Rabu, 31 Oktober 2018

Inggris Bocorkan Info Intelijen; Terkuak Peristiwa Pembunuhan Khashoggi



Anak Buah MBS Rayakan Kematian Khashoggi dengan Minum Miras - JPNN.COM

Inggris Bocorkan Info Intelijen soal Pembunuhan Khashoggi

Selasa, 30 Oktober 2018 – 06:57 WIB
jpnn.comLONDON - Drama pembunuhan Jamal Khashoggi diwarnai banyak informasi intelijen yang dibocorkan sumber anonim ke media massa. Setelah Turki, kini giliran Inggris yang melakukannya.
Inggris Bocorkan Info Intelijen soal Pembunuhan Khashoggi - JPNN.COM
Sunday Express melaporkan bahwa intelijen Inggris sejatinya sudah tahu akan terjadi sesuatu sejak pertengahan September. Namun, dibutuhkan waktu lama untuk mengetahui detailnya.
Salah satu detail informasi yang berhasil mereka dapat adalah rencana Saudi untuk menangkap dan membawa pulang Khashoggi. "Kami tahu perintah itu datang dari lingkaran keluarga kerajaan," ujar sumber yang mengaku mendengar informasi itu dari Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah Inggris.
Artinya, Inggris setidaknya sudah mengetahui rencana itu dua minggu sebelum Khashoggi dibunuh 15 anggota pasukan khusus Saudi.
Apakah perintah datang dari putra mahkota Pangeran Muhammad bin Salman seperti yang diduga banyak pihak? Sang sumber mengklaim tidak ada informasi solid mengenai hal tersebut.
"Tidak ada informasi langsung yang menghubungkannya dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS)," tuturnya.
Sementara itu, Senin (29/10), Hatice Cengiz bertolak ke Inggris. Tunangan Khashoggi itu hendak menghadiri acara khusus untuk mengenang sang calon suami. Acara tersebut digagas Middle East Monitor dan Al Sharq Forum. (sha/c11/hep)
Sumber : Jawa Pos
Sumber : Jawa Pos

 Khashoggi Dicekik Begitu Masuk Konsulat Saudi di Istanbul

Seorang jaksa Turki mengatakan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dibunuh dengan cekikan segera setelah memasuki konsulat Riyadh di Istanbul sebelum tubuhnya dimutilasi.
Pernyataan oleh jaksa kepala Istanbul Ifran Fidan itu disampaikan sementara Turki menekan Arab Saudi untuk mengekstradisi 18 orang yang ditahan karena peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi.
Foto/Reuters
Pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober di konsulat Saudi di Istanbul menciptakan badai kontroversi internasional yang mengancam hubungan yang sudah rumit antara Arab Saudi, Turki dan Amerika.
Turki terus meningkatkan tekanan terhadap Arab Saudi untuk memberikan jawaban sementara penjelasan resmi senantiasa berubah mengenai nasib Khashoggi.
Beberapa minggu setelah kejadian itu, Riyadh mengakui bahwa jurnalis tersebut dibunuh di konsulat oleh tim yang terdiri dari 15 agen Saudi. Selasa, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Riyadh untuk mengungkapkan siapa yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Para pejabat Turki, termasuk Erdogan, berulang kali mengeluh bahwa Arab Saudi telah menghalangi penyelidikan dengan menolak untuk mengungkapkan bukti-bukti kunci seperti keberadaan jasad Khashoggi.
Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, yang sering dikritik oleh Khashoggi dalam kolomnya di Washington Post, memuji kerjasama “unik” antara kedua negara hanya beberapa hari sebelumnya.(fzy.-)
sumber: 
Jaksa Turki Sebut Khashoggi Dicekik Begitu Masuk Konsulat Saudi di Istanbul
Agregasi VOA, Jurnalis · Kamis 01 November 2018 02:57 WIB 
 https://news.okezone.com/read/2018/11/01/18/1971748/jaksa-turki-sebut-khashoggi-dicekik-begitu-masuk-konsulat-saudi-di-istanbul


Anak Buah MBS Rayakan Kematian Khashoggi dengan Minum Miras

Senin, 29 Oktober 2018 – 07:44 WIB
jpnn.comISTANBUL - Pembunuhan Jamal Khashoggi masih jadi isu favorit media massa Turki. Tentu saja, seperti rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan, berita media-media ini cenderung memojokkan Arab Saudi dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS).
Terbaru, media Turki mengangkat pengakuan seorang sopir taksi yang diklaim mengantar sebagian anggota tim pembunuh Khashoggi. Pria itu menjemput para pelaku dari Bandara Ataturk lalu mengantar mereka ke hotel lantas ke konsulat. Sopir yang sama juga mengantar mereka ke Bandara Ataturk lagi untuk kembali ke Riyadh setelah membunuh Khashoggi.
Yang menghebohkan adalah cerita sang sopir soal kelakuan para anggota Firqat el-Nemr itu saat hendak pulang ke Saudi. Menurut dia, sepanjang perjalanan menuju bandara mereka sangat ceria, seperti merayakan sesuatu.
''Mereka sangat senang. Mereka merokok dan minum minuman beralkohol di dalam mobil,'' ujar sopir itu kepada reporter dari A Haber, salah satu stasiun televisi pro-pemerintah Turki.
Firqat el-Nemr alias adalah pasukan khusus bentukan Pangeran MBS. Mereka diduga bertanggung jawab atas kematian sejumlah musuh-musuh sang putra mahkota.

https: img-o.okeinfo.net content 2018 11 01 18 1971748 jaksa-turki-sebut-khashoggi-dicekik-begitu-masuk-konsulat-saudi-di-istanbul-nzWQ0DpzaX.jpg

Sementara itu, media pro-Erdogan lainnya, Yeni Safak, membahas soal jenazah Khashoggi yang sampai sekarang belum ditemukan. Surat kabar itu bersepekulasi bahwa jenazahnya dipotong tiga, yaitu kepala, badan, dan kaki. Selanjutnya, setiap bagian dimasukkan dalam tas dan diceburkan ke sumur di kediaman Konjen Saudi di Istanbul. (sha/c17/sof)

Letnan Jenderal Ahmed al-Assiri adalah salah satu tokoh kunci di lingkaran dalam Putra Mahkota.



Setelah 17 hari secara keras menyangkal, Arab Saudi, melalui televisi nasional, akhirnya mengakui bahwa wartawan veteran Jamal Khashoggi, tewas "dalam perkelahian di kantor konsulat" Saudi di Istanbul, Turki.

Jenderal Assiri berbicara kepada media April 2014
Karier Jenderal Assiri bisa dibilang cemerlang dan dikenal masyarakat internasional sejak menjabat sebagai juru bicara Saudi pada 2015.


Ini untuk pertama kalinya pihak berwenang Saudi mengakui Khashoggi telah meninggal dunia.
Terungkap pula bahwa wakil kepala badan intelijen Ahmed al-Assiri dan penasehat media kerajaan Saud al-Qahtani, yang dikenal dekat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dipecat oleh Raja Salman. Letnan Jenderal Ahmed al-Assiri adalah salah satu tokoh kunci di lingkaran dalam Putra Mahkota.
Namanya meroket saat diangkat menjadi juru bicara Saudi dan koalisi pimpinan Saudi yang melancarkan perang di Yaman pada Maret 2015.
Selama dua tahun kemudian, ia menjalin kedekatan dengan Pangeran Mohammed bin Salman yang ketika itu menjabat sebagai menteri pertahanan dan menjadi arsitek perang di Yaman.
Dilempar telur di London
Jenderal Assiri fasih berbahasa Arab, Inggris, dan Prancis dan pintar menjelaskan argumen Saudi saat menjawab tuduhan bahwa militer Saudi semena-mena melakukan pengeboman di Yaman.
Serangan udara di Yaman pada Agustus 2017Hak atas fotoREUTERS
Image captionNama Jenderal Assiri dikenal sejak diangkat menjadi juru bicara untuk menjelaskan posisi Saudi dalam perang di Yaman.
Pada Maret 2017 ia menghadiri konferensi internasional di London.
Sejumlah pemrotes mencoba menahannya dan melempar telur ke arah Jenderal Assiri sebelum ia memberikan sambutan.
Rekaman video memperlihatkan ia sangat marah dan menunjukkan jari tengah untuk mengirim "pesan provokatif" kepada para pemrotes.
Tak lama setelah kunjungan di London ini, ia diangkat menjadi wakil kepala badan intelijen Saudi.
Karier militer
Penunjukkan sebagai orang nomor dua di badan intelijen dianggap sebagai penghargaan atas kariernya yang cemerlang di militer.
Putra Mahkota Mohammed bin SalmanHak atas fotoREUTERS
Image captionPangeran Mohammed bin Salman pernah menjadi Menteri Pertahanan dan menjalin hubungan dekat dengan Jenderal Assiri.
Pencapaian yang luar biasa bagi seseorang yang berasal kota kecil Muhayil di Provinsi Assir, di Saudi barat.
Di dinas kemiliteran ini, Assiri dilaporkan pernah mengenyam pendidikan di akademi militer bergengsi, seperti di Sandhurst (Inggris), West Point (Amerika Serikat), dan St Cyr (Prancis).

Jatuhnya sang jenderal

Sebagai perwira tinggi, Jenderal Assiri punya wewenang taktis untuk mengambil keputusan namun sejauh mana perannya dalam pembunuhan Jamal Khashoggi belum jelas benar.
Wartawan vetaran Saudi Jamal KhashoggiHak atas fotoAFP
Image captionAhmed al-Assiri dipecat terkait dengan tewasnya wartawan veteran Saudi, Jamal Khashoggi.
Menurut satu sumber yang dikutip media Amerika Serikat, The New York Times, Jenderal Assiri diperkirakan mendapatkan otorisasi lisan dari Pangeran Mohammed bin Salman untuk menangkap Khashoggi dan membawanya ke Saudi untuk diinterogasi.
Sebelum kabar pemecatannya terungkap hari Sabtu (20/10), The New York Times memberitakan bahwa Saudi akan menjadikan Jenderal Assiri sebagai "kambing hitam" tewasnya Khashoggi agar perhatian tak mengarah kepada Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.  sumber: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45940527


Terkuak Peristiwa Sebelum Hingga Pembunuhan Khashoggi 

Senin 22 Okt 2018 20:43 WIB

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, yang kritis terhadap kebijakan dan Putra Mahkota Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dinyatakan menghilang 2 Oktober lalu. Ia tidak pernah keluar dari kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki.
Pemerintah Turki telah menyatakan Khashoggi dibunuh di kantor konsulat tersebut. Kerajaan Arab Saudi pun telah mengakuinya, Khashoggi dibunuh saat diinterogasi. Berikut beberapa momen kunci sebelum penulis kolom the Washington Post tersebut menghilang.
Jamal Khashoggi
Sebelum Menghilang :
- September 2017: Washington Post mempublikasikan kolom pertama Khashoggi, seorang jurnalis yang dikenal sebagai orang dekat keluarga kerajaan. Di sini, ia diperkenalkan sebagai pelarian dari Arab Saudi setelah naiknya Pangeran Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota. Kolom pertamanya mengkritik arah kebijakan kerajaan dan Mohammed bin Salman.
- 28 September 2018 : Setelah satu tahun the Washington Post mempublikasikan kolom pertamanya, Khashoggi mengunjungi kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mendapatkan dokumen untuk menikahi tunangannya Hetice Cengiz. Cengiz mengatakan Khashoggi berjanji akan kembali pada 2 Oktober.
-29 September : Khashoggi datang ke London, Inggris dan berbicara di sebuah konferensi di sana.
-1 Oktober : Khashoggi kembali ke Istanbul.
Hari Khashoggi Menghilang :
-  2 Oktober, pukul 03:28 waktu setempat: Pesawat pribadi tiba di Bandara Internasional Ataturk di Istanbul. Media Turki melaporkan pesawat tersebut ditumpangi beberapa orang dari 15 anggota 'tim pembunuh' Arab Saudi. Salah satu pejabat Turki mengatakan salah satu dari penumpang pesawat pribadi tersebut seorang ahli forensik. Sementara yang lainnya naik pesawat komersil.
photo
Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .
- pukul 13.14 waktu setempat : Kamera keamanan yang bocor ke media Turki memperlihatkan Khashoggi masuk ke dalam lobi utama kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul. Tidak ada rekaman yang menunjukkan ia keluar dari kantor konsulat tersebut sementara tunangannya yang berada di luar menunggu berjam-jam.
- pukul 15.07 waktu setempat: Rekaman kamera keamanan menunjukkan mobil dengan pelat nomor diplomat meninggalkan kantor konsulat Arab Saudi. Mobil tersebut menuju rumah konsulat jendral Arab Saudi yang berjarak 2 kilometer.
- 19.00 waktu setempat:  Pesawat pribadi dari Arab Saudi tiba membawa enam orang yang dianggap anggota tim pembunuh lainnya dari Istanbul ke Kairo sebelum pulang ke Arab Saudi keesokan harinya.
- 23.00 waktu setempat : Tujuh anggota tim pembunuh tersebut juga meninggalkan Istanbul dengan pesawat pribadi. Mereka menuju Dubai, Uni Emirat Arab, dan baru kembali ke Riyadh, Arab Saudi keesokan harinya. Sementara dua orang lainnya naik pesawat komersial.
photo
Gambar combo diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada hari Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018).
Reaksi Awal
-3 Oktober: Tunangan Khashoggi dan the Washington Post mengungkapkan jurnalis tersebut telah menghilang. Arab Saudi mengatakan Khashoggi sempat mengujungi kantor konsulat mereka dan tidak lama pergi lagi. Pemerintah Turki menilai Khashoggi masih berada di kantor konsulat tersebut. Pada malam harinya, Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan di stasiun televisi Bloomberg "Kami tidak memiliki apapun untuk disembunyikan."
- 4 Oktober : Arab Saudi melalui kantor berita milik Kerajaan mengatakan "akan mengikuti prosedur dan berkoordinasi dengan pemerintah Turki untuk mengungkapkan situasi menghilangnya Jamal Khashoggi setelah meninggalkan kantor konsulat."
- 5 Oktober : The Washington Post mempublikasikan kolom kosong sebagai bentuk solidaritas pada Khashoggi dengan judul : "Suara Yang Hilang."
- 6 Oktober : The Washington Post mengutip pejabat Turki yang mengatakan ada kemungkinan tim pembunuh Arab Saudi sudah berencana membunuh Khashoggi di kantor konsulat mereka.
-7 Oktober : Salah satu teman Khashoggi mengungkapkan seorang pejabat Turki mengatakan kepadanya Khashoggi telah dibunuh di kantor konsulat. Kantor konsulat Arab Saudi pun langsung membantahnya dan mengatakan tuduhan tersebut "tidak mendasar."
-8 Oktober : Duta besar Arab Saudi untuk Turki dipanggil atas tuduhan penghilangan dan pembunuhan Khashoggi.
Bocornya Rekaman Video Keamanan
- 9 Oktober : Pemerintah Turki mengatakan akan mencari Khashoggi di kantor konsulat dengan bukti jurnalis tersebut masuk ke dalam pos diplomatik tersebut.
- 10 Oktober : Rekaman pembunuhan yang dilakukan tim pembunuh Arab Saudi bocor. Cengiz meminta bantuan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan ibu negara AS Melania Trump.
- 11 Oktober : Media-media Turki melaporkan tim pembunuh Arab Saudi terdiri atas anggota intelijen, pasukan elit, dan ahli otopsi. Trump mengatakan kasus menghilangnya Khashoggi ini sebagai 'situasi yang buruk' dan ia berjanji untuk mendapatkan kebenarannya.
- 12 Oktober : Trump kembali berjanji untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Khashoggi.
- 13 Oktober : Surat kabar Turki yang pro-pemerintah melaporkan pejabat Turki sudah memiliki bukti rekaman audio pembunuhan Khashoggi. Rekaman audio tersebut diambil dari Apple Watch yang dipakai jurnalis tersebut. Tapi laporan itu memicu berbagai pertanyaan.
Sumber : AP




dua teman akrab Osama bin Laden

  • 17 Mei 2011
  •  






Khaled Batarfi
Image captionSejak kecil, Khaled Batarfi berteman dengan Osama bin Laden

Suatu hari, ketika mereka masih di sekolah, Khaled Batarfi main sepak bola bersama Osama bin Laden.
Osama didorong oleh seorang pemain dari pihak lawan, Khaled kemudian datang dan menarik si pemain lawan itu untuk menjauh.
"Sewaktu saya datang kembali ke Osama, dengan harapan dia akan berterima kasih, dia malah mengatakan kalau kamu tunggu sedikit lagi, saya akan menyelesaikannya dengan damai. Seperti itulah Osama, sampai Afghanistan kemudian mengubah dirinya."
Khaled Batarfi dan Osama bin Laden besar di jalan sepi kawasan permukiman di Jedah pusat.
Rumah Bin Laden diruntuhkan, diganti dengan gedung flat berlantai enam. Seorang tamu di komplek itu, ketika diceritakan mengenai sejarah lingkungan tetangga di situ, mengatakan bahwa dia tidak tahu "dan saya tidak ingin tahu".







Seorang tetangga mengatakan dia merasa kasihan Bin Laden dibunuh "karena dia seorang saudara Muslim", sementara anak laki-laki remaja orang itu mengatakan "dia berkorban untuk Muslim. Dia tidak pantas dibunuh".
Di segenap pelosok Jedah, tempat keluarga besar Bin Laden masih bermukim dan tempat sebagian bisnisnya bermarkas, simpati untuk Osama terasa di mana-mana walaupun tidak banyak bukti yang mendukung keyakinan dan tindakannya.
Pada satu malam di salah satu pojok Jedah, pada saat keluarga-keluarga berkumpul untuk makan dan minum dan menyaksikan ombak Laut Merah menghempas ke pantai, banyak orang juga mempertanyakan apakah Osama betul-betul terbunuh.

Tidak ada bukti







Bangunan flat di atas bekas rumah keluluarga Bin Laden
Image captionBangunan flat di atas bekas tapak rumah keluarga Bin Laden di Jedah

Seorang wanita muda yang memakai hijab dan nikab mengutarakan pandangan yang ada di benak banyak orang dengan mengatakan, "Kita tidak melihat bukti. Mereka mungkin saja memalsukan kematiannya, menukangi gambar-gambarnya."
Osama bin Laden meninggalkan Jedah pada pertengahan tahun 1980-an, pergi ke Afghanistan untuk bertempur melawan tentara Uni Soviet.
Orang Arab Saudi melihat perjuangan ini benar dan banyak lainnya yang mengikuti Osama untuk mendukung para pejuang mujahidin.
Pada awal 1990, Osama kembali ke Arab Saudi dan memberikan kuliah. Di situ dia memperkirakan Saddam Hussein akan menyerbu Kuwait.
Jamal Khashoggi, yang sering sekali bepergian bersama Osama di Afghanistan, hadir di dalam ceramah itu. Dia kemudian bertanya kepada Osama, mengapa dia begitu yakin apa yang akan terjadi.
"Dia membacakan satu ayat al-Qur'an," ujar Jamal mengenang kembali jawaban Osama.
"Ayat itu berarti orang yang mempraktikkan jihad untuk Allah, Allah akan menunjukkan mereka jalan yang lurus. Saya tidak begitu enak mendengar ini. Dia menempatkan dirinya pada posisi 'Saya ini bisa melihat itu karena Allah menunjuki saya ke arah itu'. Itulah pertama kali saya merasa bahwa Osama mulai memiliki ego yang besar."

Ideologi gagal

Jamal putus kontak dengan Osama bin Laden pada pertengahan 1990-an dan Khaled pada awal 1990-an karena kedua orang ini menolak ideologi Osama.






Jamal Khashoggi
Image captionJamal Khashoggi menganggap Osama bin Laden memiliki ego yang besar

Meskipun sudah bertahun-tahun mereka tidak pernah berjumpa dengan Osama, kedua orang itu mengaku sedih dengan kematian sahabat lama mereka dalam serangan oleh pasukan AS di Pakistan awal bulan ini.
Khaled Batarfi berpendapat AS seharusnya berusaha menangkap Osama atau, kalau itu gagal, makamkan dia dengan layak.
"Mereka bisa menunjukkan video seorang ulama melakukan sholat jenazah sebagaimana mestinya, dan kemudian kuburkan dia di darat tanpa harus mengatakan di mana dikebumikan. Kalau mereka lakukan seperti ini, mungkin tidak akan ada protes atau kontroversi."
Bagi Jamal Khashoggi, ada sesuatu yang berkebetulan sehubungan dengan terbunuhnya Osama pada saat sekarang ini, di tengah pemberontakan di seluruh Timur Tengah.
"Organisasi, gagasan, dan pemikirannya menemui jalan buntu," katanya.
"Semuanya gagal di Lapangan Tahrir. Dia sebetulnya bisa jauh lebih baik untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk agamanya kalau dia tetap moderat."
Pemerintah Saudi boleh dikatakan bereaksi diam terhadap kematian Osama, dengan hanya mengatakan pihaknya berharap pembunuhan ini akan membantu upaya internasional untuk membasmi terorisme.
Namun demikian juru bicara kementerian dalam negeri, Jenderal Mansour Sultan al-Turki, mengakui bahwa putra negaranya yang paling terkenal buruk itu akan terus berdampak terhadap Arab Saudi.
"Dampak Osama bin Laden pada Arab Saudi adalah ideologi yang dikembangkannya, ideologi... yang kami anggap menjadi kekuatan bagi terorisme yang terkait dengan al-Qaeda."
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Foto: AP

Mutrib sebagai salah satu dari 15 orang tim operasi pembunuh Khashoggi jadi sorotan.

Saudi Tegaskan MBS tak Terlibat Pembunuhan Khashoggi

Senin 22 Okt 2018 04:54 WIB

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Endro Yuwanto
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir menegaskan, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) tidak ikut terlibat dalam kasus pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Kashoggi. 
Saudi menyebut kasus pembunuhan Kashoggi merupakanoperasi yang jahat dan kesalaha besar.
“Orang-orang yang melakukan ini berada di luar dari Otoritas Saudi,” kata Jubeir, seperti dikutip dari Alarabiya, Senin (22/10).
Jubeir menyatakan hal tersebut saat melangsungkan wawancara eksklusif melalui sambungan telepon. Ia berani memastikan bahwa MBS tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud juga telah memerintahkan secara langsung untuk mengusut tuntas kasus Khashoggi. “Tidak ada operasi yang berkaitan erat dengan Pangeran Mahkota,” kata Jubeir meyakinkan.
Sementara itu, Saudi menyatakan hingga saat ini belum mengetahui keberadaan jasad Khashoggi. Meskipun, Saudi telah menangkap 18 orang yang dinyatakan terlibat dalam operasi pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Sementara itu, sumber otoritas Turki yang dirahasiakan namanya mengatakan kepada Middle East Eye, Ahad (21/10), bahwa jasad Khashoggi telah diangkut keluar dari Turki oleh salah satu pengawal MBS. Hal itu memperkuat dugaan bahwa Khashoggi telah dimutilasi.
Salah satu perwira intelijen yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, Maher Abdulaziz Mutrib, diduga kuat telah membawa bagian potongan tubuh Kashoggi dalam sebuah tas. Mutrib sedianya pergi ke Turki pada 2 Oktober lalu yang bertepatan dengan hilangnya Khashoggi.
Kemunculan nama Mutrib sebagai salah satu dari 15 orang tim operasi pembunuh Khashoggi di Konsulat Saudi di Turki semakin menjadi sorotan publik. 


Jamal Khashoggi Ditelepon Putra Mahkota Arab Saudi Sebelum Dibunuh


TRIBUNNEWS.COM, TURKI - Media Turki kembali memberi spekulasi momen pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi yang sebelumnya dilaporkan hilang 2 Oktober lalu
Harian Yeni Safak memberitakan terdapat spekulasi bahwa Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) sempat menelepon Khashoggi sebelum dibunuh.
Dikutip news.com.au Senin (22/10/2018), para pelaku yang dilaporkan berjumlah 15 orang menangkap Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Di sebuah ruangan, MBS menghubungi Khashoggi dan membujuknya agar bersedia kembali ke Riyadh. Jurnalis 60 tahun itu menolak tawarannya.
Sebab, dia takut jika dia kembali ke ibu kota Saudi, dia bakal ditahan atau lebih buruk lagi, dibunuh.
Mendapat penolakan, MBS langsung menutup teleponnya.
"Tim segera melakukan tugasnya begitu Pangeran MBS menutup telepon," demikian ulasan Yeni Safak.
Kontributor The Washington Post itu dibawa ke sebuah ruangan. Di sana, dia sempat menjalani penyiksaan sebelum mendapat suntikan penenang, dan tubuhnya dimutilasi dalam proses yang memakan waktu tujuh menit.
Penyelidik Turki kini memburu dua kendaraan konsulat Saudi yang dilaporkan telah menyebar ke luar pusat kota Istanbul.
Satu kendaraan dilaporkan menuju Hutan Belgrad, sementara satu lagi menuju kota Yalova yang berjarak satu jam dari Istanbul.
Sebelumnya, Khashoggi dilaporkan menghilang ketika mendatangi gedung konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Awalnya Saudi bersikukuh bahwa Khashoggi telah meninggalkan gedung. Namun pendapat berbeda disuarakan sumber penyelidik Turki. Mereka menyatakan bahwa Khashoggi dibunuh dalam gedung, dan mengklaim telah mengamankan bukti rekaman pembunuhan kontributor The Washington Post itu.
Media Turki memberitakan rekaman di mana Khashoggi dibunuh 15 orang, dan mayatnya dimutilasi serta dimasukkan ke dalam 15 kantong plastik.
Setelah itu spekulasi berkembang di mana muncul teori potongan jenazah jurnalis 60 tahun tersebut dihancurkan menggunakan cairan asam yang bereaksi sangat kuat.
Puncaknya pekan lalu, pemerintah Saudi mengaku Khashoggi tewas dalam sebuah pertikaian. Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir menyampaikan permintaan maaf kepada keluarganya.
"Ini merupakan operasi kejahatan. Jelas ada kesalahan besar yang dibuat. Ini tidak dapat diterima di pemerintahan manapun," tegas Jubeir.
Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.
Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 60 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jamal Khashoggi Ditelepon Putra Mahkota Saudi Sebelum Dibunuh"

Khashoggi Diduga Dibunuh,
Saudi Dikabarkan Bakal Ganti Putra Mahkota

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman.  Foto/REUTERS
 A+ A-
PARIS - Kerajaan Arab Saudi dilaporkan berencana mengganti posisi Putra Mahkota yang saat ini dijabat Mohammed bin Salman. Rencana ini sebagai imbas dari dugaan pembunuhan wartawan pengkritik kerajaan, Jamal Khashoggi, di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Surat kabar Prancis, Le Figaro pada Jumat (19/10/2018), mengutip sumber diplomatik di Paris menyatakan posisi Mohammed bin Salman (MbS) akan digantikan oleh saudaranya, Khalid.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Dewan Kesultanan Saudi secara diam-diam menghadiri pertemuan untuk membahas hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi, yang diduga dibunuh atas perintah dari MbS.
Dewan Kesultanan Saudi, yang menunjuk MbS sebagai putra mahkota yang baru tahun lalu dengan melanggar aturan umum suksesi, sekarang berencana untuk menunjuk Khalid bin Salman sebagai Putra Mahkota. Khalid saat ini tercatat sebagai Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat (AS) dan Wakil Putra Mahkota.
Salah satu sumber Saudi menjelaskan kepada Le Figaro bahwa jika Khalid diangkat, itu berarti bahwa MbS akan meninggalkan posisinya pada tahun-tahun mendatang. Dengan cara ini, kekuasaan tetap ada di keluarga Salman.
Menurut laporan itu, Khalid, yang populer baik di dalam maupun di luar negeri, secara bertahap akan mengambil alih posisi saudaranya dan menggantikannya di perjalanan suksesi.
Khalid, 28, telah terbang ke Riyadh pekan lalu. Menurut laporan The New York Times dia tidak akan kembali ke AS sebagai duta Saudi.
Sebelumnya,  Pangeran Arab Saudi yang membangkang, Khalid bin Farhan al-Saud, menuding Raja Salman bin Abdulaziz yang memerintahkan pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi. Dia juga menyebut MbS sebagai pelaksana dari perintah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman, DW, Pangeran Khalid bin Farhan menggambarkan Raja Salman sebagai penguasa agak tiran yang menggunakan kekerasan karena tidak memiliki pengalaman politik.
"Tapi, sayangnya, dia adalah penguasa. Ketika dia menjadi raja, dia menerapkan metode yang serupa dengan yang dia gunakan ketika dia menjadi gubernur Provinsi Riyadh,” ujar Khalid bin Farhan yang kini tinggal di Jerman.
Menurutnya, Khashoggi "dihukum" atas perintah langsung Raja Salman. "Seandainya Khashoggi terbunuh, para pembunuh akan menerima otorisasi langsung dari kepala negara," katanya. (mas)
sumber:Muhaimin
Sabtu, 20 Oktober 2018 - 00:08 WIB
views: 3.864
Khashoggi Diduga Dibunuh, Saudi Dikabarkan Bakal Ganti Putra Mahkota


Kelompok HAM Tuntut Penyelidikan Independen PBB


WASHINGTON - Empat kelompok hak asasi manusia mendesak Turki untuk meminta penyelidikan PBB terhadap dugaan pembunuhan terhadap pembangkang Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Komite untuk Perlindungan Wartawan, Human Rights Watch, Amnesty International dan Reporters Without Borders mengatakan penyelidikan semacam itu akan mencegah "menutup-nutupi kesalahan" dari dugaan kejahatan.



Khashoggi, warga Amerika Serikat (AS) yang menulis untuk The Washington Post, menghilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Laporan media mengutip para pejabat Turki mengatakan Khashoggi dibunuh oleh agen Saudi dalam beberapa menit memasuki konsulat dan tubuhnya dipotong-potong.

"Turki harus meminta PBB untuk memulai penyelidikan yang tepat waktu, kredibel, dan transparan," kata Robert Mahoney, wakil direktur eksekutif Komite untuk Perlindungan Wartawan.

"Keterlibatan PBB adalah jaminan terbaik terhadap pemotongan Saudi atau upaya oleh pemerintah lain untuk menyapu masalah di bawah karpet untuk mempertahankan hubungan bisnis yang menguntungkan dengan Riyadh," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (19/10/2018).

Arab Saudi telah membantah keterlibatan apa pun dalam penghilangan Khashoggi, sementara Presiden Donald Trump menyatakan bahwa penjahat mungkin telah melakukan dugaan kejahatan. Namun kemudian Trump mengatakan ia sekarang percaya bahwa Khashoggi telah mati dan memperingatkan konsekuensi "berat" jika para bangsawan Saudi diketahui bertanggung jawab.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan di Washington bahwa Arab Saudi memiliki "beberapa hari lagi" untuk menyelesaikan penyelidikannya sendiri dan AS akan memutuskan tanggapan sesudahnya.

Peristiwa Khashoggi telah memicu reaksi terhadap Arab Saudi di tengah laporan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan itu.

Ketika ditanya tentang seruan dari kelompok-kelompok hak asasi, seorang diplomat Turki mengatakan kepada AFP bahwa penyelidikan PBB "tidak diperlukan" untuk sementara waktu.

"Polisi Turki dan jaksa Turki melakukan segalanya dan mengumpulkan bukti untuk mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi," katanya.

Kelompok-kelompok hak asasi juga mengkritik penyelidikan internal Riyadh ke dalam dugaan pembunuhan dan penghilangan paksa Khashoggi.

"Penjelasan parsial dan penyelidikan sepihak oleh Arab Saudi, yang dicurigai terlibat, tidak cukup baik," kata Louis Charbonneau, direktur PBB di Human Rights Watch.

"Hanya PBB yang memiliki kredibilitas dan kemandirian yang diperlukan untuk mengungkap dalang di balik penghilangan paksa Khashoggi dan menahan mereka untuk bertanggung jawab," tukasnya (ian)
sumber:Berlianto

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 16:15 WIB
loading...
Kasus Khashoggi, Kelompok HAM Tuntut Penyelidikan Independen PBB


Empat kelompok HAM menuntut penyelidikan PBB atas kasus hilangnya Jamal Khashoggi. Foto/Istimewa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar