Gempa di Pidie Jaya Aceh. (Foto: Antara)
Rayful Mudassir
Jurnalis
JAKARTA - Gempa 6,5 skala richter (SR) yang melanda Pidie Jaya, Aceh merusak sejumlah fasilitas pendidikan. Sedikitnya ada 34 sekolah di kabupaten itu rusak dan dua tenaga pendidik meninggal dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful Rasyid mengatakan, data sementara yang dihimpun timnya, sebanyak 19 SMP, 11 SMA, satu SMK dan tiga Taman Kanak-Kanak (TK) mengalami kerusakan akibat gempa.
BERITA REKOMENDASI
"Paling parah kondisi SMK 1 Bandar Baru," katanya saat dihubungi Okezone, Rabu (7/12/2016).
Saiful sudah turun langsung meninjau beberapa sekolah yang rusak tersebut. Menurutnya sebagian besar yang rusak adalah bangunan perpustakaan. Sementara tiga orang tenaga pendidikan di Pidie Jaya meninggal dunia dalam gempa pagi tadi, terdiri dari satu guru SD, seorang guru TK, dan satu lagi pesuruh sekolah.
Dinas Pendidikan, kata Saiful, akan terus berupaya menangani dampak gempa terhadap sarana pendidikan di Pidie Jaya agar aktivitas belajar mengajar bisa berjalan kembala secara normal.
Hari ini, aktivitas persekolahan di Pidie Jaya lumpuh total akibat gempa. Dinas Pendidikan meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar meski masih masa ujian akhir semester. Saiful mengatakan, hal itu karena kondisi masyarakat Pidie Jaya yang sedang dalam suasana musibah. "Kondisi masyarakat sedang trauma," ujarnya.
Bahkan banyak orangtua langsung menjemput anaknya di sekolah-sekolah asrama maupun pondok pesantren setelah gempa terjadi.
(qlh)
Gempa di Pidie Jaya Aceh. (Foto: Antara) |
Rayful Mudassir
Jurnalis
JAKARTA - Gempa 6,5 skala richter (SR) yang melanda Pidie Jaya, Aceh merusak sejumlah fasilitas pendidikan. Sedikitnya ada 34 sekolah di kabupaten itu rusak dan dua tenaga pendidik meninggal dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful Rasyid mengatakan, data sementara yang dihimpun timnya, sebanyak 19 SMP, 11 SMA, satu SMK dan tiga Taman Kanak-Kanak (TK) mengalami kerusakan akibat gempa.
BERITA REKOMENDASI
"Paling parah kondisi SMK 1 Bandar Baru," katanya saat dihubungi Okezone, Rabu (7/12/2016).
Saiful sudah turun langsung meninjau beberapa sekolah yang rusak tersebut. Menurutnya sebagian besar yang rusak adalah bangunan perpustakaan. Sementara tiga orang tenaga pendidikan di Pidie Jaya meninggal dunia dalam gempa pagi tadi, terdiri dari satu guru SD, seorang guru TK, dan satu lagi pesuruh sekolah.
Dinas Pendidikan, kata Saiful, akan terus berupaya menangani dampak gempa terhadap sarana pendidikan di Pidie Jaya agar aktivitas belajar mengajar bisa berjalan kembala secara normal.
Hari ini, aktivitas persekolahan di Pidie Jaya lumpuh total akibat gempa. Dinas Pendidikan meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar meski masih masa ujian akhir semester. Saiful mengatakan, hal itu karena kondisi masyarakat Pidie Jaya yang sedang dalam suasana musibah. "Kondisi masyarakat sedang trauma," ujarnya.
Bahkan banyak orangtua langsung menjemput anaknya di sekolah-sekolah asrama maupun pondok pesantren setelah gempa terjadi.
sumber:http://news.okezone.com/read/2016/12/07/340/1561417/puluhan-gedung-sekolah-rusak-parah-akibat-gempa-di-pidie-jaya-aceh
=====
Guncangan gempa di Pidie Jaya 'terasa lebih keras' dari gempa besar 2004
Warga di Pidie Jaya, Aceh, mengaku panik dan khawatir gempa dengan kekuatan 6,5 pada skala Richter pada hari Rabu (07/12) pagi akan menimbulkan tsunami.
Begitu gempa terjadi orang-orang berlari keluar dari rumah dan mencari lokasi yang lebih tinggi, kata warga Pidie Jaya, Hamdani yang berusia 45 tahun.
"Sama seperti waktu gempa dulu, malah (kali ini) gempanya lebih parah lagi. Guncangan gempanya lebih keras," ungkap Hamdani.
"Menjelang subuh, siap-siap salat tiba-tiba ada gempa. Kami ke luar semua karena kebetulan rumah kita berdekatan dengan laut, jadi kami cari tempat yang aman karena pengalaman waktu tsunami (2004)," kata Hamdani.
- Aceh diguncang gempa pada Rabu pagi, setidaknya 92 orang meninggal dunia
- Foto-foto gempa di Pidie Jaya, Aceh, Desember 2016
Setelah gempa besar, dia merasakan beberapa kali gempa susulan, tetapi di sekitar permukimannya tak banyak rumah yang hancur.
Fitriyanti, warga Pidie lain, menggendong kedua anaknya yang masih balita untuk ke luar rumah.
Dia juga mengatakan bahwa guncangan gempa terasa keras dan berbeda dengan gempa yang disertai tsunami pada 26 Desember 2004. Ia menggambarkan gempa pada 2004 lalu seperti naik ayunan.
"(Kali ini saya) langsung berlari keluar menggendong anak karena anak masih tidur," kata Fitriyanti.
Azir (52 tahun) yang juga warga Pidie Jaya mengaku masih tidur ketika gempa terjadi.
"Setelah itu disuruh bangun, yang lain tak tahu juga... tak ada yang rusak parah. Di rumah paling pecah, kena kepala kena lemari (yang) jatuh," jelas Azir.
Gempa hari Rabu berpusat di darat dan menyebabkan ratusan bangunan ruko, rumah warga, dan fasilitas umum seperti masjid dan sekolah rusak.
Hingga Rabu petang waktu setempat para pejabat mengatakan setidaknya 90 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka.
Pada 2004 terjadi gempa besar di Aceh yang diikuti tsunami, menyebabkan sekitar 120.000 orang tewas. Namun kawasan Pidie Jaya tidak termasuk dalam kawasan yang menderita karena gempa dan tsunami 12 tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar