Selasa, 14 Agustus 2018

"Perang Informasi".Asman Abnur Mengundurkan Diri sebelum Reshuffle

"Perang Informasi"Selamat menikmati, berita-berita, saling memojokkan dalam "perang informasi" untuk menjatuhkan lawan. Berita fitnah, asung-asah, bakal ada dan yang meng-ada-ada pasti ada, berita bohong tak perlu diulang lagi dan HOAX. Jika tak wasapda dan pandai membacanya "bisa gila".

 Ingat...ingaaa....ingaaaa jangan cepat percaya Check & Re check......



Ini Alasan Asman Abnur Mengundurkan Diri sebelum Reshuffle
Rabu, 15 Agustus 2018 – 00:12 WIB

Alasan Asman Abnur Mengundurkan Diri sebelum Reshuffle - JPNN.COM
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Asman Abnur resmi mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB). Keinginannya untuk mundur, semata-mata karena tidak ingin membebani Presiden Jokowi. Bukan karena mendahului akan adanya reshuffle.
"Jangan sampai keberadaan saya membebani presiden karena ada tuntutan dari koalisi kenapa PAN masih ada menterinya di pemerintahan sementara PAN tidak mendukung presiden. Itu juga buat saya tidak bagus," ujar Asman kepada pers, Selasa (14/8).
Soal reshuffle ini usulan dari partai koalisi atau dari presiden, Asman mengaku tidak berpikir sampai sejauh itu. Dia hanya menyampaikan keinginannya mengundurkan diri, bukan karena reshuffle.
"Saya mundur bukan karena mau diganti presiden tapi tidak elok lah buat secara etika politik saya dari PAN tidak mendukung presiden di 2019, tapi saya masih ada di kabinet pemerintahan," terangnya.
Sebelum koalisi, Asman mengatakan sudah melihat ada hal-hal yang nantinya perlu diambil. Ada dua alternatif yakni bila mendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019 maka posisi (MenPAN-RB) tetap. Kalau tidak mendukung, Asman mengaku harus mengambil langkah untuk mundur.
"Jadi bukan karena tekanan politik ya tapi kesadaran saya sendiri dan itu namanya etika politik," tandasnya. (esy/jpnn)



Hari Ini Komjen Syafruddin Dilantik jadi MenPAN-RB

Rabu, 15 Agustus 2018 – 00:31 WIB




Hari Ini Komjen Syafruddin Dilantik jadi MenPAN-RB - JPNN.COM

jpnn.comJAKARTA - Wakapolri Komjen Syafruddin membenarkan kabar yang beredar bahwa dirinya diangkat menjadi menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (MenPAN-RB) menggantikan Asman Abnur.
Menurut dia, kabar tersebut benar adanya. “(Dijadikan) Menteri benar,” kata dia melalui pesan singkat, Selasa (14/8) malam.
Dengan begitu, Rabu (15/8) pagi Syafruddin bakal dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Dia menggantikan Asman yang mundur dari jabatan MenPAN-RB pada Selasa (14/8).
Namun, jenderal bintang tiga ini belum tahu siapa yang akan menggantikan posisinya di Polri. “Wakapolri belum ada,” imbuh dia. (cuy/jpnn)
sumber:https://www.jpnn.com/news/hari-ini-komjen-syafruddin-dilantik-jadi-menpan-rb


Reaksi Neta atas Pengangkatan Komjen Syafruddin

Rabu, 15 Agustus 2018 – 17:32 WIB
Begini Reaksi Neta atas Pengangkatan Komjen Syafruddin - JPNN.COM
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Wakapolri Komjen Syafrudin. Foto: dok.JPG
jpnn.comJAKARTA - Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan pengangkatan Wakapolri Komjen Syafruddin sebagai MenPAN dan RB menambah daftar panjang perwira Polri menduduki jabatan sipil di pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurut Neta, hal ini menunjukkan Presiden Jokowi semakin memanjakan Polri, dengan cara memberikan kesempatan seluas-luasnya pada jenderal-jenderal kepolisian untuk memegang posisi-posisi strategis di pemerintahan.
“Jika di era orde baru, Soeharto memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi militer, di era Jokowi justru kepolisian begitu dimanja," kata Neta dalam pernyataannya, Rabu (15/8).
Neta menilai sepintas sikap Jokowi terlihat membuka kesempatan yang besar bagi perwira-perwira kepolisian, tapi di balik itu akan muncul kecemburuan yang besar terhadap polri oleh berbagai kalangan.
Di sisi lain, lanjut Neta, muncul kesan rezim Jokowi tidak ada bedanya dengan orde baru Soeharto. “Jika Soeharto memanjakan militer, sementara Jokowi memanjakan kepolisian," ungkapnya.
Menurut Neta, secara jangka panjang hal ini akan merugikan profesionalisme Polri. Sebab, lanjut dia, dengan adanya pengangkatan pati kepolisian untuk menjabat posisi strategis menunjukkan kesan adanya pemihakan Polri terhadap rezim pemerintahan.
“Padahal posisi Polri dalam UU adalah sebagai Polisi Negara RI. Artinya Polri harus senantiasa bisa menjaga independensinya, termasuk pada pemerintahan," katanya.
Menurutnya, kalau kesan pemihakan itu semakin mengental, dan jika rezim berganti ini tentu akan merugikan Polri di masa depan.
“Dampaknya profesionalisme dan independensi Polri akan terganggu," ujarnya. Namun, Neta melanjutkan, dengan diangkatnya Syafruddin sebagai MenPAN dan RB, isu adanya tiga matahari di internal Polri akan mereda.
“Sehingga akan lebih bisa bagi (Kapolri) Tito Karnavian untuk mengonsolidasikan kepolisian ke depan," pungkas Neta.(boy/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar