Zohri berasal dari keluarga sederhana.
"Saya merinding melihat perjuangan Zohri.
Dia seorang yatim. Dari keluarga tidak mampu.
Tapi berhasil mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia,"
|
Pelari Indonesia Lalu Muhammad Zohri melakukan selebrasi seusai menang dalam perlombaan Atletik IAAF World U20 Championships cabang lari 100 meter di Tampere, Finlandia, Kamis (11/7). Lehtikuva/Kalle Parkkinen via REUTERS
Foto: REUTERS
|
Lombok Utara, NTB (ANTARA News) - Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Ramdhani, mengatakan, TNI AD akan memberikan peluang dan prioritas kepada Lalu Muhammad Zohri, sang peraih medali emas lomba lari 100 meter U20 di Tampere, Finlandia.
|
Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Ramdhani (kiri) berbincang bersama Baiq Fazilah (tengah) kakak kandung Lalu Muhammad Zohri, peraih medali emas lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20, di Tampere, Finlandia, di rumah orangtua mereka, di dusun Karang Pangsor,Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7/2018).
(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
|
"TNI AD akan memberikan peluang dan perioritas kepada Zohri setelah lulus SMA melalui jalur khusus sebagai Bintara TNI AD," kata Ramdhani, saat berkunjung ke rumah Zohri, di Dusun Karang Pengsor, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Kamis.Zohri, sang peraih medali emas dunia itu akan kembali ke Lombok pada tanggal 16 Juli 2018.Saat berkunjung ke rumah Zohri, Ramdhani diterima langsung kakak kandungnya, Baiq Fazilah dan Lalu Mahrif.Selain memberikan peluang dan prioritas kepada Zohri sebagai bintara TNI AD, pihak TNI AD juga akan merenovasi rumah yang ditempati Zohri. Hal ini karena prestasi luar biasa Zohri. "Sesuai petunjuk dari pimpinan, mulai besok kami akan melakukan perehaban rumah yang dilakukan prajurit TNI dengan masyarakat agar layak huni," ujarnya."Kami dari TNI AD akan fokus untuk merehabilitasi rumah milik orangtua Zohri," katanya.Pada kesempatan yang sama, Ramdhani juga mengungkapkan kepada keluarga Zohri bahwa dia siap sebagai orangtua angkat Zohri.Sementara, Fazilah mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan tawaran Ramdhani, juga untuk penawaran terhadap Zohri sebagai anggota TNI AD.Editor: Ade P MarboenCOPYRIGHT © ANTARA 2018
|
Baiq Fazilah memamerkan sejumlah medali yang diraih adiknya, Lalu Muhammad Zohri.
Foto: Republika/Muhammad Nursyams |
|
Rumah Lalu Muhammad Zohri di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Foto: Republika/Muhammad Nursyams
|
Pewarta: Nur Imansyah
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Rumah Lalu Muhammad Zohri di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, mendadak ramai didatangi warga sekitar pada Kamis (12/7).
Keberhasilan Zohri menjadi juara dalam ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, membuat heboh masyarakat sekitar. Terlebih dengan pemberitaan yang cukup masif di berbagai media. Zohri Kerap Latihan Lari di Pantai tanpa Alas Kaki
Tetangga Zohri, Herman Heri (52) mengaku bangga atas pencapaian yang ditorehkan Zohri.
"Kita bangga sekali sebagai warga di sini, sangat, sangat bangga sekali dengan prestasi putra Lombok Utara ini," ujar Herman kepada Republika.co.id di rumah Zohri, Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7).
Herman mengaku sudah melihat potensi Zohri sejak lama. Meski tinggal di rumah yang terkesan cukup miris, Herman menilai, Zohri tidak pernah mengeluh dengan keterbatasannya.
"Anaknya biasa-biasa aja, gak neko-neko," lanjutnya.
Yang menarik, kata Herman, Zohri mampu mengubah keterbatasannya dengan segudang prestasi apik. Ia menyebutkan, Zohri acapkali berlatih dengan memanfaatkan kondisi alam yang ada di sekitar rumahnya. Rumah Zohri berada di sekitar area penyeberangan Bangsal menuju kawasan tiga gili.
"Latihannya kadang di lapangan, seringnya di pantai enggak pakai sepatu," katanya.
Kamis 12 July 2018 18:49 WIB
Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjanjikan bonus bagi atlet muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri yang berhasil menyabet emas di ajang Kejuaraan Atletik Dunia U-20 di Finlandia.
Meski belum tentu dalam bentuk uang, namun bonus kepada pelari asal Lombok tersebut dipastikan dalam bentuk beasiswa dan santunan.
"Kami (Kemenpora) akan memberikan beasiswa. Bahkan saya pribadi, akan berusaha untuk memperbaiki rumahnya," kata Imam saat dijumpai di sela kunjungan ke pusat pelatihan nasional pencak silat di Jakarta, Kamis (12/7).
Imam mengatakan, Zohri merupakan tanggungjawab pemerintah. Selama ini pelari U-20 itu bersekolah di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dibiayai oleh Kemenpora.
Imam menerangkan, Zohri berasal dari keluarga sederhana. "Saya merinding melihat perjuangan Zohri. Dia seorang yatim. Dari keluarga tidak mampu. Tapi berhasil mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia," sambung Imam.
Karena itu, Imam mengatakan, kewajiban pemerintah untuk tetap menjamin perkembangan karier Zohri di bidang atletik.
Zohri finis tercepat di nomor 100 meter putra dengan waktu 10,18 detik saat mengikuti Kejuaran Atletik Dunia U-20 di Finlandia, Rabu (11/7). Zohri mengalahkan dua pelari terbaik Amerika Serikat (AS) Anthony Scwartz dan Eric Harisson yang finis dengan waktu 10,22 detik.
Catatan waktu tersebut membuat Zohri berada di podium utama dunia dan berhak dengan medali emas. Gelar juara dunia pun menjadi miliknya. Gelar tertinggi atletik Indonesia yang tak sekalipun pernah tercapai.
REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Rasa syukur tak putus-putus diucapkan Baiq Fazilah (29) dan Lalu Marib (28). Keduanya adalah kakak dari Lalu Muhammad Zohri (18), pelari tercepat pada nomor sprint 100 meter putra di ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 Finlandia.
Ketiga kakak beradik ini adalah anak dari Lalu Ahmad Yani (Almarhum) yang meninggal pada tahun lalu, dan Saeriah (Almarhumah) yang sudah meninggal sekitar 2015.
Keluarga ini hidup dalam keterbatasan ekonomi. Rumahnya terlihat seperti gubuk yang tidak terawat dan begitu memprihatinkan. Kondisi ini yang membuat Fazilah, Marib, dan Zohri berjuang untuk menghidupi diri.
Fazilah dan Marib bekerja di Gili Trawangan, sebagaimana kebanyakan warga di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini cukup wajar mengingat lokasi dusun ini berada tepat di jalur pintu masuk Pelabuhan Bangsa yang menjadi pelabuhan penyeberangan utama menuju kawasan tiga gili: Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.
Lalu Marib mengaku sangat bersyukur atas keberhasilan adiknya. Namun begitu, ia tidak menyangka sambutan yang datang begitu luar biasa. Sejak tersiar kabar kemenangan Zohri, rumahnya memang tak henti-henti didatangi tamu, baik pejabat, media, hingga masyarakat sekitar.
"Kita tidak menyangka disambut kaya begini," ujar Marib kepada Republika.co.id di rumahnya, Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7) malam.
Marib mengaku sedang berada di Gili Trawangan bersama sang kakak, Fazilah, saat adiknya menang di Finlandia. Kemudian, tetangganya memberitahu bahwa banyak media datang ingin mewawancarai dia dan kakaknya.
"Soalnya tadi kita lagi di Gili, ada yang telepon suruh balik, katanya ada yang mau wawancara, makanya saya dan kakak langsung buru-buru pulang," kata dia.
Kata Marib, ia dan kakaknya memang lebih banyak tinggal di Gili Trawangan. Biasanya, ia pulang ke rumah seminggu sekali. Marib berharap, Zohri bisa terus berprestasi di masa-masa mendatang.
Mengenai maraknya bantuan yang datang dan sejumlah tawaran kepada Zohri, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Zohri.
"Ya pesan saya Zohri tetap semangat saja, soal bantuan dan lain-lain terserah Zohri saja," ungkap Marib.
Keluarga Zohri tak Sangka dengan Sambutan yang Luar Biasa Kamis 12 July 2018 23:46 WIB
|
Lalu Mohammad Zohri (18 tahun) meraih medali emas untuk nomor lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Finlandia, Rabu (11/7) lalu Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri; Foto: Google/Galamedia |
Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansya
Asosiasi Atletik Polandia: Pinjamkan Bendera ke Zohri
Lalu Mohammad Zohri (18 tahun) meraih medali emas untuk nomor lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Finlandia, Rabu (11/7) lalu.
Namun, kabar gembira itu sempat diwarnai insiden yang kurang menyenangkan. Sang juara terpaksa menggunakan bendera Polandia saat selebrasi di depan kamera. Sebab, dia tidak mendapatkan bendera Indonesia sesaat setelah lomba usai.
Fakta ini diungkap pihak Polski Związek Lekkiej Atletyki (PZLA), Asosiasi Atletik Polandia. Melalui akun Twitter resminya tertanggal 11 Juli 2018, PZLA menampilkan foto Mohammad Zohri menjelang selebrasi. Atlet yang lahir di Lombok, NTB, itu tampak sedang menyelimuti punggungnya dengan bendera berwarna merah dan putih.
|
Zohri bersama bendera merah putih
Foto: Twitter
|
Sementara, di belakangnya seorang pria dan seorang perempuan yang, melihat pada warna kulitnya, patut diduga bukan orang Indonesia.
Foto tersebut disertai keterangan dalam bahasa Polandia, yang artinya: “Ya—bendera ini, yang kalian dapat lihat melalui gambar tersebut adalah bendera Putih-Merah milik Polandia. Tim kami meminjamkannya (kepada Mohammad Zohri –Red), tetapi para jurnalis menolak menerjemahkannya ke dalam (bahasa) Indonesia @#IAAFW.”
Sebelumnya, duta besar RI untuk Finlandia, Wiwiek Setyawati Firman telah menyampaikan klarifikasi terkait insiden tersebut.
Pihak KBRI Finlandia menanggapi pelbagai keberatan yang diungkapkan warganet tentang tayangan Mohammad Zohri yang mondar-mandir di depan tribun penonton untuk mencari bendera Indonesia.
Menurut Wiwiek, hanya wartawan televisi yang punya akses di garis finis ketika kejuaraan itu berlangsung. Dia lantas mencontohkan awak media Negeri Paman Sam yang dinilainya sigap meliput.
“Media Amerika Serikat sangat banyak dan mereka siap meliput di garis finis. Mereka juga membawa bendera mereka karena yakin atlet AS selalu menang pada lari 100 meter,” kata Wiwiek Setyawati Firman dalam keterangannya, Jumat (13/7).
Dia mengklaim, media asal Indonesia tidak ada dalam ajang kejuaraan tersebut. Adapun para pelatih Indonesia yang duduk di tribun penonton, lanjutnya, tidak diperbolehkan masuk ke lintasan lari.
“Hanya superman-lah yang bisa meloncati pagar masuk ke lintasan untuk memberikan bendera di garis finis dengan cepat dalam tempo yang sama dengan wartawan AS yang sedari awal memang sudah siap siaga di garis finis," demikian siaran pers KBRI Finlandia itu.