Zohri berasal dari keluarga sederhana.
"Saya merinding melihat perjuangan Zohri.
Dia seorang yatim. Dari keluarga tidak mampu.
Tapi berhasil mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia,"
Lombok Utara, NTB (ANTARA News) - Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Ramdhani, mengatakan, TNI AD akan memberikan peluang dan prioritas kepada Lalu Muhammad Zohri, sang peraih medali emas lomba lari 100 meter U20 di Tampere, Finlandia.
Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Ramdhani (kiri) berbincang bersama Baiq Fazilah (tengah) kakak kandung Lalu Muhammad Zohri, peraih medali emas lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20, di Tampere, Finlandia, di rumah orangtua mereka, di dusun Karang Pangsor,Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7/2018).
(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
|
"TNI AD akan memberikan peluang dan perioritas kepada Zohri setelah lulus SMA melalui jalur khusus sebagai Bintara TNI AD," kata Ramdhani, saat berkunjung ke rumah Zohri, di Dusun Karang Pengsor, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Kamis.Zohri, sang peraih medali emas dunia itu akan kembali ke Lombok pada tanggal 16 Juli 2018.Saat berkunjung ke rumah Zohri, Ramdhani diterima langsung kakak kandungnya, Baiq Fazilah dan Lalu Mahrif.Selain memberikan peluang dan prioritas kepada Zohri sebagai bintara TNI AD, pihak TNI AD juga akan merenovasi rumah yang ditempati Zohri. Hal ini karena prestasi luar biasa Zohri. "Sesuai petunjuk dari pimpinan, mulai besok kami akan melakukan perehaban rumah yang dilakukan prajurit TNI dengan masyarakat agar layak huni," ujarnya."Kami dari TNI AD akan fokus untuk merehabilitasi rumah milik orangtua Zohri," katanya.Pada kesempatan yang sama, Ramdhani juga mengungkapkan kepada keluarga Zohri bahwa dia siap sebagai orangtua angkat Zohri.Sementara, Fazilah mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan tawaran Ramdhani, juga untuk penawaran terhadap Zohri sebagai anggota TNI AD.Editor: Ade P MarboenCOPYRIGHT © ANTARA 2018
Foto: Republika/Muhammad Nursyams |
Pewarta: Nur Imansyah
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Rumah Lalu Muhammad Zohri di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, mendadak ramai didatangi warga sekitar pada Kamis (12/7).
Keberhasilan Zohri menjadi juara dalam ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, membuat heboh masyarakat sekitar. Terlebih dengan pemberitaan yang cukup masif di berbagai media. Zohri Kerap Latihan Lari di Pantai tanpa Alas Kaki
Tetangga Zohri, Herman Heri (52) mengaku bangga atas pencapaian yang ditorehkan Zohri.
"Kita bangga sekali sebagai warga di sini, sangat, sangat bangga sekali dengan prestasi putra Lombok Utara ini," ujar Herman kepada Republika.co.id di rumah Zohri, Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7).
Herman mengaku sudah melihat potensi Zohri sejak lama. Meski tinggal di rumah yang terkesan cukup miris, Herman menilai, Zohri tidak pernah mengeluh dengan keterbatasannya.
"Anaknya biasa-biasa aja, gak neko-neko," lanjutnya.
Yang menarik, kata Herman, Zohri mampu mengubah keterbatasannya dengan segudang prestasi apik. Ia menyebutkan, Zohri acapkali berlatih dengan memanfaatkan kondisi alam yang ada di sekitar rumahnya. Rumah Zohri berada di sekitar area penyeberangan Bangsal menuju kawasan tiga gili.
"Latihannya kadang di lapangan, seringnya di pantai enggak pakai sepatu," katanya.
Kamis 12 July 2018 18:49 WIB
Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjanjikan bonus bagi atlet muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri yang berhasil menyabet emas di ajang Kejuaraan Atletik Dunia U-20 di Finlandia.
Meski belum tentu dalam bentuk uang, namun bonus kepada pelari asal Lombok tersebut dipastikan dalam bentuk beasiswa dan santunan.
"Kami (Kemenpora) akan memberikan beasiswa. Bahkan saya pribadi, akan berusaha untuk memperbaiki rumahnya," kata Imam saat dijumpai di sela kunjungan ke pusat pelatihan nasional pencak silat di Jakarta, Kamis (12/7).
Imam mengatakan, Zohri merupakan tanggungjawab pemerintah. Selama ini pelari U-20 itu bersekolah di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dibiayai oleh Kemenpora.
Imam menerangkan, Zohri berasal dari keluarga sederhana. "Saya merinding melihat perjuangan Zohri. Dia seorang yatim. Dari keluarga tidak mampu. Tapi berhasil mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia," sambung Imam.
Karena itu, Imam mengatakan, kewajiban pemerintah untuk tetap menjamin perkembangan karier Zohri di bidang atletik.
Zohri finis tercepat di nomor 100 meter putra dengan waktu 10,18 detik saat mengikuti Kejuaran Atletik Dunia U-20 di Finlandia, Rabu (11/7). Zohri mengalahkan dua pelari terbaik Amerika Serikat (AS) Anthony Scwartz dan Eric Harisson yang finis dengan waktu 10,22 detik.
Catatan waktu tersebut membuat Zohri berada di podium utama dunia dan berhak dengan medali emas. Gelar juara dunia pun menjadi miliknya. Gelar tertinggi atletik Indonesia yang tak sekalipun pernah tercapai.
REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Rasa syukur tak putus-putus diucapkan Baiq Fazilah (29) dan Lalu Marib (28). Keduanya adalah kakak dari Lalu Muhammad Zohri (18), pelari tercepat pada nomor sprint 100 meter putra di ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 Finlandia.
Kamis 12 July 2018 18:49 WIB
Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjanjikan bonus bagi atlet muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri yang berhasil menyabet emas di ajang Kejuaraan Atletik Dunia U-20 di Finlandia.
Meski belum tentu dalam bentuk uang, namun bonus kepada pelari asal Lombok tersebut dipastikan dalam bentuk beasiswa dan santunan.
Ketiga kakak beradik ini adalah anak dari Lalu Ahmad Yani (Almarhum) yang meninggal pada tahun lalu, dan Saeriah (Almarhumah) yang sudah meninggal sekitar 2015.
Keluarga ini hidup dalam keterbatasan ekonomi. Rumahnya terlihat seperti gubuk yang tidak terawat dan begitu memprihatinkan. Kondisi ini yang membuat Fazilah, Marib, dan Zohri berjuang untuk menghidupi diri.
Fazilah dan Marib bekerja di Gili Trawangan, sebagaimana kebanyakan warga di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini cukup wajar mengingat lokasi dusun ini berada tepat di jalur pintu masuk Pelabuhan Bangsa yang menjadi pelabuhan penyeberangan utama menuju kawasan tiga gili: Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.
Lalu Marib mengaku sangat bersyukur atas keberhasilan adiknya. Namun begitu, ia tidak menyangka sambutan yang datang begitu luar biasa. Sejak tersiar kabar kemenangan Zohri, rumahnya memang tak henti-henti didatangi tamu, baik pejabat, media, hingga masyarakat sekitar.
"Kita tidak menyangka disambut kaya begini," ujar Marib kepada Republika.co.id di rumahnya, Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7) malam.
Marib mengaku sedang berada di Gili Trawangan bersama sang kakak, Fazilah, saat adiknya menang di Finlandia. Kemudian, tetangganya memberitahu bahwa banyak media datang ingin mewawancarai dia dan kakaknya.
"Soalnya tadi kita lagi di Gili, ada yang telepon suruh balik, katanya ada yang mau wawancara, makanya saya dan kakak langsung buru-buru pulang," kata dia.
Kata Marib, ia dan kakaknya memang lebih banyak tinggal di Gili Trawangan. Biasanya, ia pulang ke rumah seminggu sekali. Marib berharap, Zohri bisa terus berprestasi di masa-masa mendatang.
Mengenai maraknya bantuan yang datang dan sejumlah tawaran kepada Zohri, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Zohri.
"Ya pesan saya Zohri tetap semangat saja, soal bantuan dan lain-lain terserah Zohri saja," ungkap Marib.
Keluarga Zohri tak Sangka dengan Sambutan yang Luar Biasa Kamis 12 July 2018 23:46 WIB
Lalu Mohammad Zohri (18 tahun) meraih medali emas untuk nomor lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Finlandia, Rabu (11/7) lalu Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri; Foto: Google/Galamedia |
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Populi Center Usep S Ahyar mengatakan Jakarta memang memiliki kekhususan tersendiri sehingga menjadi batu loncatan yang baik atau strategis untuk kepemimpinan nasional. Jakarta lebih berpotensial sebagai batu loncatan menuju RI 1 atau presiden Indonesia.
“Ada yang bilang gubernur Jakarta itu, ya, gubernur Indonesia,” kata Usep, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (12/7).
Ada banyak alasan Jakarta sangat potensial sebagai batu loncatan ke kepemimpinan nasional. Pertama, Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia sehingga gubernur DKI akan memiliki kewenangan lebih besar dibandingkan provinsi lain. Sebagai contoh, gubernur Jakarta bisa memilih langsung wali kota atau bupati di wilayahnya.
Alasan kedua, ia mengatakan, Jakarta merupakan cermin Indonesia dalam hal kompleksitas kultur, sosial politik, dan berbagai persoalan. Permasalahan itu seperti kemiskinan, kriminal, dan pengangguran.
Dalam hal kompleksitas kultur, DKI seperti miniatur Indonesia di mana seluruh suku ada di Ibu Kota. DKI merupakan wilayah yang tidak homogen, tetapi heterogen. “Artinya, dia harus teruji juga harus menjadi pemimpin yang multikulturalisme," kata dia.
Alasan ketiga, mayoritas media besar berada di Jakarta sehingga kegiatan gubernur DKI Jakarta selalu mendapat porsi untuk dipublikasikan. Bahkan, Usep mengatakan, ada pendapat bahwa gubernur DKI Jakarta merupakan pejabat setingkat menteri dan diatur oleh presiden tanpa lewat pemilihan.
Karena itu, jika sudah berhasil di Jakarta maka dapat dikatakan layak untuk memimpin Indonesia. "Ketika telah memilih Jakarta itu pasti punya potensi besar untuk maju ke nasional,” ujar Usep.
Namun, ia mengatakan, menjadikan Jakarta sebagai batu loncatan untuk kepemimpinan nasional bukanlah tradisi yang baik. “Negatifnya memang kepemimpinan di Jakarta menjadi tidak stabil atau tidak pasti," ujar dia.
Saat ini, Anies Baswedan sudah diproyeksikan untuk maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019, meski baru satu tahun menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Usulan ini mengundang polemik karena sebelumnya Joko Widodo juga tidak tuntas menyelesaikan amanah sebagai gubernur DKI Jakarta.
Jokowi yang terpilih sebagai gubernur DKI periode 2012-2017 memilih maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2014. Jika Anies maju maka jabatan gubernur DKI Jakarta hanya sekadar batu loncatan.
Calon Pendamping Prabowo
Pada Pilpres 2019
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Riza Patria mengatakan, pihaknya masih menggodok nama-nama yang bakal menjadi pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Nama-nama itu dari berbagai kalangan, mulai partai politik (parpol) hingga pengusaha.
Riza menjelaskan, dari sembilan tokoh yang diusulkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini hanya mengerucut dua nama.
Mereka adalah Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan alias Aher dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri.
Sementara itu, figur dari Partai Amanat Nasional (PAN) hanya tinggal satu, yakni Zulkifli Hasan selaku ketua umum.
Hal yang sama juga terjadi di Partai Demokrat. Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Madji hampir pasti tidak akan dipilih.
“Saya kira tinggal satu, yaitu AHY (Agus Harimurti Yudhoyono),” kata Riza, Kamis (12/7).
Sementara itu, figur dari luar parpol adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung (CT)
Kamis, 12 Juli 2018 – 21:03 WIB
Gerindra-Demokrat Berkoalisi, Peluang Anies Tertutup
Kamis, 12 Juli 2018 – 23:17 WIB
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi |
jpnn.com, JAKARTA - Maju tidaknya Anies Baswedan sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden di Pilpres 2019 tergantung dari kerelaan Partai Gerindra, PKS, PAN atau Demokrat untuk mengusungnya.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi mendasari pandangannya melihat realitas yang ada. Antara lain, saat maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Anies maju dengan dukungan koalisi Partai Gerindra dan PKS.
Alasan lain, hanya Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat yang sampai saat ini masih terus menggodok nama pasangan capres-cawapres yang akan diusung.
Sementara parpol pendukung pemerintah terkesan sudah mantap mengusung Jokowi.
"Jadi, meski Anies masih punya peluang, tapi sepertinya sulit terwujud maju di Pilpres 2019. Karena Demokrat saya yakin pilihan jatuh AHY dan Gerindra juga sudah pasti ke Prabowo," ujar Ari kepada JPNN, Kamis (12/7).
Menurut Pengajar di Universitas Indonesia ini, jika koalisi Gerindra-Demokrat terwujud, Anies hanya tinggal bersandar ke PKS dan PAN. Tentunya dengan harapan ada partai lain yang ikut mendukung, untuk mencukupi syarat minimal mengusung capres-cawapres.
"Saya kira PAN dan PKS rela mengambil posisi nomor dua asalkan capres punya modal suara dan modal duit. Jadi, jika koalisi Gerindra-Demokrat terwujud, Anies tinggal menyandarkan peluang ke PKS dan PAN," pungkas Ari.(gir/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar