Agus Salim, istri, dan anaknya | Intisari |
Intisari-Online.com – Maatje, istri Haji Agus Salim, dikenal juga dengan nama Uni Jaja oleh adik-adiknya atau Tante Jaja oleh keponakannya. Beliau dilahirkan di Kotogadang, Bukittinggi, 16 Desember 1893.
Pada usia 12 tahun ia ditarik dari sekolah oleh ayahnya karena anak laki-laki sudah mulai "nakal”.
Namun, itu tidak berarti berhenti belajar. Soalnya, ia lalu diajak oleh keluarga Grijzen untuk menemani gadis tunggal mereka belajar.
(Baca juga: Jangan Membangunkan Orang yang Sedang Tidur, Bisa Jadi Rohnya Masih Terhambat dan Belum Kembali)
Lewat pergaulan inilah intelegensia putri Almatsier Sutan Pamoentjak ini terasah.
Ketika ia menikah di tahun 1912, suaminya yang berpendidikan tinggi pun makin memberinya wawasan.
Pasangan H. Agus Salim dan Zainatun Nahar ini dikaruniai sepuluh anak, dua di antaranya meninggal waktu bayi.
Mereka adalah: Theodora Atia (Dolly, 1913 - 1990),- Jusuf Taufik (Totok, 1915), Violet Hanifah (Jojet, 1917), Maria Zenobia (Adik, 1919), Ahmad Sjauket (1921 - 1946; meninggal pada usia 24 tahun di waktu revolusi), Islam Basari (dikenal sebagai Islam Salim, 1924), Abdul Hadi (meninggal waktu bayi 1926 - 1927), Siti Asia (Bibsy, 1928), Zuchra Adiba (meninggal waktu bayi 1932 - 1934), Sidik Salim (1939).
Waktu anak pertama lahir, anak itu bertubuh kecil. H. Agus Salim yang suka baca mencari tahu lewat buku-buku, bagaimana supaya anak-anaknya lahir sehat.
Ternyata, dari sebuah buku ada pendapat bahwa anak-anak dari pasangan yang masih ada hubungan darah bisa tumbuh sehat jika orang tuanya tidak makan daging.
Berhubung Maatje dan Paatje saudara sepupu, maka Paatje memutuskan untuk menjadi vegetarian.
Maka sejak itu Maatje pun mengolah sayur, membuat gulai tahu yang rasanya seperti gulai otak, atau rendang kacang jogo (kacang merah) dengan kentang sebagai ganti rendang daging!
(Baca juga: Foto Jatuh Tanpa Sebab Bisa Menjadi Pertanda Kematian Orang dalam Foto Tersebut, Benarkah?)
Konon, anak-anak juga menyukainya dan mereka pun sehat-sehat.
Bahkan pasangan ini memperoleh anak terkecilnya pada saat usia mereka- berdua jumlahnya 100 tahun, yakni ketika berusia 45 tahun dan Paatje 55 tahun.
Pasangan ini bersama-sama selama 42 tahun, sampai H. Agus Salim dipanggil Khaliknya pada tanggal 4 November 1954. Ibu Zainatun menyusulnya 23 tahun kemudian, pada tanggal 2 Desember 1977.
Ditulis oleh I Gede Agung Yudana/Anglingsari S. dan pernah dimuat di Intisari April 1994
Reporter : K. Tatik Wardayati
Editor : Moh Habib Asyhad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar