Kamis, 22 November 2018

Media Arab Bahas Pembunuhan Jamal Khashoggi, Soal Khashoggi.."Sikap Trump 'Lucu"


Media Arab Bahas Pembunuhan Jamal Khashoggi?

Oleh: 
 
  • Bagaimana Media Arab Membahas Pembunuhan Jamal Khashoggi?
    Koran Saudi Al Watan edisi Rabu (21/12) memberitakan kabar baik bagi pembacanya: Presiden AS Donald Trump akan terus berdiri teguh di samping Arab Saudi.
    Itulah adalah pernyataan yang ditunggu-tunggu oleh Kerajaan dan para pendukungnya. Arab Saudi tetap merupakan sekutu penting Amerika Serikat, dan dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, Presiden Trump mengatakan akan sulit untuk mempelajari semua fakta, demikian tulis harian itu.
    Situs online kanal berita Al-Arabiya juga melaporkan berita yang sama. Al Arabiya mengutip Trump yang mengatakan bahwa fakta-fakta lengkap mungkin tidak akan pernah diketahui. Sekalipun Donald Trump masih menambahkan, mungkin saja Putra Mahkota Mohammed bin Salam, dikenal dengan singkatannya MbS, mengetahui soal pembunuhan itu, atau mungkin juga tidak. Tapi kalimat tambahan ini tidak dikutip oleh Al Watan maupun Al Arabiya.
    Lain lagi berita stasiun siaran Al-Jazeera yang bermarkas di Qatar, yang justru fokus pada pernyataan Trump yang tidak dikutip media Arab Saudi. Bagi Al Jazeera, bagian pernyataan itu adalah "tanda yang jelas.. bahwa hubungan strategis antara AS dan Arab Saudi tidak tergantung pada seorang individu di Riyadh atau Washington."

    Perang interpretasi

    Al Jazeera dalam pemberitaanya secara tidak langsung menyerang MbS dan menyatakan dia tidak penting dalam hubungan AS-Arab Saudi. MbS, kata laporan itu, secara politis hanya satu dari sekian banyak pelaku, dan dia bisa diganti oleh orang lain.
    Sikap kritis Al Jazeera terhadap MbS tidak mengherankan, karena dialah yang satu setengah tahun lalu memprakarsai pemboikotan Qatar oleh Arab Saudi
    Interpretasi berbeda ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang mendalam di antara media-media Arab. Perbedaan ini tidak mengikuti suatu garis ideologis, melainkan lebih bersifat ekonomi dan politik. Media Arab akan mengikuti pandangan para pemodal mereka. Mereka cukup bebas memilih topik-topik yang kurang relevan. Tapi dalam isu-isu besar, mereka akan mengikuti instruksi dari atas.
    Harian Arab Saudi Okaz, dalam sebuah opini yang terbit hari Senin (19/11) bahkan mengambil kesimpulan lebih jauh lagi. "Pertanyaan paling penting yang sekarang harus dijawab adalah tingkat infiltrasi oleh intelijen asing di kantor-kantor diplomatik Arab Saudi di luar negeri, seperti di Istanbul." Yang jadi skandal bukanlah tindakan pembunuhan itu, melainkan fakta bahwa pembunuhan itu bisa tercium oleh dinas rahasia Turki. (hp/vlz)

    sumber: https://www.tempo.co/dw/350/bagaimana-media-arab-membahas-pembunuhan-jamal-khashoggi

    Jamal Khashoggi
    Jamal Khashoggi
    Foto: Instagram/@jkhashoggi
    Trump menegaskan AS akan tetap menjadi sekutu dekat Saudi.
    REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki pada Rabu (21/11) menuduh Amerika Serikat (AS) mencoba untuk menutup mata terhadap pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi. Trump pada Selasa (20/11) berjanji akan tetap menjadi mitra setia  Arab Saudi.
    Menurut Trump, Pangeran Mahkota Saudi Muhammad bin Salman bisa jadi tahu tentang rencana pembunuhan terhadap Khashoggi. "Mungkin dia melakukannya, mungkin juga tidak," kata Trump.
    Komentar Trump ini bertentangan dengan kesimpulan CIA. Seperti dilansir the Washington Post, CIA yakin  kematian Khashoggi diperintahkan langsung oleh putra mahkota, penguasa de facto Arab Saudi.
    Wakil ketua Partai AK pimpinan Presiden Tayyip Erdogan, menyayangkan pernyataan Trump. Ia menyebut pernyataan Trump lucu.
    "Tidak mungkin bagi agen intelijen seperti CIA, yang bahkan tahu 'warna bulu pada kucing' yang berjalan di sekitar taman konsulat, sedangkan Saudi  tidak tahu siapa yang memberi perintah ini. Ini tidak kredibel baik untuk opini publik AS atau opini publik dunia," katanya kepada media negara, TRT Haber.
    Sejak pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul bulan lalu, Turki telah berulang kali mengatakan perintah itu berasal dari "tingkat tertinggi" dari pemerintah Saudi. Namun Turki belum secara langsung menuduh Pangeran Muhammad.
    Arab Saudi membantah bahwa putra mahkota memerintahkan pembunuhan itu.  Trump mengatakan Arab Saudi adalah mitra bisnis penting dan "sekutu besar" dalam perang melawan  Iran di Timur Tengah.
    Setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Ankara tidak sepenuhnya puas dengan  kerja sama  dari Arab Saudi terkait kasus tersebut.
    Cavusoglu mengatakan Ankara akan meminta penyelidikan resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa jika hubungannya dengan Riyadh menemui jalan buntu.

    Jamal Khashoggi
    Jamal Khashoggi
    Foto: Metafora Production via AP
    REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Surat kabar Turki, Hurriyet, menyebut Direktur CIA Gina Haspel telah mengisyaratkan kepada pejabat Turki CIA memiliki rekaman telepon Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) saat memerintahkan pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi. Isyarat itu diberikan saat Haspel mengunjungi Istanbul bulan lalu.
    Keterangan tentang hal tersebut dipublikasikan Hurriyet di halaman kolom yang ditulis jurnalisnya, yakni Abdulkadir Selvi. "Ada pembicaraan tentang rekaman lain," tulis Selvi dalam kolomnya seraya mengatakan panggilan telepon itu terjadi antara Pangeran MBS dan saudaranya yang menjadi Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat, yakni Pangeran Khalid bin Salman.
    "Dikatakan direktur CIA Gina Haspel mengindikasikan ini selama kunjungannya ke Turki. Dikatakan putra mahkota (Pangeran MBS) memberi perintah untuk 'membungkam Jamal Khashoggi sesegera mungkin', dalam sebuah panggilan telepon yang dipantau oleh agensi AS," kata Selvi.
    Kendati demikian, seorang pejabat Turki mengaku tidak memiliki informasi tentang rekaman seperti yang disinggung Selvi dalam kolomnya. Oleh sebab itu informasi yang dipaparkan Selvi masih belum terkonfirmasi.
    Namun dua pejabat AS yang enggan dipublikasikan identitasnya mengatakan CIA telah menilai Pangeran MBS memang tokoh yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashogghi. Penilaian itu didasarkan pada bagaimana Kerajaan Saudi beroperasi, kontrol ketat yang dipegang Pangeran MBS, dan para pelaku pembunuhan yang dekat dengannya.
    Khashoggi dibunuh di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi Shalaan bin Rajh Shalaan mengatakan pembunuhan terhadap Khashoggi memang direncanakan. Kendati demikian, baik Erdogan maupun Shalaan, tak secara tegas menuding Pangeran MBS yang memerintahkan pembunuhan tersebut.
    Saat ini Saudi telah menahan 11 tersangka yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Lima tersangka di antaranya telah dituntut hukuman mati.


    Sumber : Reuters
    CIA Disebut Punya Rekaman MBS Perintahkan Habisi Khashoggi
    Kamis 22 Nov 2018 20:00 WIB
    Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar