Ada Bukti Putra Mahkota Saudi Terlibat Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi
Rachmat Fahzry, Jurnalis · Rabu 19 Juni 2019 20:02 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Foto/Reuters |
RIYADH - Ada bukti yang dapat dipercaya bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan pejabat tinggi lainnya terlibat atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sebuah laporan oleh pelapor khusus untuk PBB Agnes Callamard mengatakan bukti itu pantas diselidiki lebih lanjut dengan melibatkan penyelidikan internasional yang independen dan tidak memihak.
Khashoggi terbunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul oleh agen Saudi.
Pihak berwenang Saudi bersikeras mereka tidak bertindak atas perintah Pangeran Mohammed.
Kerajaan Saudi telah mengadili 11 orang tak dikenal yang dilakukan dalam persidangan tertutup untuk pembunuhan Khashoggi dan menghukum mati untuk lima di antaranya.
Namun, Callamard mengatakan persidangan gagal memenuhi standar prosedural dan substantif internasional, dan menyerukan agar pengadilan ditunda.
Jamal Khashoggi, jurnalis berusia 58 tahun adalah seorang kolumnis yang berbasis di AS untuk Washington Post dan paling sering mengkritik Pangeran Mohammed.
Ia terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi pada 2 Oktober 2018 untuk mendapatkan surat-surat yang ia butuhkan untuk menikahi tunangannya Hatice Cengiz. (fzy)
sumber:
https://news.okezone.com/read/2019/06/19/18/2068417/ada-bukti-putra-mahkota-saudi-terlibat-pembunuhan-jurnalis-jamal-khashoggi
Arab Saudi Tolak Laporan PBB Terkait Pembunuhan Khashoggi
Rahman Asmardika, Jurnalis · Kamis 20 Juni 2019 19:49 WIB
Foto: Reuters.
RIYADH – Menteri Luar Negeri Arab Saudi pada Rabu menolak laporan pelapor khusus PBB yang menyatakan ada bukti kredibel bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan beberapa pejabat tinggi lainnya bertanggungjawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Tidak ada yang baru ... Pelapor di dewan hak asasi manusia (HAM) mengulangi dalam laporannya yang tidak mengikat apa yang telah dipublikasikan dan diedarkan di media," kata Adel Al-Jubeir di Twitter sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (20/6/2019).
Laporan itu "mengandung kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang menantang kredibilitasnya", tambahnya.
Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk pembunuhan di luar hukum, menyimpulkan bahwa pembunuhan Khashoggi disengaja dan direncanakan tetapi tidak membuat kesimpulan tentang kesalahan. Laporannya bergantung pada rekaman dan pekerjaan forensik yang dilakukan oleh penyelidik Turki dan informasi dari persidangan para tersangka di Arab Saudi.
Callamard mendesak agar persidangan kasus pembunuhan Khashoggi yang sedang berjalan di Arab Saudi untuk ditunda karena ada potensi menghasilkan kesalahan hukum.
Jubeir menolak segala upaya untuk mempengaruhi persidangan atau menghapusnya dari proses peradilan Saudi.
Dalam laporan yang dipublikasikan oleh Saudi Press Agency (SPA) Jubeir mengatakan bahwa laporan itu berisi "tuduhan palsu yang dikonfirmasi berasal dari gagasan dan posisi yang sudah dimiliki Callamard terhadap kerajaan". Dia mengatakan bahwa Riyadh mempertahankan hak untuk mengambil tindakan hukum sebagai tanggapan terhadap klaimnya.
Khashoggi, kolumnis Washington Post yang mengkritik putra mahkota, terbunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober oleh pejabat Saudi, memprovokasi kemarahan yang meluas dan menodai citra pangeran muda.
(dka)
views: 11.277
ISTANBUL - Pakar peradilan PBB yang menyelidiki pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, bertemu dengan kepala jaksa Istanbul, Turki.
Pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar proses hukum, Agnes Callamard, dan para ahli yang mendampingi berdiskusi dengan Kepala Penuntut Umum Istanbul Irfan Fidan mengenai perincian penyelidikan yang sedang berlangsung atas kematian Jamal Khashoggi.
Menurut jaksa Istanbul, Khashoggi dicekik sampai mati setelah ia memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu. Tubuhnya kemudian dipotong-potong dan dihancurkan.
Sebelumnya, media lokal melaporkan, Callamard pergi ke konsulat Saudi untuk melakukan penyelidikan di luar tempat itu. Namun, Callamard di tolak untuk masuk ke dalam gedung.
Berbicara kepada para wartawan di tempat kejadian, Callamard mengatakan ia telah meminta masuk ke gedung konsulat dari pemerintah Saudi dan melakukan pertemuan dengan otoritas Saudi baik di Turki maupun di kerajaan.
"Permintaan ke konsulat Saudi datang cukup terlambat, jadi kami perlu memberi mereka sedikit lebih banyak waktu untuk memproses permintaan kami," jelas Callamard.
"Kami dengan hormat meminta pihak berwenang untuk memberi kami akses," imbuhnya seperti dikutip Xinhua dari kantor berita swasta Demiroren, Rabu (30/1/2019).
Sementara itu, direktorat komunikasi di bawah kepresidenan Turki mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Turki masih tidak tahu di mana tubuh Khashoggi, yang memerintahkan pembunuhan itu dan siapa "kolaborator lokal" yang terlibat dalam pembunuhan itu.
Menurut laporan pers, Callamard diperkirakan akan menyampaikan laporannya tentang kasus tersebut kepada Dewan HAM PBB pada akhir Mei. (ian)
Pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar proses hukum, Agnes Callamard, dan para ahli yang mendampingi berdiskusi dengan Kepala Penuntut Umum Istanbul Irfan Fidan mengenai perincian penyelidikan yang sedang berlangsung atas kematian Jamal Khashoggi.
Menurut jaksa Istanbul, Khashoggi dicekik sampai mati setelah ia memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu. Tubuhnya kemudian dipotong-potong dan dihancurkan.
Baca Juga:
Sebelumnya, media lokal melaporkan, Callamard pergi ke konsulat Saudi untuk melakukan penyelidikan di luar tempat itu. Namun, Callamard di tolak untuk masuk ke dalam gedung.
Berbicara kepada para wartawan di tempat kejadian, Callamard mengatakan ia telah meminta masuk ke gedung konsulat dari pemerintah Saudi dan melakukan pertemuan dengan otoritas Saudi baik di Turki maupun di kerajaan.
"Permintaan ke konsulat Saudi datang cukup terlambat, jadi kami perlu memberi mereka sedikit lebih banyak waktu untuk memproses permintaan kami," jelas Callamard.
"Kami dengan hormat meminta pihak berwenang untuk memberi kami akses," imbuhnya seperti dikutip Xinhua dari kantor berita swasta Demiroren, Rabu (30/1/2019).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, direktorat komunikasi di bawah kepresidenan Turki mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Turki masih tidak tahu di mana tubuh Khashoggi, yang memerintahkan pembunuhan itu dan siapa "kolaborator lokal" yang terlibat dalam pembunuhan itu.
Menurut laporan pers, Callamard diperkirakan akan menyampaikan laporannya tentang kasus tersebut kepada Dewan HAM PBB pada akhir Mei. (ian)
sumber: https://international.sindonews.com/read/1374629/43/kasus-khashoggi-penyelidik-pbb-temui-jaksa-istanbul-1548792794
Rajin Mengkritik Pangeran Saudi, Jurnalis Lenyap di Turki
Kamis, 04 Oktober 2018 – 21:51 WIB
jpnn.com, ISTANBUL - Jamal Khashoggi, seorang jurnalis berkebangsaan Arab Saudi hilang di Istanbul, Turki. Pria yang kerab mengkritik Pangeran Muhammad bin Salman itu terakhir kali terlihat mengunjungi kantor perwakilan Saudi.
Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (4/10), Khashoggi hilang sekitar pukul 1 siang pada Selasa lalu. Ketika itu dia mendatangi kantor konsulat untuk kepentingan mengurus surat-surat.
Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (4/10), Khashoggi hilang sekitar pukul 1 siang pada Selasa lalu. Ketika itu dia mendatangi kantor konsulat untuk kepentingan mengurus surat-surat.
"Menurut informasi yang kami miliki, orang ini yang merupakan warga negara Saudi yang masih di konsulat seperti sekarang," kata Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin.
Dia juga mengatakan, Turki telah melakukan kontak dengan pejabat Saudi dan dia berharap masalahnya segera diselesaikan. Sebaliknya, seorang pejabat Saudi yang dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan, Khashoggi tidak berada di konsulat.
"Khashoggi mengunjungi konsulat untuk meminta dokumen yang berhubungan dengan status perkawinannya dan langsung keluar," kata pejabat itu.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, mereka akan memantau dan mencari informasi tentang hilangnya Khashoggi. Ia merupakan pria yang hidup dalam pengasingan diri di Amerika Serikat dan merupakan kolumnis terkemuka untuk Washington Post.
Khashoggi telah lama mengritik program reformasi Pemerintah Saudi di bawah naungan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman. Dia melarikan diri dari Arab Saudi pada bulan September tahun lalu di tengah maraknya persekusi terhadap para intelektual dan jurnalis kerajaan.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sudah tidak ada lagi ruang untuk berdebat di Arab Saudi. Sebab warga akan selalu ditangkap dan dipenjara karena mempertanyakan kebijakan pemerintah. (ina/JPC)
REPUBLIKA.CO.ID, Nama Salah Muhammad al-Tubaigy menjadi sorotan internasional setelah dikaitkan dengan hilangnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi. Dalam rekaman yang beredar, ia disebut menjadi sosok penting pelaku mutilasi Khashoggi.
Sumber Middle East Eye yang mendengar rekaman itu mengatakan, al-Tubaigy melakukan aksi kejinya sambil mendengarkan musik memakai earphone. Ia pun meminta teman-temannya yang lain untuk melakukan hal sama.
Foto: Instagram/@jkhashoggi |
"Ketika saya melakukan pekerjaan ini, saya mendengarkan musik, kalian harus melakukannya juga," ujar Tubaigy yang melakukan aksinya itu di gedung Konsulat Saudi.
Rekaman itu belum bisa terkonfirmasi kebenarannya. Namun Pejabat Saudi telah berulangkali membantah ada pembunuhan di gedung konsulat.
Lantas siapakah Tubaigy?
Sumber Turki mengatakan kepada New York Times bahwa Tubaigy dilengkapi dengan alat gergaji tulang saat menjalan aksinya. Ia terdaftar sebagai Presiden Perhimpunan Patologi Forensik Saudi. Ia juga anggota dari Asosiasi Forensik Patologi Saudi.
Pada 2014, surat kabar Saudi berbasis di London, Asharag al-Awsatmewawancarai Tubaigy tentang 'klinik berjalan' yang memungkinkan koroner bisa melakukan autopsi dalam waktu tujuh menit untuk mengetahui penyebab kematian jamaah haji.
Surat kabar itu menyebut, 'klinik berjalan' itu didesain oleh Tubaigy dan bisa dipakai untuk alasan keamanan.
Tubaigy (47 tahun), juga merupakan profesor di bidang barang bukti kejahatan di Universitas Naif Arab di Bidang Ilmu Keamanan. Ia memimpin kelas master untuk mengidentifikasi tulang lewat analisis DNA.
ABC News melaporkan, Tubaigy juga mendapat pelatihan di Victorian Institute of Forensic Medicine di Melbourne pada 2015 atas sponsor dari Pemerintah Saudi.
Al-Tubaigy kini disebut menjabat sebagai kepala forensik di departemen keamanan publik Saudi. Ia merupakan satu dari 15 personel Saudi yang tiba di Ankara bersamaan dengan hilangnya Khashoggi. Tubaigy datang ke Turki menggunakan pesawat jet pribadi.
Belum ada konfirmasi resmi dari Tubaigy ihwal tudingan ini. Wartawan Washington Post mencoba untuk menghubunginya tetapi belum ada jawaban.
Sementara, Media Yeni Safak dalam laporannya pada Rabu (17/10), juga mengutip rekaman audio dari pembunuhan Khashoggi. Menurut media itu, kolumnis Washington Post tersebut disiksa sebelum kematiannya.
Surat kabar itu mengatakan, suara Konsul Jenderal Saudi Mohammed al-Otaibi terdengar di rekaman tersebut. Ia menyuruh pelaku yang diduga menyiksa Khashoggi untuk tidak melakukan tindakannya di gedung konsulat. "Lakukan ini di luar, Anda akan membuat saya mendapat masalah," ujarnya.
Salah satu warga Saudi yang diduga menyiksa Khashoggi menjawab perintah al-Otaibi dengan ancaman. "Diam jika Anda ingin hidup ketika Anda kembali ke Saudi (Saudi)," katanya. Otaibi membantah mengetahui tentang pembunuhan tersebut. Ia pun telah balik ke Riyadh.
Otoritas Turki sejak awal telah meyakini Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul. Khashoggi tak lagi terlihat setelah memasuki gedung konsulat pada 2 Oktober. Tunangan Khashoggi telah menunggu lebih dari tiga jam di luar gedung konsulat. Namun, Khashoggi tak kunjung keluar.
Tak hanya itu, otoritas Turki pun mengaku memiliki bukti rekaman yang menunjukkan Khashoggi dibunuh. Bocoran rekaman inilah yang kemudian satu per satu disampaikan ke media.
Pada Selasa (16/10), tim penyidik Turki mulai melakukan penggeledahan dan menyisir Konsulat Saudi di Istanbul. Polisi yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, petugas berhasil menemukan bukti di dalam konsulat. Ia tak menjelaskan secara detail bukti yang dimaksud.
Namun, Presiden Turki Recey Tayyip Erdogan mengungkapkan, sejumlah material di dalam konsulat terlihat sudah dicat ulang. Petugas juga menemukan bukti material beracun. "Harapan saya kita akan mendapatkan kesimpulan yang mengarahkan kita ke pendapat masuk akal sesegera mungkin. Karena, investigasi ini mencari berbagai macam hal seperti material beracun dan ada material yang telah dihilangkan dengan cara mengecatnya," ujar Erdogan seperti dilansir the Guardian.
sumber: https://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/18/10/18/pgrgpx377-ini-sosok-profesor-yang-diduga-memutilasi-khashoggi-part1
Larutan Asam Hancurkan Jenazah Khashoggi
Selasa, 16 Oktober 2018 – 10:53 WIB
jpnn.com - Media Turki terus memunculkan spekulasi terkait hilangnya Jamal Khashoggi. Jika semula dikabarkan bahwa pria 59 tahun itu dibunuh lantas dimutilasi, kini tersiar kabar bahwa jenazahnya dilenyapkan dengan larutan asam.
Adalah Turan Kislakci, seorang teman Khashoggi, yang memunculkan dugaan itu. Kislakci yang merupakan ketua Asosiasi Media Arab-Turki itu mengatakan bahwa jenazah Khashoggi tidak akan bisa ditemukan. Sebab, larutan asam telah melenyapkannya.
"Polisi dan Badan Intelijen Nasional Turki kini tengah menyelidiki klaim itu," tulis Sevilay Yilman, jurnalis Haberturk.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menepati janjinya. Kemarin, Senin (15/10), dia berbincang via telepon dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Mereka membahas Jamal Khashoggi dan misteri raibnya sang kolumnis Washington Post itu.
"Baru saja bercakap-cakap dengan Raja Saudi yang mengaku tidak tahu apa pun soal nasib warga Saudi itu," cuit Trump sebagaimana dilansir Associated Press.
Tapi, menurut dia, Saudi bekerja sama dengan Turki untuk menguak tabir yang menyelimuti Khashoggi sejak 2 Oktober lalu.
Dalam waktu dekat, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertolak ke Saudi. Trump memerintah tokoh 54 tahun itu menemui para petinggi Saudi dan membahas langsung kasus yang menarik perhatian masyarakat global tersebut.
Tapi, Pompeo juga mungkin mengusung agenda lain. Yakni, kesepakatan jual beli senjata dua negara
SUMBER:
https://www.jpnn.com/news/larutan-asam-hancurkan-jenazah-khashoggi
Turki belum memberikan bukti rekaman pembunuhan Khashoggi ke negara lain.
Surat kabar pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, yang diterbitkan pada Rabu (17/10), mengungkapkan rincian dari rekaman audio yang konon mendokumentasikan penyiksaan sadis yang dilakukan terhadap Khashoggi. Khashoggi diduga diinterogasi setelah jari-jarinya dipotong dan kemudian dipenggal.
Dalam rekaman itu, spesialis forensik Saudi, Salah Muhammad al-Tubaigy dapat didengar mengenakan headphone untuk mendengarkan musik. Ia memberi tahu pelaku lain untuk melakukan hal yang sama ketika memotong-motong tubuh Khashoggi.
Para penyidik Turki juga percaya bahwa jasad Khashoggi dibawa ke rumah konsul jenderal, dan kemudian dibuang. Konsul Jenderal Mohammed al-Otaibi telah meninggalkan Istanbul untuk pergi ke Riyadh dengan maskapai Saudia yang dijadwalkan pada Selasa (16/10) sore. Ankara bersikeras al-Otaibi belum diusir dan ingin meninggalkan Turki atas keinginannya sendiri.
Laporan Yeni Safak mengatakan, suara al-Otaibi dapat didengar di salah satu rekaman. Saat penyiksaan terhadap Khashoggi dilakukan, ia mengatakan "Lakukan ini di luar. Anda akan membuat saya mendapat masalah."
Surat kabar itu melaporkan, dalam rekaman lain, seorang individu yang tidak dikenal memberitahu Otaibi, "Jika Anda ingin hidup ketika Anda kembali ke Arab Saudi, diamlah!"
New York Times pada Rabu (17/10) turut mengutip pernyataan seorang pejabat senior Turki yang mengkonfirmasi rincian rekaman audio yang diterbitkan oleh Yeni Safak. Namun dua pejabat pemerintah Turki yang dihubungi oleh Reuters menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi kurangnya bukti yang ada di tangan AS. Ia mengatakan pada Rabu (17/10), AS telah meminta Turki untuk memberikan bukti audio atau video yang mungkin terkait dengan kematian Khashoggi.
"Kami telah memintanya, jika ada ... saya tidak yakin bahwa itu ada, mungkin, mungkin," kata Trump, dikutip Channel News Asia.
"Saya akan mendapatkan laporan lengkap tentang hal itu dari Mike (Pompeo) ketika dia kembali ... Itu akan menjadi pertanyaan pertama yang saya tanyakan," kata dia menambahkan.
Bukti di Tangan Turki, Khashoggi Disiksa dengan Sadis
Kamis 18 Okt 2018 18:00 WIB
Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
sumber: https://republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/18/10/18/pgsjwm382-bukti-di-tangan-turki-khashoggi-disiksa-dengan-sadis?utm_source=dable
Tidak ada komentar:
Posting Komentar