Negara-negara Sahabat
Ucapkan Belasungkawa Tragedi Nduga
Kamis 06 Des 2018 21:00 WIB
Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan sejumlah pertemuan bilateral di sela-sela acara Bali Democracy Forum di Bali Nusa Dua Conferensi Center (BNDC), Bali, Kamis (6/12) Foto: Republika/Ali Mansur |
REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi mengatakan negara-negara sahabat menyampaikan ucapan belangsungkawa atas tragedi pembunuhan pekerja Trans-Papua di Nduga oleh sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ucapan belansungkawa disampaikan saat menghadiri acara Bali Democracry Forum ke-11 di Nusa Dua, Bali.
Retno mengaku menerima ucapan belasungkawa dari berbagai negara peserta Bali Democracy Forum ke-11. Bahkan mereka mengharapkan agar ada investigasi secara seksama segera dilakukan untuk membawa para pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Selama pertemuan bilateral. Indonesia juga menerima ucapan belasungkawa dari berbagai negara," tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu, di Bali Nusa Dua Conferensi Center (BNDCC), Bali, Kamis (6/12).
Selain itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sendiri juga turut menyoroti tragedi pembunuhan terhadap pembunuhan 31 pekerja proyek PT Istaka Karya, di Nduga, Papua. Kata Ratna pihaknya turut belasungkawa sekaligus mengecam pembunuhan yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pimpinan Egianus Kogoya, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Kita sangat mengecam dengan keras tindakan tersebut karena tindakan tersebut merupakan satu hal yang sangat tidak dapat diterima. Apalagi menyasar kepada innocent citizen',” jelasnya.
Sebelumnya, tim gabungan TNI Polri melakukan proses evakuasi korban penembakan Kamis (6/12) pagi ini. Selama proses evakuasi pun, tim gabungan masih melakukan baku tembak dengan kelompok bersenjata.
sumber:https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/12/06/pjbix2354-negaranegara-sahabat-ucapkan-belasungkawa-tragedi-nduga
Begini Kesaksian Korban yang Berhasil Lolos, KKB Biadab!
Kamis, 06 Desember 2018 – 15:20 WIB
jpnn.com, WAMENA - Pasukan gabungan TNI – Polri telah menemukan 15 jenazah karyawan PT Istaka Karya yang menjadi korban kebiadaban KKB (kelompok kriminal bersenjata).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal menjelaskan, jenazah ditemukan tim evakuasi di Gunung Kabo, Distrik Yal Kabupaten Nduga, Rabu (5/12). Dengan ditemukannya 15 jenazah, Kamal menyebutkan hingga saat ini korban tewas berjumlah 19 orang yang terdiri dari 16 masyarakat dan karyawan PT. Istaka Karya, 2 anggota TNI, dan 1 anggota Polri.
“Sebelumnya ada satu masyarakat juga yang meninggal ditemukan sebelum 15 orang jenazah ini ditemukan sehingga ada 16 dari masyarakat. Dari Polri 1 Orang dan TNI 2 Orang. Saat ini 15 jenazah itu telah berada di tangan tim evakuasi yang sudah berhasil masuk ke Distrik Yal,”ungkap Kamal didampingi Kapolres Jayawijaya, AKBP. Jan Bernard Reba saat menggelar jumpa pers di Media Center Polres Jayawijaya, Rabu (5/12) malam.
Kamal menyebutkan, evakuasi terhadap anggota TNI atas nama Serda Handoko sudah dilakukan. Termasuk anggota Brimob atas nama Bharata Wahyu yang mengalami luka tembak di lengan sebelah kanan atas, juga sudah tiba di Batalyon 756 Wimane Sili, kemarin sekira pukul 18.05 WIT dan langsung dibawa ke RSUD Wamena untuk mendapat perawatan medis.
“Perlu kami informasikan tidak lama setelah anggota dievakuasi ke Jayawijaya, tim TNI-Polri sudah menguasai lereng puncak Kabo yang mana terjadi kontak tembak dan tim evakuasi menemukan 15 jenazah korban pembantaian,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan berdasarkan keterangan 12 masyarakat yang selamat, dipastikan bahwa yang meninggal itu adalah teman kerja mereka. Mereka juga kenal betul apa yang dilakukan KKB dan bagaimana cara melakukan penganiayaan itu.
“Besok (hari ini) akan kita evakuasi korban dan melanjutkan pencarian beberapa orang yang belum dapat kita temukan,” tandasnya.
“Untuk jumlah seluruh karyawan Istaka Karya ada 24 orang ditambah pimpinannya 1 orang jadi 25 orang sehingga informasi yang kita dapatkan itu 19 meninggal, 12 selamat, tinggal 2 orang yang masih dilakukan pencarian atau hilang,” sambungnya.
Untuk lokasi penganiayaan lanjut Kamal, nanti dari hasil olah TKP dan keterangan yang didapatkan akan membawa tim ke tempat-tempat yang diduga terjadi pembunuhan dan akan ditindaklanjuti serta akses ke lokasi juga cukup terjal.
Dari informasi yang dikumpulkan kepolisian sebelum pembunuhan, para karyawan ini didatangi oleh KKB pukul 15.00 WIT setelah mereka melasanakan acara bakar batu . Mereka didatangi dan dibawa, kemudian dipaksa jalan ke suatu tempat lalu dieksekusi.
“Keterangan dari saksi yang lolos, ada beberapa rekannya yang juga dieksekusi tidak jauh dari tempat itu, sehingga mereka ada yang melarikan diri kemudian dibacok dan ditembak. Untuk 8 orang yang dibawa ini merupakan laporan awal yang masih terus digali kebenarannya,”tegasnya.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebutkan 15 jenasah tersebut belum teridentifikasi.
“Dari laporan awal yang kami terima, ada 19 orang namun yang baru ditemukan anggota gabungan TNI-Polri sebanyak 15 orang. Tidak menutup kemungkinan masih ada korban lainnya,” ucap Aidi melalui sambungan telepon, Rabu (5/12). (jo/el/nat)
Anggota Brimob korban tembak Nduga dirawat di Mimika
Kamis, 6 Desember 2018 21:53 WIB
Jayapura (ANTARA News) - Bharatu Wahyu, anggota Brimob Kelapa Dua Jakarta yang tertembak saat kontak senjata pasukan gabungan TNI dan Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yigi, Distrik Yall, Kabupaten Nduga telah dirawat di RS Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Kamis, mengatakan anggota Brimob tersebut sudah mendapat penanganan kesehatan terkait luka tembak yang dideritanya.
"Luka tembak pada lengan tangan kanan atas, sudah di RS Mimika," katanya pula.
Menurut dia, anggota Brimob tersebut terkena tembakan saat personel gabungan TNI dan Polri terlibat baku tembak dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya yang melakukan pembunuhan puluhan pekerja jalan dan jembatan Trans-Papua.
"Semoga luka tembaknya segera sembuh," katanya.
Menyinggung soal senjata yang digunakan oleh KKB Egianus Kogoya untuk melakukan penembakan kepada para pekerja, Kamal mengungkapkan bahwa yang digunakan adalah jenis campuran.
"Senjata campuran, ada laras panjang dan pendek. Bahkan ada yang gunakan parang dan panah," katanya pula.
Tercatat 25 karyawan PT Istaka Karya yang mengerjakan pembangunan jalan dan jembatan Trans-Papua di Distrik Yall yang tersebar di Kali Yigi dan Kali Aurak.
Sebanyak 19 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut, sisanya selamat setelah berhasil melarikan diri.
Delapan jenazah sudah berhasil dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.
Siapa Egianus Kogoya, 'Otak' di Balik Serangan Pekerja Proyek di Papua
Sembilan belas orang menjadi korban penembakan oleh kelompok bersenjata di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua
Anggota OPM muncul di hutan provinsi Papua pada 25 Juli 2009. Mereka menolak tuduhan berada di balik serangan dekat tambang emas Freeport.-AFP/Getty Images |
Mereka adalah pekerja PT Istaka Karya yang sedang merampungkan pembangunan Jembatan Kalik Aorak dan Jembatan Kali Yigi. Aparat menuding Kelompok Kriminal Bersenjata pinpinan Egianus Kogoya sebagai otak di balik insiden tersebut.
Pengamat Terorisme, Sidney Jones, menyebut kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelly Kwalik tewas dalam penyergapan polisi pada 2009
Tapi Egianus dan anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritas berusia muda. Dari catatannya, Egianus pernah berbuat onar saat Pilkada serentak Juli lalu. Dimana mereka berupa mencegah pelaksanaan pemilu.
"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika. Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," jelas Sidney Jones kepada BBC News Indonesia.
Sidney mengatakan ia berharap, Polri dan TNI menangkap Egianus Kogoya dan anak buahnya dalam keadaan hidup agar aparat bisa memperoleh informasi detail tentang jumlah anggota OPM yang tersisa, juga asal senjata yang didapat.
Ia juga berharap aparat tak serampangan dalam memburu kelompok tersebut apalagi sampai menyerang masyarakat sipil.
Jika hal itu sampai terjadi, kata Sidney, ia khawatir akan ada serangan balasan.
"Mudah-mudahan tidak ada penembakan terhadap orang sipil dan tidak ada penyiksaan terhadap orang setempat untuk mendapat informasi. Itu masalah yang terjadi di masa lalu," jelasnya.
Di tempat terpisah, Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, menyebut jumlah anggota kelompok Egianus berjumlah 50 orang. Mereka, klaimnya, memiliki senjata lengkap berstandar militer.
Keberadaan kelompok OPM di Kabupaten Nduga, menurut Aidi, mulai terdesak ketika pemerintah membangun jalan Trans Papua. Sebab selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai markas OPM.
"Dengan adanya jalan Trans Papua, mulai lah daerah ini terbuka dari isolasi. Terbukanya jalan, mereka (kelompok OPM) merasa terusik. Sebab otomatis TNI dan Polisi bergerak mendekati arah mereka," ujar Muhammad Aidi.
Dari catatan Polisi, sejumlah kasus yang didalangi Egianus Kogoya di antaranya:
Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri. Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
Pada Oktober 2018, kelompok Egianus Kogoya pernah menyekap belasan guru yang sedang bekerja di SD YPGRI 1, SMPN 1 dan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Mapenduma, Nduga.
Pada Desember 2017, pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi diserang kelompok Egianus Kogoya. Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh meninggal dan seorang aparat luka berat.
Pada 1-2 Desember 2018, sebanyak 25 pekerja PT Istaka Karya, kontraktor jalan Trans Papua, dibawa ke Bukit Puncak Kabo. Dengan tangan terikat, mereka ditembak. Sembilan belas orang disebut tewas. Menurut Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, aparat akan menangkap hidup atau mati kelompok tersebut.
Namun demikian, jika mereka bersedia menyerahkan diri beserta senjatanya, TNI bakal menjamin keamanan mereka dan diampuni dari proses hukum.
"Jadi imbauan menyerahkan diri sudah sejak awal kami lakukan. Tidak ada yang perlu dinegosasikan. Menyerah atau berhadapan dengan moncong senjata," ujarnya.
Dalam operasi penangkapan yang dilakukan pasukan gabungan Polri-TNI ini, klaim Aidi, pihaknya akan mematuhi hukum dan akan memperhatikan pinsip hak asasi manusia. Para anggotanya sudah diperintahkan untuk menyasar orang-orang yang membawa senjata.
"Saya pastikan, kita tidak akan melakukan tindakan yang membabi buta dengan membumihanguskan kampung di sana," jelasnya.
"Yang kami serang adalah kombatan dan mereka itu diidentifikasi dengan membawa senjata. Jika ada orang tak membawa senjata, tidak mesti ditembak tapi ditangkap."
Dia juga mengatakan, pihaknya belum mengetahui motif penyerangan tersebut. Informasi yang menyebutkan bahwa seorang pekerja memfoto kegiatan HUT Kemerdekaan Papua sebagai penyebab insiden penyerangan ini, belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Kalau berdasarkan kesaksian JA, dia tidak tahu soal foto itu," imbuh Aidi seraya menyebut saksi korban kini berada di markas Batalyon 756 dan tiga pekerja yang terluka dirawat di RS Wamena. Hingga saat ini, aparat masih berusaha menuju lokasi untuk mengevakuasi para korban
sumber:https://www.viva.co.id/berita/nasional/1100855-siapa-egianus-kogoya-otak-di-balik-serangan-pekerja-proyek-di-papua
Daftar Identitas 28 Pekerja Proyek Trans Papua Korban KKB
Kamis, 06 Desember 2018 – 23:02 WIB
jpnn.com, JAKARTA - Kodam XVII/Cenderawasih merilis data tentang identitas pekerja proyek Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua yang jadi sasaran kelompok kriminal bersenjata (KKB). Wakil Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letkol Infanteri Dax Sianturi mengungkapkan, ada 28 pekerja proyek jembatan di Distrik Yegi.
Dax menjelaskan, saat ini tujuh dari 28 pekerja sudah diketahui keberadaannya dan selamat dari pembantaian. Sementara 21 lainnya belum diketahui kabarnya.
Namun, tim gabungan TNI dan Polri sudah memastikan ada 16 pekerja yang tewas dalam insiden itu. Dari jumlah itu, sembilan jasad sudah dievakuasi ke Mimika.
“Sembilan korban meninggal dunia itu masih diidentifikasi dari tim forensik Polri dan Uncen (Universitas Cenderawasih, red) di RS Ciritas, Mimika,” ujar Dax dalam siaran pers ke media, Kamis (6/12).
Dax menambahkan, dari 16 korban tewas belum bisa dipastikan seluruhnya karyawan PT Istaka Karya. Sebab, petugas harus mengidentifikasi terlebih dahulu.(elf/jpnn)
- Efrendi Hutagaol (27) asal Sumatera Utara
- Rikki Cardo Simanjuntak asal Sumatera Utara
- Anugerah (17) asal Toraja
- Alipanus alis Nano (27) asal Toraja
- Agustinus T (35) asal Toraja
- Dino Kondo asal Toraja
- Carly Zatrino alias Calung (25) asal Toraja
- Daniel Karre alias Dani asal Toraja
- Markus Allo asal Toraja
- Aris Usi asal Toraja
- Yusran asal Toraja
- Yousafat asal Toraja
- Petrus Ramli asal Toraja
- Simon Tandi asal Kalimantan Timur
- Samuel Pakiding asal Kalimantan Timur
- Muh Agus (25) asal Gowa
- Fais Syahputra asal Makassar
- M. Ali Akbar asal Makassar
- Hardi Ali asal Makassar
- Emanuel Beli Naiekteas Bano asal NTT
- Jepri Simare-Mare asal Tebing Tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar