Minggu, 28 Oktober 2018

Uni Eropa Serukan Investigasi Internasional Kasus Jamal Khashoggi


TEMPO.COAnkara – Parlemen Uni Eropa mendesak digelarnya penyelidikan internasional yang imparsial dan independen untuk mengungkap kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Parlemen sepakat mengeluarkan resolusi untuk mengenakan saksi terarah jika ada agen intelijen Arab Saudi yang terbukti bersalah dalam pembunuhan Khashoggi di kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Parlemen Uni Eropa. Anadolu
Parlemen Uni Eropa. Anadolu
“Pembunuhan Jamal Khashoggi perlu direspon secara kolektif yang melampaui kemarahan internasional jangka pendek,” kata Victor Bostinaru, seorang anggota parlemen dari Rumania, seperti dilansir Politico pada Kamis, 25 Oktober 2018 waktu setempat.
Jamal Khashoggi dan Hatice Cengiz. [habersev.com]
Parlemen juga mendesak Uni Eropa untuk mengembargo penjualan dan perawatan senjata terhadap Arab Saudi pasca pembunuhan Khashoggi terungkap.
Resolusi ini bersifat tidak mengikat dengan 325 anggota Dewan mendukung dan 19 orang abstain.
Teks resolusi ini menyatakan parlemen menginginkan semua pemerintah UE mencapai posisi sama dengan mengembargo senjata ke Arab Saudi pasca konfirmasi dari Riyadh bahwa Khashoggi terbunuh di dalam konjen di Istanbul.
Parlemen juga menyesalkan penjualan senjata bernilai besar oleh sejumlah negara EU seperti Spanyol, Prancis, Jerman, Belgia, dan Inggris. Parlemen mendesak embargo semua jenis senjata yang bisa digunakan oleh rezim Arab Saudi untuk melakukan tindakan represi.
sumber: https://dunia.tempo.co/read/1140137/uni-eropa-serukan-investigasi-internasional-kasus-jamal-khashoggi

Pembunuhan Khashoggi: Kartu apa yang dimainkan Turki terhadap Arab Saudi?

Misteri 'hilangnya' para kritikus pemimpin Arab Saudi
Jika kita mengetik "Erdogan slams...," (Erdogan mengutuk) pada mesin pencari Google, maka yang muncul akan tak berkesudahan: PBB, Uni Eropa, Israel, Belanda, Jerman, intelektual Prancis -semuanya jadi korban kutukan keras Erdogan. Bahkan Jerman dan Belanda diberi label 'Nazi' dan 'fasis' olehpresiden Turki itu setahun lalu.
Sekarang bandingkanlah dengan kata-kata yang digunakan Erdogan terhadap Arab Saudi, yang sudah mengakui terjadinya pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulatnya di Istanbul.
"Saya tidak punya alasan untuk meragukan kejujuran Raja Salman," kata Erdogan.
Juru bicaranya menyebut Saudi sebagai 'negara yang ramah dan penuh persaudaraan'.
Kata-kata ini berbanding terbalik dengan berbagai bocoran info yang sering muncul melalui media pro-pemerintah Turki. Isinya sering memberatkan Riyadh, di tengah kecurigaan bahwa Putra Mahkota Saudi yang sangat berkuasa, Mohammad bin Salman, mengetahui atau bahkan memerintahkan pembunuhan itu.
Jadi permainan apa yang sedang dijalankan Presiden Recep Tayyip Erdogan?
Saudi King Salman and Turkish President Erdogan in Ankara in April 2016Hak atas fotoREUTERS
Image captionRaja Arab Saudi, Salman dan Presiden Turki, Erdogan saling mengincar pengaruh di kawasan mereka.
Saya dikabari bahwa nada bicara Erdogan yang sangat terkendali itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa ini bukan masalah Turki versus Arab Saudi: hubungan kedua negara terlalu penting, meskipun sudah tegang, untuk meledak pada tahap ini.
Erdogan sebetulnya ingin mendesak Raja Salman untuk menindak putra mahkota, Pangeran Mohammed, tanpa menyasarnya secara langsung.
"Jika Erdogan menyerukan raja untuk memecat Mohammed bin Salman, maka itu akan menjadi cara terbaik untuk membuat sang raja untuk justru tidak memecat Putra Mahkota," kata seorang sumber yang dekat dengan presiden.
Erdogan bahkan tidak menyebutkan nama Mohammed bin Salman dalam pidatonya di parlemen: hal yang yang disengaja agar tidak menempatkan putra mahkota di tingkat yang setara dengannya.
Tujuan Ankara adalah untuk mendorong perselisihan antara raja dan putranya. Tetapi kunci untuk mencapainya bukanlah di Riyadh, melainkan di Washington.
Jika Donald Trump dapat dibujuk untuk menyingkirkan Mohamad bin Salman yang merupakan sekutu dekatnya sendiri, hal itu bisa menjadi titik balik bagi Raja Salman.

Seteru kunci dalam permainan kekuasaan regional

Raja Salman yang berusia 82 tahun itu, setidaknya untuk saat ini, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengenyahkan putranya.
Salah satu tindakan yang diambilnya terkait pembunuhan itu adalah melakukan restrukturisasi dinas intelijen Saudi, di bawah perlindungan, ya siapa lagi, sang putra mahkota.
Dan ini membuat permainan kekuatan di wilayah Semenanjung Arab itu jadi makin bergolak.
Turki menghormati Arab Saudi sebagai wali penjaga Kabah, situs tersuci Islam - sesuatu yang sejalan dengan pemerintah Erdogan yang berhaluan Islamis.
Tetapi kedua negara bersaing untuk berebut pengaruh sebagai pemimpin dunia Muslim. Dan putra mahkota ternyata telah menjadi seteru utama bagi Erdogan.
MBS—julukan bagi Mohammed bin Salman—adalah orang yang mendalangi dan mendorong blokade Qatar, sekutu terdekat Turki di Timur Tengah. Dia menggalang kebijakan dan tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin, yang justru terkait dengan Partai AK, partai pimpinan Erdogan yang kini berkuasa di Turki.
Gambar CCTV menunjukkan Khashoggi saat tiba di Konsulat Saudi.Hak atas fotoREUTERS
Image captionGambar CCTV menunjukkan Khashoggi saat tiba di Konsulat Saudi.
Dan sikapnya yang cukup dekat dengan Israel, mengganggu Erdogan (kendati Turki justru memiliki hubungan diplomatik dengan Israel), dan haluan garis keras yang dijalankan MBS terhadap Iran, padahal Turki justru mulai rujuk dengan negeri Persia itu, membuat Riyadh dan Ankara saling berseberangan di kancah politik regional.

Strategi risiko tinggi Erdogan

Erdogan mengendus kesempatan langka ketika Saudi terdesak, dan segera merebut kesempatan untuk menyingkirkan seorang pria yang oleh para kolumnis pro-pemerintah di Turki dijuluki 'musuh Turki'.
Dan ketika Uni Emirat Arab dan Mesir juga bergegas membela Riyadh, membuat Erdogan justru bertekad makin bulat -Ankara sudah patah arang dengan kedua negara itu.
Selama ini Turki curiga bahwa Emirat mendukung kudeta yang gagal pada tahun 2016 - Erdogan baru-baru ini menyebut mereka sebagai 'orang-orang sengsara' - dan Erdogan tidak akan pernah memaafkan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi karena membubarkan Ikhwanul Muslimin di sana.
Dan bahwa pesawat yang ditumpangi para terduga pembunuh Khashoggi mengisi bahan bakar di Kairo dan Dubai dalam perjalanan ke Riyadh akan memicu kecurigaan akan keterlibatan dua negeri itu.
Strategi Erdogan, bagaimanapun, memiliki risiko tinggi. Mengasingkan MBS yang masih kuat dapat membuat Arab Saudi diperintah oleh seorang pria dengan dendam yang mendalam terhadap Turki selama bertahun-tahun yang akan datang.
Pengambilan foto yang menunjukkan putra mahkota menjabat tangan Salah, putra Jamal Khashoggi yang dilarang meninggalkan Arab Saudi, mengungkapkan betapa kuat kekuasaannya. Pesannya: kami telah berdamai, jadi hentikanlah semua itu.
The Saudi crown prince (R) meets Khashoggi's son, Salah, in RiyadhHak atas fotoEPA
Image captionPutra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, menyalami putra Khashoggi, Salah.
Sejauh ini Gedung Putih masih belum bersikap tegas. (Kendati Trump sudah mengisyaratkan keyakinannya bahwa MBS berada di balik pembunuhan Khashoggi.)
"Kami masih mengumpulkan fakta dari berbagai sumber," kata Jared Kushner, menantu dan penasihat senior Donald Trump. "Setelah fakta-fakta itu terkumpul, Menteri Luar Negeri akan bekerja dengan tim keamanan nasional kami untuk membantu kami menentukan apa yang ingin kami percayai."
Implikasinya jelas: rumuskanlah narasi dan juallah itu ke basis para pendukung.
Jarang sekali ada cerita yang begitu lengkap: pembunuhan yang mengerikan, upaya menutup-nutupi, hubungan regional yang terkait langsung, geopolitik antara Washington dan Timur Tengah, dan produsen besar minyak dan negara dengan kekuatan militer kuat bisa tercoreng selamanya.
Jika Saudi menyangka bahwa operasi cepat di Istanbul itu bisa disapu ke bawah karpet, mereka telah melakukan kesalahan perhitungan yang sangat parah.
  • Jamal Khashoggi: Pembunuhan 'keji' wartawan Saudi 'direncanakan jauh hari sebelumnya'
  • Siapa Jamal Khashoggi? Wartawan Saudi yang hilang di Turki dan kenal Osama bin Laden
  • Akhirnya Arab Saudi mengakui wartawan Jamal Khashoggi tewas dibunuh
  • Pelaku pembunuhan Jamal Khashoggi akan dihukum, janji putra mahkota Saudi
  • Pembunuhan Jamal Khashoggi: Siapa Ahmed al-Assiri, jenderal bintang tiga yang diduga terlibat?
  • Kronologi 'mencla-mencle' Saudi soal pembunuhan Khashoggi
  • Lima faktor mengapa Amerika Serikat dan Barat 'takut' dengan Arab Saudi
  • AS minta rekaman ke Turki yang jadi bukti Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi
  • Wartawan Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi? AS dan Inggris 'ancam boikot' Konferensi Saudi





  • TEMPO.COWashington – Putra dari kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, telah meninggalkan Arab Saudi dan tiba di Amerika Serikat.
    Salah Bin Jamal Khashoggi, yang memiliki dua kewarganegaraan yaitu AS dan Arab Saudi, sempat tertahan sehingga tidak bisa meninggalkan Saudi setelah paspornya dibatasi pemerintah Saudi sejak beberapa bulan lalu.
    Dua anak Jamal Khashoggi diundang oleh Raja Salman ke istana Al Yamamah di ibu kota Riyadh, Arab Saudi. Raja Salman ingin mengucapkan belasungkawa secara langsung. Sumber : english.alarabiya.net
    Dua anak Jamal Khashoggi diundang oleh Raja Salman ke istana Al Yamamah di ibu kota Riyadh, Arab Saudi. Raja Salman ingin mengucapkan belasungkawa secara langsung. Sumber : english.alarabiya.net
    Juru bicara kementerian Luar Negeri AS mengatakan, seperti dilansir CNN, Menlu Mike Pompeo, mendesak pemerintah Saudi untuk membiarkan putra Khashoggi berpergian. Deputi juru bicara Kemenlu, Robert Palladino, mengatakan AS merasa senang Salah Bin Jamal Khashoggi diizinkan untuk meninggalkan negaranya.
    Salah Khashoggi merupakan putra tertua dari kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, yang tewas dalam pembunuhan berencana di kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul Turki pada 2 Oktober 2018. Hingga kini, jasad Khashoggi belum diketahui keberadaannya.
    Anadolu melansir Menteri Luar Negeri, Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan pemerintah tidak berniat untuk membawa kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi ini ke pengadilan internasional. “(Namun) Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban,” kata Cavusoglu sambil mendesak pemerintah Arab Saudi memberikan penjelasan tuntas mengenai kasus ini seperti dilansir Hurriyet Daily News pada Kamis, 25 Oktober 2018.
    “Siapa yang memberikan perintah? Dimana mayatnya? Anda mengakui mereka melakukannya tapi kenapa mereka tidak mengatakan dimana? Keluarga korban ingin mengetahui soal ini dan memberikan penghormatan terakhir,” kata Cavusoglu soal kasus pembunuhan Jamal Khashoggi
    sumber:  https://dunia.tempo.co/read/1140156/akhirnya-arab-saudi-izinkan-putra-jamal-khashoggi-ke-luar-negeri

    Akhirnya, Arab Saudi Izinkan Putra Jamal Khashoggi ke Luar Negeri
    Reporter: 

    Editor: 

    Budi Riza 

    Jumat, 26 Oktober 2018 14:27 WIB
    Baca:
    Uni Eropa Serukan Investigasi Internasional Kasus Jamal Khashoggi
    Arab Saudi Dikecam Larang Bepergian Keluarga Jamal Khashoggi
    Menlu Turki Desak Arab Saudi Jelaskan Pembunuhan Jamal Khashoggi
    Jaksa Agung Saudi Sebut Pembunuhan Jamal Khashoggi Terencana

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar