Jepang Akan Tawarkan Bangun Desa Anti-Tsunami pada Indonesia
views: 8.097
JAKARTA - Jepang menyatakan mereka siap untuk membantu Indonesia membangun desa anti-tsunami sebagai bagian dari proses rekonstruksi di Palu dan Dongala, Sulawesi Tengah. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masfumi Ishii.
Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.F Fachir, Ishii menyatakan Jepang telah menyalurkan sejumlah bantuan kepada Indonesia. Bantuan itu antara lain pesawat, tenda dan kebutuhan darurat lainnya.
"Saya datang ke sini untuk memberikan laporan bantuan yang akan kami berikan, pertama kami sudah mengerahkan pesawat C-130 milik Unit Pasukan Bela Diri Jepang ke Balikpapan, yang saat ini sudah berada di sana. Pesawat itu akan memulai operasi transportasi dari Balikpapan ke Palu mulai esok hari," kata Ishii pada Jumat (5/10),
"Selanjutnya, barang-barang dukungan darurat tiba di Balikpapan sore ini, dengan nilai sekitar Rp. 3 miliar, dengan rincian 500 tenda, 20 pemurni air, 20 ribu flokulan atau bahan kimia pengolah limbah dan 80 genset. Barang-barang itu akan dikirimkan ke Palu besok," sambungnya.
Ishii lalu menuturkan, dalam pertemuan dengan Fachir dia juga menyampaikan bahwa bukan hanya pemerintah Jepang dan Lembaga Kerjasama Internasional Jepang atau JICA, tapi juga para pengusaha Jepang turut mendonasikan bantuan.
Saat ini, lanjut Ishii sekitar 20 perusaan Jepang yang beroperasi di Indonesia memberikan bantuan dan jumlah bantuan telah bantuan yang telah terkumpul hingga kemarin sekitar Rp. 5 miliar.
"Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan adalah kita saat ini memang tengah berfokus fase darurat. Tapi, seharusnya kita juga mulai memikirkan fase selanjutnya, yaitu rekonstruksi, contohnya seperti membangun desa yang lebih tahan tsunami," ungkapnya.
"Upaya mitigasi tsunami benar-benar penting dalam proses rekonstruksi dan saya kira JICA sudah mulai bekerja untuk mendukung Indonesia dalam hal ini dan saya harap kami akan menyampaikan ide ini secara resmi dalam waktu dekat," ucap Ishii.
Dia menambahkan, ide itu mungkin akan disampaikan pada pekan depan saat pertemuan Badan Moneteri Internasional (IMF) di Bali, di mana ketua JICA akan turut hadir dalam acara itu. "Semoga dalam kesempatan itu kita bisa secara resmi menyampaikan ide ini," tukasnya. (esn)
Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.F Fachir, Ishii menyatakan Jepang telah menyalurkan sejumlah bantuan kepada Indonesia. Bantuan itu antara lain pesawat, tenda dan kebutuhan darurat lainnya.
"Saya datang ke sini untuk memberikan laporan bantuan yang akan kami berikan, pertama kami sudah mengerahkan pesawat C-130 milik Unit Pasukan Bela Diri Jepang ke Balikpapan, yang saat ini sudah berada di sana. Pesawat itu akan memulai operasi transportasi dari Balikpapan ke Palu mulai esok hari," kata Ishii pada Jumat (5/10),
"Selanjutnya, barang-barang dukungan darurat tiba di Balikpapan sore ini, dengan nilai sekitar Rp. 3 miliar, dengan rincian 500 tenda, 20 pemurni air, 20 ribu flokulan atau bahan kimia pengolah limbah dan 80 genset. Barang-barang itu akan dikirimkan ke Palu besok," sambungnya.
Ishii lalu menuturkan, dalam pertemuan dengan Fachir dia juga menyampaikan bahwa bukan hanya pemerintah Jepang dan Lembaga Kerjasama Internasional Jepang atau JICA, tapi juga para pengusaha Jepang turut mendonasikan bantuan.
Saat ini, lanjut Ishii sekitar 20 perusaan Jepang yang beroperasi di Indonesia memberikan bantuan dan jumlah bantuan telah bantuan yang telah terkumpul hingga kemarin sekitar Rp. 5 miliar.
"Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan adalah kita saat ini memang tengah berfokus fase darurat. Tapi, seharusnya kita juga mulai memikirkan fase selanjutnya, yaitu rekonstruksi, contohnya seperti membangun desa yang lebih tahan tsunami," ungkapnya.
"Upaya mitigasi tsunami benar-benar penting dalam proses rekonstruksi dan saya kira JICA sudah mulai bekerja untuk mendukung Indonesia dalam hal ini dan saya harap kami akan menyampaikan ide ini secara resmi dalam waktu dekat," ucap Ishii.
Dia menambahkan, ide itu mungkin akan disampaikan pada pekan depan saat pertemuan Badan Moneteri Internasional (IMF) di Bali, di mana ketua JICA akan turut hadir dalam acara itu. "Semoga dalam kesempatan itu kita bisa secara resmi menyampaikan ide ini," tukasnya. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar