankan demonstrasi mulai dari tempat, jalan dan sebagainya kita amankan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di kawasan Kedubes Myanmar, Jakarta, Rabu.

Argo mengatakan pengamanan dilakukan agar unjuk rasa berlangsung tertib dan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadi kerusuhan.

Berdasarkan pantauan, ratusan unsur massa memenuhi jalanan sekitar Jalan Agus Salim, area Kedubes Myanmar di Jakarta.

Salah satu tuntutan massa, mereka mendesak pengusiran Duta Besar Myanmar untuk Indonesia sebagai bagian dari tekanan agar pemerintah negara tersebut menghentikan pemusnahan massal dan intimidasi kepada etnis Rohingya di Myanmar.

Sementara itu di sepanjang Jalan Agus Salim, Jalan Yusuf Adiwijaya dan Jalan Irian di Jakarta Pusat ditutup dengan pagar berduri dan di sejumlah titik penting dijaga oleh polisi.

Nampak sejumlah unsur massa dari Front Pembela Islam, Alumni 212, Gerakan Pekerja Muslim Indonesia dan lainnya. Mereka melakukan orasi di depan Kedubes Myanmar yang dijaga polisi berikut fasilitas antihuru-hara seperti kendaraan taktis, mobil barakuda, sepeda motor, tameng dan perlengkapan lainnya.

Atas penutupan sejumlah jalan di ibu kota, Argo meminta masyarakat untuk mencari jalan alternatif lain meski awalnya berencana lewat di jalan sekitar Kedubes Myanmar.

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2017


Foto Athaya Shop.

Minat 
chat yaa inbox fb atau 
BBM 5D34A253 n
wa 081363563800.. 
happy shopping..
tq dear



====

Sabtu Pekan Lalu Kedubes Myanmar di Jakarta Juga Didemo


Kedubes Myanmar di Jakarta didemo


Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingnya menggelar demonstrasi depan Gedung Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, Sabtu, untuk mendesak Pemerintah Myanmar menghentikan pembantaian pada etnis Rohingnya.

"Mendesak rezim militer dan sipil Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan genosida pada etnis Rohingnya," kata Andi Sinulingga saat berorasi.

Pihaknya juga mendesak pemimpin nasional Aung San Suu Kyi tidak hanya diam dan berusaha menghentikan aksi pengusiran dan pembantaian pada etnis Rohingnya.

Aksi yang diikuti lebih dari 100 orang itu menyerukan negara-negara ASEAN untuk menekan rezim militer Myanmar agar menghentikan kekejaman pada Rohingnya.

"Kami mendesak agar status keanggotaan Myanmar di ASEAN dibekukan, Myanmar seharusnya bertanggungjawab memberikan perlindungan pada Rohingnya," ucap Andi.

Dalam orasinya, Andi juga mendesak PBB untuk ikut menangani secara sungguh-sungguh dan mengambil alih tragedi kemanusiaan yang telah lama terjadi di Myanmar.

"Sudah terbukti secara meyakinkan Pemerintah Myanmar tidak bersedia menghentikan praktik genosida terhadap etnis Rohingnya," ucap dia.

Para aktivis HAM dan kemanusiaan pun diminta memberikan perhatian serius agar tragedi kemanusiaan itu bisa dihentikan.

Ribuan Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke perbatasan Bangladesh untuk menghindari kekerasan terburuk dalam lima tahun belakangan di Myanmar yang telah menewaskan 104 orang. 
Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © ANTARA 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar