Agung Lompat dari Lantai 4 Tower ATC
jpnn.com, MAKASSAR - AirNav Indonesia memberikan apresiasi yang luar biasa atas dedikasi yang ditunjukkan oleh salah satu personel Air Traffic Controller (ATC) Anthonius Gunawan Agung.
Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto berada di Makassar untuk menyambut kedatang jenazah dari Palu pada Sabtu (29/9) lalu.
“Keluarga besar AirNav berduka ataa berpulangnya Almarhum. Alm Agung, yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan. Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ungkap Novie.
Disampaikan Novie, pihaknya akan mengadakan upacara penyerahan jenazah kepada keluarga almarhum di Makassar.
“Kedua orang tua almarhum memang berdomisili di Papua, tapi kelurga besarnya banyak tinggal di Makassar. Sehingga dari komunikasi kami dengan keluarga almarhum Agung rencana akan dimakamkan di Makassar,” ujarnya.Almarhum Agung adalah personel yang bertugas di Tower ATC AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie.
Sebelum gempa terjadi, Agung sedang melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar.Sayang, nyawa Agung tidak tertolong usai melompat dari lantai 4 tempatnya bertugas saat gempa terjadi.(chi/jpnn)
Sulawesi tengah, kembali normal
jpnn.com, PALU - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan moda transportasi baik darat maupun laut di Palu, Sulawesi tengah, kembali normal. Bandara maupun pelabuhan dari dan ke Palu pun sudah mulai beroperasi pada Minggu (30/9).
"Saya juga upayakan hari ini kapal feri mulai beroprerasi," kata Menhub Budi Karya di Palu, Minggu (30/9).
Budi Karya mengatakan, moda transportasi kapal feri efektif untuk mengantar bantuan logistik. Sehingga kebutuhan para pengungsi korban gempa dan tsunami bisa tercukupi.
"Kalau dari Balikpapan dengan kapal 7 jam, itu yang paling potensial untuk menempuh ke Palu dan logistik orang-orang lebih gampang mestinya," ujar Budi.
Sebelumnya, sejumlah kapal naik ke darat saat tsunami menerjang Kota Palu pada Jumat (28/9). Kapal-kapal itu tidak mengalami kerusakan sehingga segera dibawa kembali ke laut.
Selain itu, Budi Karya juga memastikan Bandara Mutiara SIS Al Jufri sudah mulai beroperasi. Penerbangan komersil juga sudah dibuka, meski tidak semuanya.
"Dari 40 take off-landing, kami perkirakan bisa 20 take off-landing maksimal-lah karena yang yang 20 take off-landing syarat dengan kualifikasi ATR sama yang 737-500 itu yang dimiliki oleh beberapa penerbangan," ujar Budi. (mg7/jpnn)
Direktur Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Novie Riyanto, menyebut personel AirNav lainnya yang tidak sedang melayani penerbangan turun saat gempa terjadi.
''Beliau menunggu pesawat Batik hingga airborne. Setelah pesawat airborne, kondisi gempa sudah semakin kuat. Beliau akhirnya memutuskan melompat dari cabin tower atau lantai 4, akibatnya beliau mengalami patah kaki," kata Novie kepada Wartawan, Sabtu (29/9).
Setelah gempa berhenti sesaat, personel AirNav yang sebelumnya menyelamatkan diri, mencari Agung. Namun sayang, mereka mendapati Agung dalam keadaan cedera serius.
Agung dengan kaki yang patah dibawa ke Rumah Sakit terdekat. Di rumah sakit didapati keterangan mengenai kondisi luka Agung sangat parah. Ia butuh penanganan segera, terlebih setelah keluar hasil rontgen.
Rumah sakit setempat tak mampu menangani luka Agung. Ia harus dirujuk segera ke rumah sakit yang lebih besar karena diindikasi ada luka dalam.
AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan Sabtu (29/9) pagi.
Agung kemudian dibawa ke bandara untuk diterbangkan dengan helikopter menuju Balikpapan. Namun, sebelum helikopter tiba, Agung mengembuskan napas terakhirnya.
Helikopter yang seharusnya membawa Agung ke rumah sakit, malah digunakan untuk mengantarnya menuju liang lahat. "Mendiang akan diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga," jelas Novie.
Airnav, kata Novie, akan menaikkan dua pangkat Agung. Selain itu, penghormatan dan apresiasi yang luar biasa terhadap dedikasi yang ditunjukkannya.
Novie menyatakan, keluarga besar Airnav Indonesia sangat berduka cita. Agung membuat keluarga besar AirNav mengerti bagaimana sebuah kata "pelayanan" untuk mewujudkan keselamatan penerbangan.
(ed: nina ch)
Anthonius Gunawan Agung rela membahayakan nyawanya. Lelaki yang biasa disapa Agung itu "bertahan" di dalam gedung yang bisa saja menimbunnya bersama reruntuhan saat gempa berskala 7,7 skala Richter (SR) mengguncang Palu.
Saat itu, sebuah pesawat Maskapai Batik Air ID 6231 akan lepas landas dari Bandara Sis Al-Jufrie, Palu. Saat akan lepas landas, gempa hebat menghentak dan menggetarkan semua dinding di sekitarnya.
Agung sedang berada di dalam Tower ATC AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie. Agung adalah orang yang memberikan pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar.
Agung jugalah yang telah memberikan clearance atau izin untuk lepas landas berikut dengan semua informasi penerbangan kepada Batik saat gempa terjadi. Bahkan ia tetap dalam gedung dan di depan alat komunikasinya untuk memastikan semua roda pesawat sudah tidak menyentuh landasan pacu serta sudah dalam kondisi terbang penuh.
Ia tak menghiraukan getaran gempa yang membuat semua benda di sekelilingnya jatuh dan pecah. Sejatinya, gempa sudah mengguncang Palu saat pesawat Batik tersebut belum lepas landas, Agung bisa saja meninggalkan tempat kerjanya. Namun, keselamatan penumpang pesawat lebih diutamakannya.
Sebagai personel ATC, Agung bertanggung jawab menjadi pemandu lalu lintas udara. Ia memastikan pesawat udara tersebut lolos dari rintangan yang ada di sekitarnya, termasuk gempa yang mengguncang Bandara.
Agung membantu pilot dalam mengendalikan keadaan darurat, memberikan informasi yang dibutuhkan pilot, mulai dari informasi cuaca, informasi navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara. Sementara gempa makin kuat menggetarkan kabin tempat ia berkomunikasi dengan pilot.
Semua aktivitas pesawat di dalam Manoeuvring Area diharuskan mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC, yang kemudian ATC akan memberikan informasi, instruksi, clearance kepada pilot sehingga penerbangan selamat.
Agung bertahan dalam keadaan yang sangat mengancam nyawanya, demi para penumpang mengudara dan meninggalkan Palu yang sedang porak peranda oleh gempa.
jpnn.com, JAKARTA - Korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga Minggu (30/9) pukul 13.00 tercatat sudah 832 korban meninggal dunia.
"(Sebanyak) 832 orang meninggal dunia. Dari Kota Palu 821 orang dan Kabupaten Donggala 11 orang," kata Kepala Pusat Data dan Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatin dan Humas) BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta Timur, Minggu (30/9).
Menurut Sutopo, korban meninggal dunia disebabkan tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami. "Korban meninggal dunia segera dimakamkan secara layak setelah identifikasi melalui DVI, fase recognition dan sidik jadi. Hari ini korban mulai dimakamkan secara massal untuk menghindari timbulnya penyakit," ungkap Sutopo.
Dia menambahkan, sebanyak 540 korban yang mengalami luka berat masih dirawat di rumah sakit. "Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi. Korban diduga tertimbun bangunan runtuh, dan daerahnya belum dijangkau tim SAR," papar Sutopo.
Lanjut Sutopo, hingga Minggu (30/9) pukul 13.00, sebanyak 71 warga negara asing (WNA) terdampak bencana di Pali dan Donggala. Masing-masing satu asal Singapura dan Belgia sudah dievakuasi ke Jakarta. Satu asal Koreal Selatan, kondisinya belum diketahui, diduga posisi di Hotel Roa di Palu yang runtuh karena gempa. Tiga WNA asal Perancis dan satu asal Malaysia kondisinya belum diketahui.
Kemudian satu asal Jerman di John Dive Resort Dinggala, diperoleh informasi kondisi aman. Sebanyak 10 asal Vietnam saat ini berada di posko Bandara Mutiara Palu, dalam kondisi aman. Kemudian 32 orang asal Thailand di Palu dalam kondisi akan, dan 21 asal Tiongkok di Hotel Best Western Palu dalam kondisi aman.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola telah menerapkan masa tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami selama 14 hari atau mulai 28 September hingga 11 Oktober 2018. Hingga saat ini, kata Sutopo, baru Kota Palu yang dapat diperoleh data dampak dan penanganan bendana. Sedangkan Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong, belum ada laporan karena listrik padam dan komunikasi terputus.
Daerah terdampak meliputi Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo telah mengirimkan surat kawat agar kepala daerah setempat menetapkan masa tanggap darurat. (boy/jpnn)
Tsunami dan gempa Palu, 384 korban meninggal, Donggala belum bisa diakses
Jumlah korban tewas akibat Tsunami dan gempa di Palu, tercatat sudah mencapai 384 orang namun angka korban belum termasuk Donggala yang masih belum bisa diakses di tengah komunikasi yang terputus.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan untuk terbang ke kawasan terkena gempa, Minggu (30/9).
"Presiden akan meninjau penanganan darurat kemanusiaan, evakuasi para korban, serta menemui para korban bencana," kata juru bicara presiden, Johan Budi.
- Gempa Donggala: Tsunami benar terjadi meski peringatan dini dicabut
- Mengapa gempa terus terjadi di Indonesia?
- Gempa Lombok: Warga mulai membangun sendiri rumahnya
Sementara itu, dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Sabtu (29/9), juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut, penanganan darurat masih dipusatkan pada pencarian dan penyelamatan.
Ia membantah tudingan bahwa evakuasi dan penanganan bantuan kemanusiaan berlangsung lambat.
Sutopo menyebut, selain 384 orang tewas, dan kemungkinan masih bertambah, sejauh ini 29 orang lain hilang dan 540 orang terluka.
"Para korban yang meninggal dunia itu sebagian karena tsunami: jasad mereka ditemukan di daerah pesisir," papar Sutopo pula -yang tetap bertugas kendati menderita kanker paru-paru stadium lanjut.
"Sebagian lagi yang meninggal itu karena gempa. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan."
Tetapi, katanya, "Ini baru yang di Palu. Kerusakan di Donggala, masih belum terdata karena komunikasi terputus sama sekali dan daerah itu belum bisa dijangkau. dan listrik di sana mati total."
Belum jelas, bagaima upaya pemerintah untuk menjangkau Donggala.
Betapa pun, katanya, "kalau mengacu pada kekuatan gempa bumi, maka yang di Donggala kerusakannya bisa jauh lebih parah. Namun korban jiwa belum tentu, karena sebaran penduduknya berbeda," katanya pula.
Sejauh ini, kerusakan di Palu pun tergolong parah: berbagai gedung hancur rata dengan tanah.
Itu karena kekuatan tsunami sangat dahsyat, kata Sutopo. "Di tengah laut kecepatannya hingga 400 km per jam, sehingga ketika menghantam daratan, gelombang air sangat tinggi dan kuat, dan daya rusaknya tinggi. Bisa menghancurkan infrastrukur," kata Sutopo pula.
Kehancuran memang tampak di berbagai pelosok kota Palu: mayat bergelimpangan di mana-mana, bangunan-bangunan hancur, puing-puing bertebaran, situasi begitu sunyi dan mencekam.
"Pantai Talise (yang diterjang Tsunami kemarin) habis, semua habis di sana," kata Eddy Djunaedi wartawan Metro Palu, yang juga warga Kota Palu, lewat sambungan telepon.
"Warga mulai datang mengidentifikasi jenazah, diperkirakan ratusan tewas."
Eddy Djunaedi sendiri selamat karena rumahnya berada di ketinggian. Setelah semalaman bersiaga, mewaspadai gempa susulan setelah tsunami menerjang, Eddy akhirnya bergerak menuju Anjungan Pantai Talise, Sabtu (29/9), dan tiba di kawasan itu sekitar pukul 08:00.
Warga kota Palu itu baru benar-benar menyadari dampak tsunami itu ketika berdiri di dekat pantai Talise, karena sepanjang malam ia boleh dikata terisolasi: listrik padam, sementara jaringan telekomunikasi tidak bisa diandalkan.
Edy mencemaskan banyaknya korban jiwa berdasar pengamatannya di lapangan.
- Gempa Lombok: Daratan berubah bentuk dan naik 25 sentimeter
- Berburu gempa dengan menggunakan pengetahuan mesin
- Gempa Lombok: Saat warga panik dan puluhan rumah terbakar
Sejauh ini, korban tewas dan luka disebar di setidaknya empat rumah sakit.
"Korban yang luka perawatannya dilakukan di luar, dilapangan terbuka, untuk berjaga-jaga dari kemungkinan gempa susulan, terlebih dinding rumahsakit retak di sana-sini," kata Jauhardin seorang dokter di RSUD Undata Mamboro, Palu.
Sementara Kepala BNPB, Willem Rampangilei, mengatakan, tim mereka baru akan tiba di Palu sekitar pukul 14:00.
"Lalu kami akan melakukan assessment terhadap kerusakan dan korban," katanya kepada wartawan. dari situ baru akan diketahui jumlah korban dan kerusakan.
"Yang jelas, prioritasnya adalah penyelamatan dan pencarian korban. Karena kemungkinan banyak korban tertimpa bangunan akibat gempa, atau terdampak Tsunami," katanya.
Kesaksian Mohamad Fajar, warga Sengau, Kecamatan Tetanga, Palu:
"Gempanya lumayan dasyat. Rata-rata jalan ke Palu barat ini semua retak, bahkan ada yang turunnya sampai 80 cm, amblas ke bawah. Tadi posisinya saya sementara di atas motor, saya jatuh. Langsung jatuh. Posisi saya sementara mengendarai motor, tiba-tiba gempa, jatuh. Lumayan keras. Ya ada luka di siku sebelah kanan. Lecet saja.
Jembatan Empat, maskotnya Palu, itu patah tadi posisinya. Patah di tengah-tengahnya. Jadi akses dari selatan ke barat itu putus.
Terus di tempat saya juga ada rumah yang retak, ada tembok-tembok yang rubuh.
Orang-orang di sekitar saya, semua juga kan, posisi kan saya sementara di tengah kota. Jadi rata-rata di keliling gedung bertingkat, semua memang lari, lari keluar gedung, semua berhamburan ke tengah jalan.
Kalau gempanya sendiri tadi dia goyangnya sekitar hampir satu menit. Terus kalau efek setelah itu, sampai sekarang masih ada. Efeknya orang masih takut masuk ke dalam rumah. Semua orang ini posisi masih di luar rumah.
Rekaman video warga yang selamat berdera di media sosial, menunjukkan kehanjuran di kawasan Pantai Talise. Masjid terapung yang terkenal, mengalami kerusakan berat.
Pantai penuh dengan berbagai barang dan puing, dan di sana-sini, ditemukan jasad.
Sementara Jembatan Kuning yang ikonik, rubuh.
Di beberapa tempat warga membaringkan jenazah yang ditemukan, dan mulai mengidentifikasi.
Jeritan dan tangisan terdengar dari warga yang kehilangan anggota keluarga.
Jaringan telekomunikasi sudah mulai membaik, namun masih sangat tidak stabil.
Sementara itu, bandar udara Mutiara SIS Al-Jufri masih ditutup, karena berbagai kerusakan yang dialami.
Presiden Joko Widodo mentakan, "memantau keadaan dari waktu ke waktu, memanjatkan doa bagi korban dan keluarga mereka," dan memerintahkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, untuk mengkoordinasikan penanganan darurat.
Ia mengatakan, akan berangkat juga ke lokasi Tsunami dalam waktu dekat.
Menko Polhukam Wiranto sudah berangkat menuju lokasi tsunami bersama sejumlah menteri dan pejabat lain.
TNI dan berbagai lembaga darurat seperti PMI sudah pula mengirimkan fasilitas-fasilitas penyelamatan dan bantuan darurat ke lokasi. Namun bandara Palu yang belum pulih, dan jalan-jalan yang rusak di Sulawesi tengah, menghambat pengerahan fasilitas-fasilitas itu.
MUI Serukan Umat
Bantu Korban Gempa dan Tsunami Palu
Minggu, 30 September 2018 – 20:42 WIB
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan duka yang mendalam atas musibah gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan sekitarnya. Gempa berkekuatan 7,4 skala richter itu telah menewaskan banyak orang dan korban luka-luka.
"Kami berdoa semoga korban yang meninggal dunia husnul khotimah, diampuni semua dosa-dosanya dan ditempatkan di surga oleh Allah SWT, dan keluarga korban yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan iman," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam pernyataan resminya, Minggu (30/9).
Demikian pula untuk korban yang mengalami luka, semoga segera diberikan kesembuhan dan kembali pulih seperti sediakala.
MUI mengimbau kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah darurat mengatasi musibah tsunami dan gempa tersebut. Utamakan keselamatan jiwa manusia, mengevakuasi dan mengurus jenazah korban, mencukupi kebutuhan dasar seperti air bersih, kecukupan bahan makanan, tempat pengungsian, mencukupi tenaga medis dan obat-obatan, serta memulihkan jaringan transportasi, listrik dan telekomunikasi.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam untuk menggalang solidaritas nasional, bahu-membahu, bergotong royong dan bekerja sama membantu saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah, sehingga bisa meringankan beban yang dihadapi mereka. Dengan semangat kerja sama dan gotong royong Insyaallah kita akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik," tuturnya.
Untuk ke depannya, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia bahwa kita ini mendiami wilayah yang rawan gempa. Masyarakat harus mengerahui daerah mana saja yang rawan gempa, dan bagaimana cara mengatasinya jika terjadi gempa. Dengan demikian masyarakat lebih memiliki kesiapan untuk menghadapi musibah yang akan terjadi. (esy/jpnn)
Gempa Donggala: Tsunami benar terjadi meski peringatan dini dicabut
Kepala BMKG Dwi Korita Karmawati memastikan bawah benar terjadi tsunami, menghantam kawasan pantai Talise, Kota Palu dengan ketinggian hingga 1,5 meter akibat gempa berkekuatan 7,7 pada skala Richter yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, tetapi air sudah surut.
"Dari pemantauan di lapangan, benar terjadi tsunami, dan bahwa video yang beredar itu memang benar," kata Dwi Korita Karmawati dalam jumpa pers di kantor BMKG, Jumat malam (28/09).
"Tsunami mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter, terjadi pada pukul 17:32. Namun kemudian setelah beberapa lama, air sudah surut," katanya.
- Laporan dari lokasi tsunami Palu: Kehancuran di mana-mana, dicemaskan ratusan tewas
- Gempa Lombok: Warga mulai membangun sendiri rumahnya
- Gempa Lombok: Daratan berubah bentuk dan naik 25 sentimeter
Di media sosial beredar video yang menunjukkan ombak besar menerjang pantai sekitar pesisir Palu. Video lain menunjukkan, air bah menerjang masuk pemukiman. Belum jelas apakah jatuh korban. Selain di Palu dan Donggala, tsunami juga melanda Mamuji di Sulawesi Barat.
Pengumuman bahwa terjadi tsunami akibat gempa di Donggala disampaikan beberapa jam setelah peringitan dini tsunami dicabut.
Dua gempa di Sulawesi Tengah dalam selang tiga jam sempat memicu peringatan tsunami yang kemudian dicabut dan gempa besar itu diikuti dengan gempa-gempa susulan. Sejauh ini seorang warga meninggal dunia dan 10 luka akibat peristiwa pada Jumat (28/09).
Gempa pertama terjadi di Donggala, sekitar pukul 14:00, sementara gempa berikutnya terjadi pada pukul 17:02. Di antara dua gempa besar, terjadi setidaknya tiga gempa kecil lain, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Peringatan dini tsunami segera aktif saat gempa di Palu terjadi, "namun sesudah setengah jam situasi kondusif, sehingga peringatan tsunami diakhiri," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Disebutkan gempa pertama berkekuatan 5,9 skala Richter dengan pusat gempa 2 km utara Kota Donggala pada kedalaman 10 km. Di sini, gempa tidak berpotensi tsunami.Sementara gempa sesudahnya pada pukul 17:02 terjadi 27 km timur laut Donggala, atau 80 km barat laut Palu, dan menimbukan peringatan tsunami.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, kemudian mengatakan bahwa peringatan dini tsunami sudah berakhir untuk Donggala, Mamuju dan Palu.
Terjadi kerusakan di berbagai tempat, dengan banyak rumah rubuh. Warga di daerah yang terkena dampak, keluar dari rumah masing-masing, berkumpul di tempat terbuka.
Mohamad Fajar, salah satu korban gempa dan tsunami, yang tinggal di Kelurahan Sengau, Kecamatan Tetanga, Palu, Sulawesi Tengah menceritakan pengamalamnnya:
"Gempanya lumayan dasyat. Rata-rata jalan ke Palu barat ini semua retak, bahkan ada yang turunnya sampai 80 cm, amblas ke bawah. Tadi posisinya saya sementara di atas motor, saya jatuh. Langsung jatuh. Posisi saya sementara mengendarai motor, tiba-tiba gempa, jatuh. Lumayan keras. Ya ada luka di siku sebelah kanan. Lecet saja.
Jembatan Empat, maskotnya Palu, itu patah tadi posisinya. Patah di tengah-tengahnya. Jadi akses dari selatan ke barat itu putus.
Terus di tempat saya juga ada rumah yang retak, ada tembok-tembok yang rubuh.
Orang-orang di sekitar saya, semua juga kan, posisi kan saya sementara di tengah kota. Jadi rata-rata di keliling gedung bertingkat, semua memang lari, lari keluar gedung, semua berhamburan ke tengah jalan.
Kalau gempanya sendiri tadi dia goyangnya sekitar hampir satu menit. Terus kalau efek setelah itu, sampai sekarang masih ada. Efeknya orang masih takut masuk ke dalam rumah. Semua orang ini posisi masih di luar rumah.
Kondisi itu juga dialami oleh warga di Palu, sekitar 40 km dari Donggala. Menurut Eddy Djunaidi, wartawan Metro di Palu, warga mengungsi ke tempat-tempat lebih tinggi karena khawatir akan tsunami.
"Kondisi di sekitar rumah gelap gulita," tuturnya.
Getaran gempa bahkan dapat dirasakan di Gorontalo, sekitar 576 kilometer dari pusat gempa di Donggala.
"Goyangnya agak lama. Bukan sekali getar langsung selesai, terus disusul goyang. Bukan begitu. Tetapi goyangannya lama. Orang pada saat keluar dari masjid, mereka diam, ada yang mengucapkan Subhanallah, Allahu Akbar, takbir. Mereka tidak begitu panik," tutur Rio, seorang warga Gorontalo.
Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan berdasarkan peta gempa, gempa di Donggala adalah "gempa bumi tektonik diakibatkan sesar Palu Koro, Selat Makasar".
"Kalau melihat dari peta dampak guncangan dari gempa bumi diperkirakan timbulnya kerusakan karena sudah mencapai sekitar 8 MMI di dekat sumber gempanya," tambahnya dalam wawancara dengan Nuraki Aziz untuk BBC News Indonesia.
Donggala setelah Lombok
Gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Richter dan susulan sebesar 7,7 skala Richter di Donggala, Sulawesi Tengah, ini terjadi satu bulan setelah gempa dahsyat Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Agustus 2018 lalu.
Namun gempa di Lombok dan Donggala tersebut tidak berkaitan.
"Tidak ada hubungannya sama sekali antara gempa di Lombok dengan di Palu Koro tadi, di Donggala. Hal yang berbeda, mekanismenya berbeda, sumber-sumber gempanya juga berbeda. Dan kedua daerah, baik di Lombok maupun di Donggala di sini juga memiliki sumber-sumber gempa." Demikian dijelaskan oleh Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiyo Prayitno.
Ditambahkan bahwa gempa di Donggala terjadi karena pergerakan sesar Palu Koro dan kondisi di Sulawesi lebih rumit karena ada pergerakan lempeng dari utara, selatan, dan timur.
Pergerakan sesar Palu Koro telah menyebabkan gempa beberapa kali, antara lain meliputi gempa di Sulawesi Tengah pada 14 Agustus tahun 1968 dengan kekuatan 6 skala Richter, gempa di Sulawesi Tengah dengan kekuatan 7,8 pada 1 Januari tahun 1996, dan pada 14 Mei 1921dengan kekuatan 6,3 skala Richter, kata Bambang Setiyo Prayitno.
Gempa susulan
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa gempa di Donggala diikuti dengan gempa-gempa susulan, sebagaimana dengan gempa besar di Lombok.
"Berdasarkan historis yang kemarin di gempa Lombok, maka dengan gempa yang cukup besar ini kemungkinannya bisa sampai dua minggu ke depan akan terjadi gempa-gempa susulan. Namun kita belum menghitung karena datanya belum terkumpul semua, nanti akan dihitung berapa pastinya," jelas Bambang Setiyo Prayitno.
Karena gempa susulan itu, lanjutnya, masyarakat diharapkan untuk tetap waspada apalagi kondisi bangunan yang sudah melemah setelah gempa besar. Mereka disarankan untuk menghindari rumah-rumah yang sudah tidak layak.
Hingga kini pihak berwenang belum dapat memberikan rincian skala kerusakan atau pun korban, antara lain karena akses terputus dan jaringan komunikasi terganggu.
Di ibu kota Sulawesi Tengah, Palu, hingga menjelang tengah malam listrik masih mati sementara kerusakan tampak terjadi, sebagaimana tertera dalam rekaman video dan foto yang menunjukkan masjid rusak.
"Saya tadi melalui di sana, memang seperti itu, kubahnya (masjid) rubuh, terus air masih ada di sekitarnya, motor, juga mobil, kendaraan masih berserakan," ungkap seorang warga Palu, Mohamad Fajar.
Ucapan Belangsungkawa Terus Mengalir ke Indonesia.
Menyusul gempa berkekuatan 7,5 skala Richter yang melanda provinsi Sulteng, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia sangat sedih dengan jumlah korban jiwa yang mengerikan dan korban luka akibat bencana tersebut. Ia pun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan kepada Pemerintah Indonesia. PBB, kata Guterres, siap untuk mendukung upaya penyelamatan dan bantuan yang dipimpin oleh pemerintah Indonesia seperti dikutip Sindonews dari situs PBB, Sabtu (29/9/2018).
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengaku sangat prihatin dengan situasi yang terjadi di Sulteng dan berharap daerah-daerah yang lulun lantak akibat gempa dapat dibangun kembali dan penduduk melanjutkan kehidupan normal mereka.Tsai Ing-wen juga menyatakan Taiwan bersedia menawarkan segala jenis bantuan kepada Indonesia.
"Saya sedih dengan kerusakan dan kehilangan nyawa yang disebabkan oleh gempa dan tsunami di #Palu. #Taiwan siap mendukung upaya penyelamatan & pertolongan Indonesia," tulisnya di Twitter.
Ucapan turut berduka cita yang dalam disampaikan oleh pemerintah Mesir. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negerinya, Mesir memberikan dukungan untuk Indonesia secepatnya pulih pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda wilayah Sulawesi.
"Mesir menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban dan menekankan keyakinannya pada rakyat Indonesia bahwa mereka akan selamat dari insiden tragis ini," bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari laman Ahram.
Inggris menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Indonesia atas bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Negeri Ratu Elizabeth itu siap memberikan bantuan kepada pemerintah.
Ucapan belasungkawa atas bencana yang menelan korban tewas hingga 384 jiwa itu datang dari Menteri Muda Inggris untuk Urusan Asia dan Pasifik Mark Field.
"Belasungkawa mendalam untuk mereka yang terkena dampak tsunami dan gempa bumi di #Indonesia. Pikiran kami bersama keluarga dan teman-teman korban," kata Field seperti dikutip Sindonews dari Twitternya, Sabtu (29/9/2018).
Ucapan yang sama juga datang dari Menteri Bantuan Luar Negeri Inggris, Penny Mordaunt.
"Pikiran saya bersama orang-orang yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami dahsyat di Indonesia yang telah menewaskan ratusan orang dan banyak dari mereka tanpa listrik dan tempat tinggal," kata Penny diakun Twitter Kementerian Bantuan Luar Negeri Inggris.
"Kami terus memantau situasi dan Inggris siap membantu," sambungnya.
Sementara itu sejumlah lembaga turut memberikan bantuan kepada Indonesia. Sebuah badan amal Skotlandia menyumbangkan Rp3,8 miliar untuk membantu korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu.
Sedangkan yayasan bantuan kemanusiaan Turki, IHH, mengirim tim bantuan darurat ke Indonesia. Dalam pernyataannya, IHH mengatakan mereka telah mengirim tim yang terdiri dari lima orang untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Setidaknya 384 orang tewas setelah gempa berkekuatan 7,5 SR dan tsunami melanda Sulawesi Tengah. Tsunami, yang menjulang setinggi tiga meter, menghantam Palu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah, dan timur laut Kabupaten Donggala di dekatnya. Sebanyak 384 orang menjadi korban akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Foto/Istimewa
Dari berbagai sumber...
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45680350
https://news.okezone.com/read/2018/09/29/340/1957511/panglima-tni-komunikasi-di-palu-masih-terputus