Rabu, 07 Desember 2016

Aceh diguncang gempa pada Rabu pagi, 92 meninggal ;TNI kirim satgas kesehatan bantu korban

Gempa di Pidie Jaya Aceh. (Foto: Antara)
Gempa di Pidie Jaya Aceh. (Foto: Antara)
Rayful Mudassir
Jurnalis
JAKARTA - Gempa 6,5 skala richter (SR) yang melanda Pidie Jaya, Aceh merusak sejumlah fasilitas pendidikan. Sedikitnya ada 34 sekolah di kabupaten itu rusak dan dua tenaga pendidik meninggal dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful Rasyid mengatakan, data sementara yang dihimpun timnya, sebanyak 19 SMP, 11 SMA, satu SMK dan tiga Taman Kanak-Kanak (TK) mengalami kerusakan akibat gempa.
"Paling parah kondisi SMK 1 Bandar Baru," katanya saat dihubungi Okezone, Rabu (7/12/2016).
Saiful sudah turun langsung meninjau beberapa sekolah yang rusak tersebut. Menurutnya sebagian besar yang rusak adalah bangunan perpustakaan.  Sementara tiga orang tenaga pendidikan di Pidie Jaya meninggal dunia dalam gempa pagi tadi, terdiri dari satu guru SD, seorang guru TK, dan satu lagi pesuruh sekolah.
Dinas Pendidikan, kata Saiful, akan terus berupaya menangani dampak gempa terhadap sarana pendidikan di Pidie Jaya agar aktivitas belajar mengajar bisa berjalan kembala secara normal.
Hari ini, aktivitas persekolahan di Pidie Jaya lumpuh total akibat gempa. Dinas Pendidikan meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar meski masih masa ujian akhir semester. Saiful mengatakan, hal itu karena kondisi masyarakat Pidie Jaya yang sedang dalam suasana musibah. "Kondisi masyarakat sedang trauma," ujarnya.
Bahkan banyak orangtua langsung menjemput anaknya di sekolah-sekolah asrama maupun pondok pesantren setelah gempa terjadi.
(qlh)

sumber:http://news.okezone.com/read/2016/12/07/340/1561417/puluhan-gedung-sekolah-rusak-parah-akibat-gempa-di-pidie-jaya-aceh

=====

Guncangan gempa di Pidie Jaya 'terasa lebih keras' dari gempa besar 2004


Aceh, Pidie, gempaImage copyrightAFP/AQIEN ABDULLAH
Image captionDi beberapa tempat, upaya penyelamatan korban yang terperangkap puing-puing berlangsung tanpa alat-alat berat.

Warga di Pidie Jaya, Aceh, mengaku panik dan khawatir gempa dengan kekuatan 6,5 pada skala Richter pada hari Rabu (07/12) pagi akan menimbulkan tsunami.
Begitu gempa terjadi orang-orang berlari keluar dari rumah dan mencari lokasi yang lebih tinggi, kata warga Pidie Jaya, Hamdani yang berusia 45 tahun.
"Sama seperti waktu gempa dulu, malah (kali ini) gempanya lebih parah lagi. Guncangan gempanya lebih keras," ungkap Hamdani.
"Menjelang subuh, siap-siap salat tiba-tiba ada gempa. Kami ke luar semua karena kebetulan rumah kita berdekatan dengan laut, jadi kami cari tempat yang aman karena pengalaman waktu tsunami (2004)," kata Hamdani.
Setelah gempa besar, dia merasakan beberapa kali gempa susulan, tetapi di sekitar permukimannya tak banyak rumah yang hancur.
Fitriyanti, warga Pidie lain, menggendong kedua anaknya yang masih balita untuk ke luar rumah.

Gempa di Pidie JayaImage copyrightEPA
Image captionAlat berat sudah dikerahkan untuk mencari korban yang diperkirakan tertimbun atau berada di bawah reruntuhan bangunan.

Dia juga mengatakan bahwa guncangan gempa terasa keras dan berbeda dengan gempa yang disertai tsunami pada 26 Desember 2004. Ia menggambarkan gempa pada 2004 lalu seperti naik ayunan.
"(Kali ini saya) langsung berlari keluar menggendong anak karena anak masih tidur," kata Fitriyanti.
Azir (52 tahun) yang juga warga Pidie Jaya mengaku masih tidur ketika gempa terjadi.
"Setelah itu disuruh bangun, yang lain tak tahu juga... tak ada yang rusak parah. Di rumah paling pecah, kena kepala kena lemari (yang) jatuh," jelas Azir.
Gempa hari Rabu berpusat di darat dan menyebabkan ratusan bangunan ruko, rumah warga, dan fasilitas umum seperti masjid dan sekolah rusak.
Hingga Rabu petang waktu setempat para pejabat mengatakan setidaknya 90 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka.
Pada 2004 terjadi gempa besar di Aceh yang diikuti tsunami, menyebabkan sekitar 120.000 orang tewas. Namun kawasan Pidie Jaya tidak termasuk dalam kawasan yang menderita karena gempa dan tsunami 12 tahun lalu.

Gempa AcehImage copyrightGETTY IMAGES
Image captionTim penyelamat mencari korban gempa di Pidie Jaya, Aceh, hari Rabu (07/12).

sumber: http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38233073

====

TNI kirim satgas kesehatan bantu korban gempa

 | 761 Views




TNI kirim satgas kesehatan bantu korban gempa
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (ANTARA /Fakhri Hermansyah)
 "Tugas Satgas Kesehatan TNI adalah membantu korban akibat gempa bumi. Ini merupakan pengabdian TNI kepada masyarakat."
Jakarta (ANTARA News) - TNI mengirim Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan sebanyak 218 personil untuk membantu korban gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada Rabu.

"Tugas Satgas Kesehatan TNI adalah membantu korban akibat gempa bumi. Ini merupakan pengabdian TNI kepada masyarakat," kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat melepas keberangkatan personel TNI yang tergabung dalam Satgas Kesehatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu.

Mereka diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta ke Provinsi NAD dengan menggunakan pesawat Hercules C 130 TNI AU.

Panglima TNI menegaskan bahwa, dalam kondisi sulit apapun, prajurit TNI selalu melaksanakan tugasnya dengan maksimal dan senang hati.

"Kalau ada pasien-pasien yang dirawat di lapangan terbuka, setelah tenda rumah sakit lapangan Satgas Kesehatan TNI tergelar langsung bisa dioperasionalkan untuk merawat korban," jelasnya.

Personel Satgas Kesehatan TNI yang diberangkatkan ke NAD berjumlah 218 personel terdiri dari: 82 prajurit Yonkes Kostrad TNI AD, 61 prajurit Marinir TNI AL dan 31 personel Basarnas, RS Mintohardjo TNI AL mengirimkan 6 orang dokter Spesialis, 1 orang dr Umum dan 35 orang Kes Marinir terdiri dari 2 dokter Umum dan 33 personel kesehatan Marinir.

Dalam rangka membantu korban Gempa Bumi tersebut, personel Kodam IM mengerahkan 740 personel terdiri dari: Babinsa Kodim Pidie 400 orang, 100 orang Yon Armed 17/Rencong Sakti (1 SSK), 200 orang Yonif 113/Jaya Sakti (2 SSK), 25 orang dari Denkesyah Loksumawe dan Kesdam, 15 orang Denbekang Loksumawe, serta 2 unit Exsavator, 3 unit Laoder dan 4 unit Dum Truk dari satuan Batalyon Zipur 16/DA.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangiley, menyatakan, jumlah korban jiwa dari gempa Bumi di Kabupaten Pidie, Aceh, adalah 97 orang.

"Itu data hingga pukul 17.00 WIB hari ini," kata dianya.

Rampangiley bersama sejumlah staf dan pimpinan instansi terkait telah berada di Aceh sejak Rabu siang.

Menurut dia, jumlah korban jiwa itu masih ditambah 411 orang luka berat dan 125 orang luka ringan.

Adapun perincian korban jiwa di Kabupaten Pidie Jaya itu adalah dua orang meninggal Kecamatan Lungputu, 23 di Kecamatan Tringgadeng, 29 orang di Kecamatan Meredu, 41 orang di Kecamatan Ukeglee. Sedangkan di Kabupaten Bireun adalah dua orang di Kecamatan Samalanga.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
====

148 Juta Masyarakat Indonesia Tinggal di Kawasan Rawan Gempa

Gempa Aceh

Putera Negara
Jurnalis
JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan ada 148 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di kawasan rawan gempa bumi.
Kawasan rawan gempa termasuk Kabupaten Pidie Jaya, Aceh yang diguncang gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter, pagi tadi.
"Cukup banyak 148 juta jiwa masyarakat Indonesia yang tinggal di tengah ancaman gempa berskala sedang sampai tinggi," kata Sutopo saat gelar jumpa pers di Graha BNPB Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (7/12/2016).
Sehingga, Sutopo menjelaskan perlu adanya sosialisasi dan edukasi terkait ancaman gempa bumi termasuk pemahaman mengenai rumah tahan gempa. Hanya saja, rumah tahan gempa butuh biaya lebih banyak dalam membuatnya dibanding rumah biasa.
"Membangun rumah tahan gempa itu lebih mahal 30-40 persen. Makanya harus diberikan kemudahan untuk masyarakat tidak mampu apalagi masyarakat pendapatannya rendah," tutupnya.
(ris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar