Jumat, 05 Oktober 2018

Ada Skenario Besar di Balik Berita Hoaks...Siapa Dalang Kebohongan Ratna Sarumpaet ?

Budiman Sebut Dusta Ratna Terencana untuk Jurus Kampanye - JPNN.COM
Budiman Sudjatmiko. Foto: dokumen JPNN

Budiman Sebut Dusta Ratna Terencana untuk Jurus Kampanye

Jumat, 05 Oktober 2018 – 18:48 WIB
jpnn.comJAKARTA - Influencer Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) Budiman Sudjatmiko menuding kubu Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno meniru model kampanye Donald Trump dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat. Menurut Budiman, teknik kampanye bernama firehose of falsehood yang memanfaatkan kebohongan sebagai alat politik demi meraih simpati publik.
Budiman melihat pola itu awalnya dilakukan kubu Prabowo - Sandi melalui kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Menurut politikus PDI Perjuangan itu, teknik kampanye firehose of falsehood sudah dipraktikkan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur petahana harus dipenjara karena menyinggung Surah Al-Maidah ayat 51. Budiman melihat ada fenomena aneh dalam kasus Ahok.
"Kutipan potongan media itu bisa dipakai memobilisasi dukungan maupun sikap anti terhadap figur tertentu, waktu itu Ahok. Ternyata itu memang adalah kerja dari sebuah perusahaan Cambridge Analytica," kata Budiman di Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/10).
Budiman menyebut tekning propaganda Trump juga dibuat Cambridge Analytica. Perusahaan konsultan politik yang berpusat di London juga dituding mencuri data jutaan pengguna Facebook.
Sementara dalam kasus Ratna yang kini heboh, Budiman menduga aktivis yang juga seniman panggung itu dituntut oleh kubu Prabowo-Sandi untuk berbohong demi mengeksploitasi dan memanipulasi sifat emosional orang. Bahkan, Prabowo sempat bertemu Ratna sebelum calon presiden (capres) dari Koalisi Adil Makmur itu menggelar jumpa pers.
Prabowo yang didampingi Amien Rais saat jumpa pers menyebut Ratna telah dianiaya. Bahkan, mantan Danjen Kopassus itu menyebur penganiayaan terhadap Ratna merupakan tindakan pengecut.
Namun, hasil penyelidikan polisi menemukan hal berbeda. Sebab, Ratna lebam karena operasi sedot lemak di sebuah rumah sakit kecantikan.
Budiman pun menduga pengakuan Ratna sebagai korban penganiayaan dimanfaatkan untuk menyerang pemerintahan Presiden Jokowi. Menurutnya, ada perencanaan untuk memanfaatkan itu demi menciptakan isu bahwa pemerintahan Jokowi bertindak kejam pada pihak-pihak yang bersikap kritis.
“Itu adalah sebuah isu yang terencana atau patut diduga menyasar pemerintahan Jokowi akan mengancam hidupmu, orang kritis bisa dipukuli. Seorang ibu-ibu aktivis, 70 tahun, dianiaya Pak Jokowi," kata Budiman.
Karena itu Budiman menduga pengakuan Ratna tentang kebohongannya bukan sebuah kekeliruan, melainkan sengaja diciptakan. "Saya tidak percaya Ratna Sarumpaet adalah pelaku tunggal dan Prabowo adalah korban," ujar Budiman. (tan/jpnn)

Ada Skenario Besar di Balik Berita Hoaks

views: 8.818

Skandal RS, PDIP: Diduga Ada Skenario Besar di Balik Berita Hoaks


Aktivis Ratna Sarumpaet dicekal dan ditahan Polres Bandara Soekarno Hatta saat hendak pergi ke luar negeri. Foto/Dok/SINDOnews


JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun berharap pihak kepolisian mengusut tuntas dan mengungkap dalang dari kebohongan persekusi aktivis HAM Ratna Sarumpaet (RS).
Dia menilai bahwa kasus ini kebetulan saja karena yang terlibat membela Ratna adalah Prabowo dan kelompoknya karena merasa tersentuh sehingga ini yang membuat ramai diberitakan.
“Kalau saja dari aktivis HAM yang terlibat barangkali tidak seperti itu,” kata Komarudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Karena itu, Komarudin meminta agar persoalan ini tidak berhenti sampai di sini saja tapi harus ditelusuri apa yang sebenarnya menyebabkan Ratna Sarumpaet menyampaikan kebohongan itu. Karena pasti ada motifnya dan tidak sekedar membohongi saja. Dia menduga ada skenario besar di baliknya.
“Masa orang menjaga reputasi dari zaman orde baru sampai sekarang hanya dalam waktu seketika bisa seperti itu, saya kira tidak. Saya kira ini satu skenario besar yang menurut saya harus ditelusuri. Apa motif dibalik itu, itu yang paling penting,” tegasnya.
Selain itu, Komarudin menyampaikan bahwa semua pihak tidak perlu khawatir bahwa Indonesia akan terpecah karena hoaks ini. Karena ini tahun politik saja sehingga hal kecil seperti ini dibesar-besarkan.
“Jadi ini urusan kecil sebenarnya, tapi karena tahun politik jadi dibesar-besarkan. Tapi poin penting adalah pak Jokowi dan pak Prabowo itu sudah memberi pesan yang luar biasa,” ujarnya.(pur)
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -
Penyebaran berita bohong (hoax) yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet bagi PDIPI dinilai telah direncanakan oleh tim pemenangan Prabowo-Sandiaga. Hal itu diungkapkan politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko saat menanggapi penangkapan Ratna Sarumpaet oleh tim penyidik Jatanras Direskrimum Polda Metro Jaya.
Budiman mengatakan, dalam kasus penyebaran berita hoaks ini, Ratna tidak sendirian, melainkan ada orang-orang lain di belakangnya yang turut andil merencanakan penyebaran berita bohong.
"Ini bukan kesalahan tapi kehebohan yang diciptakan. Karena memang orang mau dikacaukan dengan kabar palsu. Saya tidak percaya bahwa pelaku tunggal," ujarnya di Jakarta, Jumat (5/10).
Ia menambahkan, orang-orang yang sebelumnya membela Ratna atas kabar bohong penganiayaan di Bandung bukan merupakan korban, seperti Prabowo dan timnya.
"Saya tidak percaya bahwa orang di sekitar Prabowo atau Prabowo sendiri menjadi korban. Ini kan skematis," katanya.
Oleh karena iut, dengan tertangkapnya Ratna Sarumpaet yang hendak berangkat ke Chile di Bandara Soekarno Hatta, menjadi langkah awal untuk membongkar pihak-pihak lain yang ikut terlibat. 
Sumber; https://www.wartaekonomi.co.id/read197932/parah-hoax-ratna-sudah-direncanakan-timses-prabowo-sandiaga.html


Dalang Kebohongan Ratna Sarumpaet 


views: 10.056

Gerindra Tantang Dalang Kebohongan Ratna Sarumpaet Diungkap


Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Foto/Dok/SINDOnews


JAKARTA - Partai Gerindra menantang pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan mengungkap dalang dari kebohongan persekusi aktivis HAM Ratna Sarumpaet. Pasalnya, Gerindra dan Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) juga merasa dirugikan atas kebohongan tersebut, bahkan ikut dilaporkan oleh sejumlah pihak.
“Bu Ratna-nya silahkan diselidiki, silahkan, siapa dalangnya? Kita juga pengen tahu. karena yang dirugikan adalah pihak kami, kita yang dirugikan. Kalau mau kita melihat dari sebuah teori konspirasi, kita lihat siapa yang paling dirugikan. Nah orang yang dirugikan itu berarti ada pihak lain yang diuntungkan,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Fadli juga meminta agar persoalan ini didudukkan secara benar dan jangan sampai polisi juga menjadi alat kekuasaan. Untuk itu, Fadli mempertanyakan pihak kepolisian yang belum apa-apa sudah memanggil Dewan Pengarah BPN KIAM Amien Rais sebagai saksi.
“Sekarang belum apa-apa kok langsung pak Amien lah mau dipanggil, dan sebagainya. Apa urusannya? Selidiki dulu yang benar kalau kemudian juga kasus-kasus lain diselidiki,” tukasnya.
Fadli juga mempertanyakan kepolisian yang sangat cepat memproses kasus ini yang dianggap bisa merugikan kubu oposisi. Sebaliknya, sejumlah laporannya tidak diproses bahkan cenderung diendapkan selama berbulan-bulan bahkan hampir setahun.
“Polisi itu milik kita semua, jangan menjadi alat kekuasaan, harus fair. Kan kita juga bisa melaporkan? kenapa laporan kita tidak ditindaklanjuti? kemudian ada laporan orang lain begitu mudah ditindaklanjuti. Ada apa ini?,” tegas Wakil Ketua DPR itu.
Adapun kemungkinan Ratna penyusup di KIAM, menurut dia mungkin saja dan seharusnya itu diselidiki saja karena Ratna sudah ditangkap. Jadi, dibuka saja semuanya termasuk percakapan di layanan pesannya. Fadli juga mengaku siap untuk dikonfrontasi dengan Ratna untuk mengungkap hal ini.
“Jadi jangan membuat suatu masalah yang kayaknya ini akan mengancam NKRI. Urusan apa ini hoax, prank, yang dilakukan oleh satu orang, ini masalah kecil. Menurut saya jangan dibesar-besarkan. Makanya tadi kenapa masalah yang lebih besar kok tidak diusut?,” ujarnya.
Karena itu, Fadli menegaskan bahwa semua tuduhan dan pelaporan pihaknya ke kepolisian maupun ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) salah alamat. Karena, tidak ada hukum ataupun etika yang dilanggar, bahkan pihaknya melakukan pembelaan atas dugaan persekusi terhadap Ratna meskipun itu diketahui pada akhirnya sebuah kebohongan. Termasuk juga soal tudingan black campaign karena apa dinyatakan Prabowo dan pihaknya itu menunjukkan rasa kemanusiaan karena bersimpati atas apa yang menimpa Ratna. Bahkan Prabowo sudah meminta maaf. Bahkan, Fadli juga tengah mempersiapkan untuk melaporkan balik sejumlah orang yang melaporkan dirinya.
“Iya silahkan siapa yang mau mempolisikan saya juga akan memposisikan balik
Saya juga sedang susun juga semua laporan laporan balik, Farhat Abbas semua, sedang saya susun untuk saya laporkan balik. pencemaran,” tegasnya.
“Kita nggak tahu ada apa dibalik ini kita justru ingin tahu sebenarnya siapa kalo ini sebuah skenario, skenarionya siapa dalangnya siapa apakah ia dalam tekanan apakah ini sudah dirancang kita ingin tahu kalau misalnya itu skenario atau murni datang dari dia seperti yang dia ungkapkan.  Kita hargai lah itu prosesnya,” tandasnya.(pur)
sumber:https://nasional.sindonews.com/read/1343983/12/gerindra-tantang-dalang-kebohongan-ratna-sarumpaet-diungkap-1538742823

Fadli Zon Nilai Mungkin Saja Ratna Sarumpaet Penyusup


views: 30.355

Fadli Zon Nilai Mungkin Saja Ratna Sarumpaet Penyusup

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Foto/Dok/SINDOnews
 
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku tidak mengetahui pasti apakah Ratna Sarumpaet merupakan penyusup. Namun, menurut dia, bisa saja Ratna Sarumpaet merupakan penyusup di Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Ya kita enggak tahu, mungkin saja," ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa Koalisi Prabowo-Sandiaga dirugikan dengan kabar bohong alias hoaks dari Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya itu. Dia mengatakan bahwa ketika Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya di Bandung, Jawa Barat, pihaknya ingin membela orang yang terzalimi.
Fadli Zon pun mengaku bahwa Ratna Sarumpaet sering mengadu kepada dirinya. Semua laporan dari Ratna Sarumpaet itu, kata dia, selalu disertai foto dan rekaman.
Jadi saya tidak pernah menolak kalau ada orang lapor, apalagi dianiaya itu kan luar biasa," kata Legislator asal Bogor, Jawa Barat ini.
Sekadar diketahui, Ratna Sarumpaet telah diberhentikan dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga. Kemudian, kemarin Koordinator Juru Bicara Koalisi Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa pihaknya bakal melakukan screening mendalam kepada tim kampanye.
Tujuannya, untuk menghindari adanya penyusupan di internal tim kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga. Niatan itu disampaikan Dahnil Anzar Simanjuntak setelah Ratna Sarumpaet mengakui tidak pernah dianiaya alias menyebarkan kabar bohong.(pur)
sumber: https://nasional.sindonews.com/read/1343670/12/fadli-zon-nilai-mungkin-saja-ratna-sarumpaet-penyusup-1538656192
Kubu Ratna Sarumpaet: Tunggu Saja, Semuanya akan Terbongkar - JPNN.COM

7 Pelajaran dari Kebohongan Ratna Sarumpaet


Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -

Pertama, untuk kita orang awam tentunya tidak mudah membedakan, ini wajah bengkak akibat dipukul atau karena operasi plastik? Karenanya begitu melihat wajah Ratna Sarumpaet bengkak, wajar banyak orang langsung bersimpati dan menyampaikan duka bahkan kecaman lewat medsos.
Kedua, untuk para politisi, sesungguhnya mereka banyak awam juga soal ini. Namun, di HP mereka ada nomor dokter, polisi, psikolog, psikiater yang bisa diminta tolong mengecek sebelum memutuskan untuk mengunggah di medsos apalagi konferensi pers. Di sini penting juga setiap organisasi tim sukses merekrut anggota tim dari latar belakang berbeda seperti dokter, psikiater, psikolog, dan lain-lain.
Ketiga, individu yang mengecam bengkaknya wajah Ratna Sarumpaet di medsos (sebelum ketahuan bohong) bukan saja pendukung Prabowo-Sandi namun juga pendukung Jokowi-Maruf bahkan banyak juga warganet selama ini netral. Motif mereka mengecam bisa berbeda, bisa karena kemanusiaan, politik, dan lain sebagainya.
Keempat, individu yang tidak mengecam bengkaknya wajah Ratna Sarumpaet  di medsos (sebelum ketahuan bohong) bisa karena beberapa hal: 1) tidak suka atau hater-nya Ratna Sarumpaet, 2) tidak suka Prabowo-Sandi dan kebetulan Ratna Sarumpaet mendukung Prabowo-Sandi, 3) tidak mengikuti kejadian karena sibuk urusan lain, 4) mengikuti kejadian namun berhati-hati sebelum merespons informasi. Tipe nomor empat ini yang luar biasa.
Kelima, sejauh pengamatan saya, media online utama (terverifikasi oleh Dewan Pers) yang memberitakan selalu menuliskan dugaan, bukan menuduh. Apalagi mengarahkan pembaca bahwa pelakunya adalah kelompok tertentu.
Keenam, kasus kebohongan Ratna Sarumpaet ini tergolong luar biasa. Namun terjadi juga dalam versi lain di masyarakat. Misalnya pernah ada kejadian si A menyampaikan ke masyarakat bahwa saudaranya atau pacarnya dibunuh, namun setelah diperiksa cukup lama oleh polisi, psikiater, dan ahli lainnya barulah terungkap. Ternyata si A-lah pembunuhya.
Ketujuh, pola pikir jika A terluka maka pelakunya pasti B berbahaya. Kecurigaan di hati boleh saja, namun kebiasaan langsung menuduh lewat medsos akan merugikan. Sebaiknya pelajari berbagai pendapat orang yang benar-benar ahli di bidang tersebut sebelum beraktivitas di medsos. Demikian juga, jika ada kejadian serupa RS jangan juga kita langsung menuduh di medsos bahwa ini bohong atau acting. Pokoknya tunggu pendapat orang yang benar-benar ahli.
Terakhir, situasi bangsa kita sedang sangat berduka, ada musibah di Palu, Donggala, Lombok dan beberapa daerah lainnya. Karena itu sebaiknya diakhiri berbagai lomba banyak-banyakan posting di medsos atau lomba trending topik soal RS dan terkait RS ini di medsos dan internet.
sumber:https://www.wartaekonomi.co.id/read197952/7-pelajaran-dari-kebohongan-ratna-sarumpaet.html
Diskusi Empat Pilar MPR Ancaman Hoaks dan Keutuhan NKRI-1
Anggota MPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon, pakar komunikasi politik Hamdi Muluk dan anggota MPR Fraksi PDI Perjuangan Komarudin Watubun menjadi narasumber Diskusi Empat Pilar MPR dengan tema Ancaman Hoaks dan Keutuhan NKRI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (05/10/2018). Hamdi Muluk mengatakan, bila masyarakat ingin berpolitik dengan wawasan yang maju dan hasil yang maksimal maka semua harus mengedepankan adu gagasan dengan basis pada data dan fakta. Hal demikian akan membawa masyarakat dan bangsa kepada hal yang lebih baik. Masalah hoaks perlu diseriusi, dicegah, sebab dampak dari berita yang tak berdata dan berfakta itu bisa memicu kerusuhan sosial.(rat)

Luka Kelopak Mata Ratna Sarumpaet Aneh

JAKARTA – Setelah menuliskan rasa simpatik kepada aktivis Ratna Sarumpaet lantaran diduga menjadi korban pengeroyokan, kini mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD kembali mempertanyakan kejadian nahas yang dialami ibu dari aktris cantik Atika Hasiholan itu.
https: img.okeinfo.net content 2018 10 03 337 1959086 mahfud-md-bertemu-dokter-bedah-katanya-luka-kelopak-mata-ratna-sarumpaet-aneh-erMkwQbbBN.jpg

Timbulnya pertanyaan di benak Mahfud MD, setelah dirinya bertemu seorang dokter ahli bedah. Dari pertemuan itu, seorang dokter mengungkapkan ada yang tidak beres dari foto babak belur yang dialami salah satu penggagas #2019ganti presiden itu.Mahfud menilai viralnya foto tersebut, tidak menutup kemungkinan juga merupakan "mainan politik" yang sengaja disebarkan dijagat dunia maya agar mendapatkan reaksi masyarakat. Namun, dirinya tidak mau gegabah untuk menyimpulkannya. Oleh karena itu, dirinya menyerahkan kepada aparat penegak hukum untuk mengungkapnya.
"Itu kita kutuk, kalau benar terjadi. Tapi kalau hanya mainan politik yana pemainannya kita kutuk, saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya luka di kanan-kiri kelopak mata agak aneh karena sama. Kita tunggu perkembangannya," kicau Mahfud dengan akun Twitter bernama @mohmahfudmd yang dikutip Okezone, Rabu (3/10/2018).
Ratna Sarumpaet (Dok Okezone)
Sebelumnya, Mahfud sempat menuliskan dalam Twitter pribadinya, dirinya mengutuk dan meminta pihak kepolisian untuk segera menangkap pelakunya.
"Mudah-mudahan tidak benar. Kalau penganiayaan terhadap @RatnaSpaet ini benar terjadi, sungguh biadab atas nama dan alasan apapun penganiyaan sprt ini sungguh terkutuk," kicaunya yang dikutip Okezone, Selasa (2/10/2018).
Untuk diketahui juga, beredar luas di jejaring media sosial foto sosok Ratna Sarumpaet yang mengalami bengap pada bagian mukanya. Disebutkan bahwa Ratna kini sedang dirawat di sebuah rumah sakit, namun memillih tutup mulut karena masih trauma atas kejadian yang menimpanya.
Beredarnya foto tersebut juga mengundang reaksi warganet. bahkan tidak sedikit netizen mengonfirmasi terhadap putrinya yakni Atika Hasiholan. Netizen mengungkapkan rasa simpatinya atas kejadian yang menimpa Ratna Sarumpaet.

Mahfud MD Bertemu Dokter Bedah, Katanya Luka Kelopak Mata Ratna Sarumpaet Aneh
Achmad Fardiansyah , Jurnalis · Rabu 03 Oktober 2018 13:57 WIB
(erh)
sumber: https://news.okezone.com/read/2018/10/03/337/1959086/mahfud-md-bertemu-dokter-bedah-katanya-luka-kelopak-mata-ratna-sarumpaet-aneh 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar