Sabtu, 28 Januari 2017

Lawan Hoax Dengan Membanjiri Internet Dengan Informasi Benar

Lawan hoax, internet harus dibanjiri informasi benar












Merdeka.com - Kabar hoax belakangan ramai terjadi di media sosial. Bahkan untuk menanggulangiberita-berita hoax atau bohong di media sosial, sebuah badan akan dibentuk oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengatakan cara melawan hoax adalah dengan membanjiri internet dengan informasi yang benar.
"Cara melawan hoax adalah dengan membanjiri internet dengan informasi yang benar," katanya, Sabtu (28/1).
Dia mencontohkan dalam kasus Ahok, survei SMRC mengungkap 88 persen masyarakat yakin Ahok menistakan agama, tetapi tidak pernah menonton video aslinya.
"Hanya percaya 'katanya', beredar dari grup-grup WhatsApp, Facebook dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan, informasi yang diduga hoax dapat diverifikasi kebenarannya melalui laman STOPHOAX.PSI.ID, yang belum lama diluncurkan PSI.
"Ke depan stop hoax akan mengeksplorasi isu-isu lain, bukan hanya Ahok. PSI akan fokus pada konten video, sebab tren konten internet yang lebih banyak ditonton adalah video termasuk yang masuk ketegori hoax," kata Endika Wijaya, Manajer IT DPP PSI yang membawahi Stop Hoax.

Pakar komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando, meluruskan definisi hoax. Ade menyindir rekan sealmamaternya pakar filsafat Rocky Gerung yang mengatakan bahwa hoax terbaik adalah buatan penguasa.

"Hoax merupakan kebohongan yang dirancang sengaja untuk disamarkan sebagai kebenaran," kata Ade Armando.

Dalam kasus buku 'Jokowi Undercover', Rocky menuduh Jokowi menyebar hoax dengan mengatakan buku tersebut tidak ilmiah.

"Jokowi bisa saja bertanya kepada orang-orang pintar di sekelilingnya, jangan gara-gara pertarungan politik kita jadi kehilangan akal sehat," kata Ade.

Sementara itu, lanjut Ade, dalam konteks global, wacana tentang hoax tidak bisa dilepaskan dari Donald Trump.

"Hoax dibuat rumit, muncul istilah post-truth, atau belakangan alternative facts," jelas Ade.

Menurutnya, pengecekan fakta menunjukkan 81 persen hal-hal terkait Trump adalah hoax, tetapi nyatanya Trump terpilih jadi presiden Amerika Serikat.
[dan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar