Berbagi informasi,
bersinergi
dalam pertemanan dan
persahabatan untuk....
kebaikan,kesejahteraan,kenyamanan dalam bersamaan
Kenapa Tidak, Kita Maju Bersama, Yes We Can
jpnn.com, ANKARA - Keberadaan jenazah Jamal Khashoggi masih menjadi teka-teki. Turki yakin Arab Saudi tahu di mana tubuh kolumnis Washington Post itu kini berada. Tapi, Saudi bungkam.
Kemarin, Senin (5/11), Salah dan Abdullah, putra Khashoggi, menuntut siapa pun yang menahan jenazah ayah mereka untuk segera mengembalikan kepada keluarga.
"Yang kami inginkan saat ini hanya memakamkan beliau di Al Baqi (pemakaman), Madina," ujar Salah kepada CNN.
Bersamaan dengan itu, Daily Sabah kembali memberitakan detail pembunuhan Khashoggi. Kabarnya, jenazah sepupu Dodi Al Fayed itu dimasukkan dalam lima tas yang selanjutnya dibawa ke rumah dinas Konjen Saudi di Istanbul.
Di rumah itulah, jasad tersebut dimusnahkan. Entah dengan cairan asam atau dimasukkan sumur.
Setelah kematian Khashoggi, Saudi mengirimkan 11 orang ke Istanbul pada 11 Oktober. Dua di antaranya adalah Ahmad Abdulaziz Al Janobi, ahli kimia, dan Khaled Yahya Al Zahrani, pakar racun.
Sementara itu, kemarin lembaga HAM PBB (UNHRC) melakukan tinjauan lima tahunan terhadap rekam jejak HAM di Saudi. "Laporan yang menyatakan bahwa pembunuhan itu direncanakan sangat mengkhawatirkan," tegas Dubes Australia untuk PBB Sally Mansfield seperti dikutip Reuters. (sha/c7/hep)
Sejumlah jurnalis freelance Indonesia melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat, 19 Oktober 2018. Aksi ini menuntut kejelasan atas hilangnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, setelah memasuki Konsulat Jenderal Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober lalu. TEMPO/Muhammad Hidayat
Erdogan dikabarkan bakal mengungkap secara detil kasus ini dalam pasca pertemuannya dengan Partai Keadilan dan Pembangunan Turki pada Selasa, 23 Oktober 2018. Erdogan dan Presiden AS Donald Trump juga bersepakat agar kasus ini diungkap saat berbicara dalam sambungan telepon.
Pemerintah Amerika Serikat mendesak agar kasus ini segera diungkap ke publik secara transparan. Presiden Donald Trump, yang terkesan bersimpati terhadap Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, mengakui ada kebohongan dan penipuan dalam kasus ini.
Dalam pernyataan terbarunya di Twitter mengenai tewasnya Jamal Khashoggi, kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan para pelaku akan dihukum. “Putra Mahkota tidak tahu menahu soal operasi ini. Kami tidak pernah terlibat dalam perilaku seperti itu dan tidak akan pernah terlibat,” kata Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Saudi dalam cuitan di akun Twitter @Ksmofaen.
Jamal Khashoggi: Pembunuhan 'keji' wartawan Saudi 'direncanakan jauh hari sebelumnya'
Pembunuhan wartawan veteran Arab Saudi, Jamal Khashoggi, direncanakan jauh hari sebelumnya, kata Presiden Turki Tayyip Recep Erdogan, di depan anggota parlemen dari partainya, AKP, hari Selasa (23/10).
Presiden Erdogan mengatakan Turki telah mengumpulkan bukti-bukti kuat yang menunjukkan pengkritik Saudi itu dibunuh dalam pembunuhan "keji" yang direncanakan.
"Pemerintah Arab Saudi mengambil langkah penting dengan mengatakan mengetahui dan mengakui pembunuhan. Sekarang, harapan kami adalah, mereka mengambil langkah lanjutan dan menetapkan, siapa pun yang bertanggung jawab, baik pejabat rendah hingga yang tertinggi, untuk dimintai pertanggungjawaban dan diadili," kata Presiden Erdogan.
"Mereka yang bertanggung jawab harus dihukum sesuai dengan perbuatan mereka. Ada isyarat kuat, pembunuhan ini bukan insiden mendadak, ini adalah hasil dari operasi yang direncanakan secara rapi," katanya.
Presiden Erdogan juga mendesak agar semua tersangka pembunuhan Khashoggi diadili di Istanbul.
"Menyalahkan pejabat-pejabat intelijen dalam kasus ini, bagi kami dan masyarakat internasional, bukan jawaban yang memuaskan. Kesadaran kemanusiaan mengharuskan kita untuk mengadili siapa pun yang terlibat. Harus diketahui siapa yang memerintahkan para pelaku," kata Erdogan.
Mohammed bin Salman bertemu keluarga Khashoggi
Erdogan mendesak Arab Saudi memberikan jawaban di mana jenazah Khashoggi dan siapa yang memerintah operasi pembunuhan.
Erdogan membenarkan bahwa 18 orang di saudi telah ditahan dalam kasus pembunuhan Khashoggi.
Namun, dalam pidato ini Erdogan tidak membeberkan rincian bukti yang didapat pihak berwenang Turki.
Dalam perkembangan terkait, Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, menerima dua anggota almarhum Khashoggi dan menyampaikan belasungkawa.
Anak dan sudara laki-laki Khashoggi diterima oleh Bin Salman di Istana Yamama di Riyadh, hari Selasa (23/10).
Sebelumnya, Presiden Erdogan memang berjanji akan membuka "kebenaran yang sesungguhnya" kasus pembunuhan Khashoggi di kantor konsulat Saudi di Istanbul.
Para pejabat Turki mengatakan "mereka memiliki bukti bahwa Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi pada 2 Oktober".
Setelah beberapa pekan dengan keras membantah, kini Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah tewas setelah terlibat "perkelahian di konsulat".
Pernyataan Erdogan bertepatan dengan pembukaan forum investasi di Saudi, yang telah diboikot puluhan wakil pemerintah dan dunia bisnis, terkait dengan pembunuhan Khashoggi.
Khashoggi adalah wartawan veteran yang antara lain menulis untuk surat kabar The Washington Post.
Ia dikenal sangat kritis terhadap kebijakan pemerintah Saudi.
Hak atas fotoAFPImage captionTunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, menunggu di luar konsulat Saudi di Istanbul, tapi Khashoggi tak terlihat meninggalkan gedung.
Pada Desember 2017 ia memutuskan "untuk mengasingkan diri" di Amerika Serikat.
Ia mendatangi kantor konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus surat-surat perceraian agar bisa menikahi tunangannya, Hatice Cengiz, seorang perempuan warga Turki.
Khashoggi ke konsulat bersama tunangannya, namun ia masuk sendirian dan meninggalkan telepon genggamnya ke tunangannya yang menunggu di luar gedung.
Namun Khashoggi tak pernah meninggalkan gedung konsulat.
SUM BER: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45952332
Khashoggi Sampai di Twitter Qahtani
Oleh Dahlan Iskan
Rabu, 24 Oktober 2018 – 11:22 WIB
jpnn.com - Pangeran MbS pasti akan aman. Tidak mungkin jatuh. Arab Saudi bukan negara demokrasi. Yang pemimpinnya bisa mudah dijatuhkan.
Dan lagi, tangan kanannya pasti melindunginya: Saud al Qahtani. Yang umurnya kini di puncak kejayaannya: 40 tahun.
Wartawan Khashoggi boleh meninggal. Dengan cara dibunuh. Di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Oleh 15 orang tim intelijen kerajaan. Yang terbang khusus ke Istanbul. Dengan dua pesawat jet carteran. Yang terbang dari Riyadh.
Tapi kekuasaan kerajaan Arab Saudi tidak akan runtuh. Cukup ada yang mau dikorbankan. Salah satunya Saud al Qahtani itu.
Qahtani sudah dipecat. Tepatnya digeser.
Jabatannya sebagai penasihat Pangeran MbS sudah dihapus. Jabatan barunya ‘cuma’ chairman Federasi Cyber Security, Programing and Drone. Itu jabatan lamanya dulu.
Karier Qahtani memang amat cepat. Setelah lulus dari fakultas hukum ia masuk Angkatan Udara.
Pangkatnya sebenarnya masih kapten. Tapi kekuasaannya besar. Terutama tiga tahun terakhir. Setelah menjadi tangan kanan Muhamad bin Salman. Yang di Saudi lebih populer dipanggil Pangeran MbS.
Qahtani mulai dekat MbS saat pangeran itu masih menjadi gubernur ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Di kalangan wartawan senior, Qahtani dikenal sebagai Steve Bannon-nya Donald Trump. Tokoh yang agresif dalam menghabisi lawan-lawan politik. Lewat media. Lewat medsos. Lewat pernyataan-pernyataan menyerangnya.
Qahtani bukan tokoh misterius. Bukan sosok tersembunyi. Qahtani sangat tampil ‘inilah dadaku’.
Ia punya grup WA. Salah satunya dengan para pemimpin redaksi dan tokoh-tokoh wartawan. Para pimred bisa mengenal watak keras dan agresifnya. Hanya lewat grup WA itu saja.
Ia juga aktif di Twitter. Orang-orang kritis pada pemerintah diserangnya. Di Twitter-nya.
Pernah dalam suatu medsos ia menyebut sudah punya daftar hitam. Mereka yang dianggap anti pemerintah.
Dan …. itu pula yang mencelakakannya. Atau mencelakakan pangerannya.
Qahtani menggunakan Skype. Untuk berkomunikasi dengan tim 15 orang itu.
Harian terkemuka South China Morning Post bahkan menyebut ada perintah ini: ”Bawa ke saya kepala anjing itu”. Dalam pembicaraannya via Skype.
Rekaman Skype itulah yang kini ada di tangan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Ini yang membuat Arab Saudi tidak berkutik.
Semula Saudi menolak keras kejadian di konsulat itu. Berulang kali. Tanggal 2 Oktober itu Khashoggi sudah meninggalkan konsulat. Baik-baik saja.
Tapi calon istrinya tidak melihat Kashoggi keluar pintu. Hatice Cengiz menunggu di luar pagar. Sejak pukul 13.00.
Dia juga yang mengantar Khashoggi ke konsulat. Untuk mengambil surat keterangan: sudah menceraikan istrinya yang dulu. Sebagai syarat untuk bisa menikah dengan wanita Turki itu. Minggu depannya.
Turki terus mengungkapkan kejadian sebenarnya di dalam konsulat. Saudi tidak berkutik: mengakui wartawan 56 tahun itu tewas. Tiga minggu kemudian.
Tapi masih ada tidak jujurnya: meninggal karena berkelahi. Belakangan diperbaiki lagi: meninggal karena tersedak. Akibat tenggorokan tercekik.
Saya tidak bisa menerjemahkan arti yang pas dari kata ‘chokehold’. Yang dinyatakan sebagai penyebab kematiannya. Versi Saudi. Yang jelas kepala Khashoggi belum ditemukan.
Keikutsertaan seorang dokter ahli forensik di ‘tim 15’ itu sempat menimbulkan spekulasi: Khashoggi dimutilasi. Potongan-potongan tubuhnya ditanam di hutan: 15 km dari konsulat.
Atau jangan-jangan sudah dibawa pulang. Setidaknya kepalanya. Seperti di zaman kekhalifahan dulu.
Kalau Pengeran MbS benar-benar selamat kali ini, itu untuk yang ketiga kalinya. Dalam dua tahun ini.
Tahun lalu Qahtani menyandera orang penting: Perdana Menteri Lebanon Saad Al Hariri. Di Riyadh.
Lebanon sempat heboh. Perdana menterinya hilang. Lucu sekali. Perdana menteri kok hilang.
Tahu-tahu ia muncul di TV Arab Saudi: menyatakan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri.
Saat disandera itulah Qahtani ambil posisi penting. Ia yang ‘menangani’ Hariri. Perdana menteri dari aliran Sunni tapi dianggap tidak bisa menekan mayoritas di Lebanon: Syiah.
”Tidak ada pilihan bagi Anda. Kecuali mengundurkan diri. Dan menandatangani pernyataan ini,” ujar Qahtani. Seperti dikutip media internasional.
Hariri akhirnya bebas. Setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron turun tangan. Pergi sendiri ke Riyadh.
Demikian juga ketika tahun lalu Saudi menghukum Qatar. Mengisolasinya. Memblokadenya. Sampai sekarang. Bahkan akan membuat laut pemisah. Di perbatasan dua negara.
Qatar tetap bertahan. Sampai sekarang. Qatar cukup kaya. Apalagi dua tetangganya membantu: Iran dan Turki. Dua negara yang amat dibenci Saudi.
Qahtani sendiri tidak perlu grogi. Dulu ia sering mengatakan di Twitter-nya: ia tidak melakukan apa pun tanpa persetujuan tuannya. Atau pernah juga mengatakan begini: Apakah Anda pikir saya membuat putusan tanpa petunjuk? Saya adalah petugas. Hanya menjalankan perintah atasan.
Memang itu tidak dalam konteks lenyapnya Khashoggi. Itu saat ia masih sangat berkuasa. Dan mungkin masih akan terus berkuasa. Ia masih muda.(***)
Berjasa Dalam Perkembangan Pers Nasional, Gubernur Irwan Prayitno dianugerahi penghargaan Pena Emas PWI
Gubernur Irwan Prayitno menerima piagam penghargaan pena emas PWI dari perwakilan Panelis. (Ist)
Padang (Antaranews Sumbar) - Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dianugerahi penghargaan pena emas dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) karena dinilai berjasa dalam perkembangan pers nasional, Jumat (21/9) di Aula Kantor Gubernur.
Sebelum penyerahan penghargaan pena emas, Irwan melakukan orasi dan tanya jawab lebih kurang sejam di hadapan 12 orang panelis yang dipimpin Ketua Umum PWI Margiono. Kemudian beranggotakan, Sekjen PWI Hendry Ch. Bangun, Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang, Ketua bidang Organisasi Sasongko Tedjo, Ketua Bidang Daerah Atal S. Depari, Ketua bidang Pendidikan Marah Sakti Siregar, Ketua bidang Luar Negeri Teguh Santosa. Lalu, empat panasihat PWI juga menjadi panelis Pena Emas, yakni Soleh Thamrin, Muhammad Noeh, Djoko Saksono, dan Asro Kamal Rokan.
Dalam orasinya Irwan menyebutkan, budaya literasi sudah dikenal sejak dahulu oleh masyarakat Minangkabau. Itu dibuktikan dengan temuan aksara Minangkabau. Lalu, cerita-cerita dari mulut ke mulut yang ada di tengah masyarakat menjadi sebuah tulisan yang dibukukan.
Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan orasi dihadapan 12 orang Panelis yang terdiri dari unsur pimpinan PWI. (Ist)
"Jadi, sejak dahulu. Masyarakat Minangkabau sudah mempunyai bakat menulis. Terlihat dari banyaknya karya yang dilahirkan lewat tulisan diantaranya, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Merantau ke Deli dan Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka, Salah Asuhan karya Abdul Muis, Sitti Nurbaya karya Marah Rusli, dan Robohnya Surau Kami karya Ali Akbar Navis," ungkapnya.
Tak hanya melahirkan penulis-penulis handal dengan karya yang terkenal. Namun, budaya literasi Minangkabau juga melahirkan tokoh penyair seperti Chairil Anwar, Taufiq Ismail dan tokoh sastra lainnya. Serta, keseharian masyarakat yang sering berdiskusi di warung-warung, banyak melahirkan tokoh nasional yang hebat berdiplomasi.
Sedangkan, untuk pers perkembangan pers di Sumbar banyak melahirkan tokoh-tokoh pers ditingkat nasional.
Ketua Umum PWI Margiono memakaikan jas PWI kepada Gubernur Irwan Prayitno. (Ist)
"Dapat dikatakan pers itu memang lahir dari Minangkabau. Banyak tokoh besar pers berasal dari Ranah Minangkabau. Yakni, Jamaluddin Adinegoro, Rosihan Anwar, Ruhana Kuddus. Jadi, hampir semua pahlawan dan tokoh nasional yang berasal dari Minangkabau mereka penulis dan mereka berjuang melalui tulisan," ulasnya.
Tambahnya, kemitraan sejajar antara pemerintah daerah dengan pers selama ini menjadi salah satu kekuatan, sehingga hubungan pers dengan pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
"Satu sama yang lain sama-sama menghormati fungsi dan tugas masing masing," tukasnya.
Wagub Nasrul Abit memberikan selamat kepada Gubernur Irwan Prayitno yang meraih penghargaan pena emas PWI. (Ist)
Usai orasi dan tanya jawab antara panelis dengan Gubernur Sumbar yang diuji untuk menentukan hasil penilaian penganugerahan pena emas ini, Ketua Umum PWI Pusat Margiono menyebutkan, orasi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang berjudul 'Minangkabau Dalam Jati Diri Pers Nasional' penyampaiannya dihadapan panelis sangat bagus.
"Kita menilai orasi yang disampaikan Gubernur, serta tanya jawab beliau dengan beberapa panelis sangat bagus. Maka, PWI Pusat menilai dalam sidang pleno ini, nilai untuk Pak Gubernur Irwan adalah cumlaude. Ini merupakan nilai tertinggi, jarang yang mendapatkan cumlaude saat diuji, kebanyakan mendapatkan nilai sangat memuaskan,"ujarnya.
Gubernur Irwan Prayitno bersama Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar Jasman berfoto bersama plakat penghargaan pena emas PWI. (Ist)
Tambah Margiono, penghargaan pena emas yang diberikan kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno merupakan penghargaan kedua yang diterima orang Sumbar, pertama tokoh pers asal Sumbar, Rosihan Anwar. Kemudian Gubernur Irwan Prayitno.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno usai menerima penghargaan pena emas ini dapat menjadi suatu motivasi kedepannya lebih baik lagi. Apalagi, dalam meningkatkan kemitraan antara pers dan pemerintah.
Gubernur Irwan Prayitno dan 12 orang panelis serta anggota PWI berfoto bersama usai penyerahan plakat penghargaan pena emas. (Ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar